Kamis, 02 Mei 2013

Genap Berusia 30 Tahun, Habibie Ingin Pindad Seperti Nokia

http://d28j15pnfa5oxx.cloudfront.net/uploads/35020130430151831891Tepat hari Senin, 29 April 2013, PT Pindad (persero) genap berusia 30 tahun. Perjalanan panjang perusahaan yang masuk dalam BUMN strategis itu, tak bisa lepas dari tangan dingin Prof. DR. Ing. B.J. Habibie. Dalam buku ‘Pijakan untuk Kemandirian Alutsista, 30 tahun PT Pindad’ Habibie menceritakan ketika ia diminta Presiden Soeharto untuk mengembangkan Pindad. Waktu itu, kata Habibie, Pindad 100 persen militer. Karena anggarannya tidak cukup, maka sulit untuk dibesarkan. “Makanya saya sampaikan kepada Pak Harto, saya akan masukkan Pindad ke dalam industri strategis,” kata mantan Menteri Riset dan Teknologi era Soeharto yang dikenal jenius itu.

Habibie menegaskan, sasaran Pindad adalah membuat produk apa saja sesuai dengan kemampuannya dan tidak mesti berkaitan dengan produk militer. Pertimbangannya, kata mantan Presiden RI ke-3 tersebut, karena Indonesia tidak memiliki perang, tidak memiliki kebutuhan, tidak memiliki pasar dan anggaran. “Yang membelinya pun hanya angkatan bersenjata. Kita juga tidak bisa melakukan ekspor dan bersaing melawan Jerman atau Amerika Serikat,” ujar dia.

Habibie mengungkapkan harapannya agar suatu hari PT Pindad bisa seperti perusahaan telekomunikasi Nokia. Menurutnya itu bukan hanya mimpi. “Saya ingin Pindad seperti Nokia yang dulunya hanya sebuah perusahaan pengolahan kayu dan kertas. Sekarang Nokia tetap pabrik kayu dan kertas. Namun 99 persen produknya adalah telekomunikasi. Jangan dikira Habibie hanya mimpi. Saya mau, tapi memang butug waktu,” ungkap dia.

Di bagian lain Habibie juga menyampaikan apresiasinya atas prestasi PT Pindad. Ia memuji langkah Pindad yang sudah mampu membuat senjata SS2 dan panser. Meski demikian Habibie tetap mengingatkan agar Pindad memperhatikan strategi jangka panjang. “Jangan sampai Pindad hanya mengandalkan pesanan dari anggaran militer. Kita masih punya peluang mengembangkan bisnis yang lebih besar lagi dengan kompetensi SDM dan penguasaan teknologi yang ada,” sarannya.

  Opini  

2 komentar:

  1. Memang ini orang goblok yang bilang bahwa pembelian MBT Leopard 2A4 + 2A4 Revo adalah sia-sia. Buta ARMOR ya pak? taunya pesawat niaga saja. Dasar payah luh pak, gara-gara bapak tank indonesia cuman scorpion dan amx-amx butut rongsokan berjalan. Bapak saja ngerasain duduk didalam kendaraan-kendaraan lapis baja itu ketika ditembak PT-91 Malay, mau ngerasain? kena peluru SABOT 125 MM segede kelapa masuk ke dalam interior dan menghancurkan semua isinya? anda mau bertanggung jawab membayangkan BILA anak anda sendiri menjadi PRAJURIT anggota TNI AD / Marinir kita di dalamnya? Sudah tau barang-barang perancis dan inggris butut dan tidak tahan lama, ngk belajar dari pengalaman ya? dasar tolol, taunya angkasa doank, peran ARMOR WARFARE NOL BESAR LOEH PADAHAL SEHARI-HARI DULU DI JERMAN, BUTA TULI DAN IGNORANCE-KAH ANDA PAK? UDAH TIMTIM SEKARANG MAU NGELEPAS APALAGI? BELAJAR SEJARAH PAK PENGGUNAAN ARMOR DAN KEKUATAN UDARA TIDAK BISA DIPISAHKAN, TIDAK BISA MENJAGA AREA HUTAN KALIMANTAN DENGAN HANY MENGANDALKAN HAWK KECIL BEGITU ATAU BAHKAN SU30-MK2 TERBANG TERUS MENERUS MENCEGAH PENYUSUPAN SEMENTARA SENJATA AMPUH SEPERTI APACHE DAN LEOPARD DIKESAMPINGKAN, OTAK MU SAJA SCORPION, TANK PENGINTAI DENGAN SENJATA 20-25MM USANG? PIKIR DONK PAK SEBELUM MENGHINA TNI-AD UNTUK PEMBELIAN LEOPARD 120 MM L44 DAN APACHE BLOCK III YANG PENTING INI

    BalasHapus
  2. Sok pintar lo tomica IQ lo tuh yg jongkok, meski gak setuju klu ngomong dijaga, bgaimanapun beliau tokoh besar di negara ini dan lebih byk sumbangsihnya bagi negara dibanding lo!

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.