Senin, 29 April 2013

Kisah Istana Presiden Soekarno dibom Mig-17 TNI AU

Sebuah helikopter berwarna hijau gelap tiba-tiba terbang rendah di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta. Helikopter itu sempat membuat heboh dan menjadi tontonan ribuan warga Jakarta yang terjebak kemacetan di ruas jalan Sudirman-MH Thamrin. Heli itu bahkan sempat digelari heli misterius.

Akhirnya TNI AD mengaku helikopter itu milik mereka. Heli sedang terbang dalam misi latihan. Kadispen TNI AD Brigjen Rukman Ahmad enggan menjelaskan dalam rangka latihan apa.

Letak Bundaran HI tak jauh dari Istana Kepresidenan. Ada kisah menegangkan antara pesawat militer dengan Istana Kepresidenan. Dulu seorang pilot Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) pernah menerbangkan pesawat tempur Mig-17 dan mengebom Istana Presiden Soekarno.

9 Maret 1960. Tepat siang bolong Istana presiden dihentakkan oleh ledakan yang berasal dari tembakan kanon 23 mm pesawat Mig-17 yang dipiloti Daniel 'Tiger' Maukar. Maukar adalah Letnan AU yang telah dipengaruhi Permesta. Nama 'Tiger' adalah call sign atau panggilan. Setiap penerbang tempur pasti punya nama panggilan.

Kanon yang dijatuhkan Daniel Maukar menghantam pilar dan salah satunya jatuh tak jauh dari meja kerja Soekarno. Untunglah Soekarno tak ada di situ. Soekarno tengah memimpin rapat di gedung sebelah Istana Presiden.

"Sebuah pesawat udara yang terbang rendah menjatuhkan bingkisan mautnya tepat di kursi biasa aku duduk. Rupanya Tuhan tengah menggerakan tangan-Nya untuk melindungiku," kenang Soekarno soal peristiwa itu dalam buku biografinya yang ditulis Cindy Adams.

Setelah menjalankan aksinya Maukar mendaratkan jet tempur itu di persawahan wilayah Garut. Rencananya dia akan dijemput oleh para pejuang Darul Islam pimpinan Kartosoewiryo. Namun Maukar keburu tertangkap pasukan TNI. Berakhirlah petualangan salah satu pilot muda jagoan AURI itu.

Maukar membantah mencoba membunuh Soekarno. Aksinya hanya sekadar peringatan. Sebelum menembak Istana Presiden, dia sudah memastikan tak melihat bendera kuning dikibarkan di Istana sebagai tanda presiden ada di Istana. Dia tahu Istana sedang kosong. Maukar sendiri mengaku sangat mengagumi Soekarno. Aksi itu dilakukan karena kekecewaan dan hasutan para pejuang Minahasa yang kala itu merasa diperlakukan tak adil.

Maukar dijatuhi hukuman mati dan dipecat dari AURI. Tapi belakangan Soekarno mengampuninya. Dia menjalani hukuman selama delapan tahun sebelum bebas dan akhirnya menghabiskan hidup sebagai pendeta.


  ● Merdeka  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.