Minggu, 12 Mei 2013

Kerja Sama Alutsista dengan Inggris Harus Dibatalkan

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjiuyfgtBUuCWvQJIh8Rhc2vSCo4wJFHHGw7IUsEW4cFfQTnUTnX4alTdodKAvbqxGmKc7rljE7Z_QNC8SV-Vhzp3R7PTGLwntqwUyNZahq8Al0L9vkT_dbfYvQuDD-_5QElqkK8Kgcr9A/s400/Ragam+class_Deadmans+Handle.jpg
 Nahkoda Ragam Class
JAKARTA — Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Tb Hasanuddin mendesak pemerintah agar membatalkan kerja sama alutsista dengan Pemerintah Inggris. Hal ini dikarenakan negara kerajaan itu telah menghina bangsa Indonesia dengan membiarkan berdirinya kantor perwakilan Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Oxford.

“Pernyataan hormat mereka (Inggris) terhadap keutuhan NKRI hanya di mulut, padahal kenyataannya tidak,” kata Hasanuddin, Ahad (12/5).

Menurutnya, keputusan pemerintah tetap melanjutkan kerja sama ini dengan dalih untuk memenuhi kebutuhan alutsista, tidak bisa dibenarkan. Pasalnya, Inggris bukan satu-satunya negara yang memiliki peralatan militer yang bagus. “Masih ada Perancis, Rusia, dan negara-negara lain yang punya alutsista lebih baik dari Inggris,” tuturnya.

Karena itu, sebelum persoalan kantor OPM tersebut benar-benar dituntaskan, kata Hasanuddin, Pemerintah Indonesia seharusnya bisa bersikap tegas dan menekan Inggris. Apalagi, negara itu saat ini membutuhkan dana banyak untuk pemulihan ekonomi mereka yang tengah dilanda krisis.

Hasanuddin mengatakan, sikap Inggris yang mengizinkan pendirian kantor OPM di Oxford jelas-jelas telah mencederai hati rakyat Indonesia. “Bagaimana kalau seandainya di Indonesia juga dibangun kantor perwakilan kelompok separatis Irlandia Utara? Pasti Inggris juga tidak akan terima itu,” ucapnya.

Seperti diketahui, Jumat (10/5) lalu, Menteri Pertahanan Indonesia Purnomo Yusgiantoro menyatakan keberadaan kantor perwakilan OPM di Oxfrod tidak merusak kerja sama alutsista antara Indonesia dan Inggris. Hal ini dibuktikan dengan disepakatinya pembelian tiga unit kapal perang oleh Indonesia dari kerajaan tersebut. “Saat ini barangnya ada di Oxford, dan siap dikirim ke Indonesia,” ujar Purnomo.

  Republika  

2 komentar:

  1. Betul... Nilai harga bangsa lbh mahal drpd nilai alutsista yg dibeli dr Inggris. Alutsista bisa dibeli dr negara selain Inggris, sedangkan harga diri bangsa tdk bisa dibeli dr negara manapun, kecuali kita sbg bangsa Indonesia yg wajib menjaganya.

    Jika keberadaan kantor OPM dibiarkan, sama halnya kita membiarkan bom waktu yg setiap saat bisa meletus. Komitmen Inggris thd NKRI perlu dipertanyakan dg sikap tegas. Tdk sepatutnya negara manapun mencampuri kedaulatan suatu negara, terutama Indonesia.

    Jangan hanya karena mengejar target MEF, membuat kita jadi tergantung pd negara lain, terutama dg Inggris. Negara lain menghargai kita, maka kita akan menghargai negara tsb. Sebaliknya, jika negara lain tdk menghargai kita, maka tdk salah jika kita juga tdk menghargainya.

    Jika Inggris tdk bersedia membubarkan Kantor OPM di Oxford, maka putuskan kerjasama & hubungan. Demikian juga sebaaliknya...

    BalasHapus
  2. Yang mengambil keputusan untuk membeli kapal-kapal patroli dan kapal rudal belanda adalah orang-orang GOBLOGHK sekali, GOBLOGHK-nya Goblokgh SEKALI. Ditambah ini lagi beli kapal inggris, untung murah (katanya, ngk tau bener ngk). BELI KAPAL TU DARI JERMANNN ATAU AMERIKA ATAU KORSEL JANGAN DARI INGGRIS. SPAREPARTS MAHAL NGK KARUAN, mobil-mobil di jalan raya aja jelek punya Inggris kalah ama Jerman, ini kapal juga sama, bodoh kalian

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.