Minggu, 05 Mei 2013

Menghitung Jumlah Ideal Prajurit TNI Dan Alutsitanya

Sebenarnya kekuatan militer Indonesia jauh dari kata ideal baik secara jumlah pasukan apalagi peralatan perangnya walau rilis Global Firepower Military Ranks - 2013 : 1. United States of America, 2. Russia, 3. China, 4. India, 5. United Kingdom, 6. France, 7. Germany, 8. South Korea, 9. Italy, 10. Brazil, 11. Turkey, 12. Pakistan, 13. Israel, 14. Egypt, 15. Indonesia. Negara kita masuk ke 15 besar di dunia.

Yang mana kita ketahui dari banyak doktrin Militer dan petinggi militer bahwa jumlah ideal tentara itu bisa dikalkulasiakan 1 tentara menjaga 3 – 5 rakyat maka tentara Indonesia jauh dari kata ideal yang mana pasukan aktif TNI kita hanya sekitar 400.000 Tentara yang mencakup seluruh angkatan baik AD, AU, AL.

Baiklah kita akan membahas lebih detail beberapa kukuatan militer yang dibutuhkan INDONESIA untuk menjadi Negara yang disegani secara militer otomatis apabila militer kita kuat maka tingkat diplomasi negara kita akan berada diatas angin untuk hal adu argument dalam memutuskan perkara dengan Negara lain, dan apabila Negara kita lemah secara militer maka wibawa kita akan diinjak-injak bahkan wilayah teritori kita akan mudah di susupi lebih apesnya lagi Negara Antah barantah akan mengklaim batas–batas wilayah kita yang mana pernah terjadi, yakni kasus pulau sipadan dan ligitan yang di ambil oleh Malaysia, dimana Malaysia tahu bahwa militer kita waktu itu sangat lemah tanpa adanya moderinisasi alutsista beberapa tahun, bahkan kala itu TNI sedang getol memberantas sparatis GAM dimana alutsista sangat berperan aktif untuk mendukung operasi militer kala itu dan yang lebih parahnya lagi alutsista kita tak boleh dipakai untuk berperang oleh Negara penjual alutsista itu seperti Tank scorpion, pesawat hawk dll, ada apa ini.?? Kita sadari mereka mencoba bermain api, tapi apa daya apinyapun tak berhasil kita padamkan, apalagi untuk membakar balik, Sungguh ironis.

Maka kebijakan kebijakan barupun diberlakukan oleh pemerintah untuk menyiasati embargo militer dari Negara iri, salahsatunya kebijakan mengembangkan industry startegis dalam negeri yakni membangun pertalatan militer made in dewek yang mana kita lihat hasilnya sudah di depan mata yakni Panser, rantis militer, Senjata serbu, Kapal Perang, pesawat angkut militer, Roket jelajah dll. Kita patut berbangga walau kadang kita pesimis dengan kecanggihan produk dalam negeri sendiri karena secara tidak langsung Indonesia berhasil menjadi Negara penghasil dan penjual alutsista alias swasembada Senjata dimana peralatan perang kita sudah banyak dibeli oleh Negara lain dan teruji keunggulanya.

Kebijakan lain yakni pemerintah memberlakukan pembelian peralatan perang dengan perjanjian transfer of teknologi dalam setiap pengadaan alutsista yang belum mampu kita buat sendiri agar kedepan bangsa Indonesia bisa membuat sendiri senjata yang berteknologi WOW… Sekali lagi kita patut berbangga.

Apabila semua itu terealisasi maka impian macan Asia akan terulang kembali yakni menempatkan alutsista di depan pagar halaman rumah kita, so pasti Negara yang ingin bermain api pun berfikir 3x untuk mengusik Negara kita. Karena mereka tau efeknya seperti apa kalau macan sudah terluka dikeroyok pun dia akan tetap melawan.

Hitungan idelanya Seperti ini walau terkesan Tak masuk akan tapi percayalah selagi kita berdoa dan berusaha dan didukung SDA, SDM kita yang memadai apapun itu bisa di capai oleh Negara petarung seperti Indonesia, anda harus ingat di dunia ini Negara yang Merdeka dengan berperang secara jantan cuma 3 Negara salah satunya Negara kita, jadi jagankan untuk hal membeli alutsista merdeka pun bisa kita raih, mari berpositiv thinking.

Mari kita simak Alutsista Ideal versi IDM

Setidaknya Indonesia harus mempunyai kekuatan udara:

Kekuatan Personil aktif TNI AU 100.000 prajurit paskhas aktif

  • 5 Skuadron Pemukul besar (16) pesawat Sukhoi Berbagai varian Yakni ditempatkan (Medan, Pontianak, Malang, Makassar, Jayapura)
  • 6 Skuadron fighter Kecil (12) pesawat sekelas F 16 ditempatkan di (Riau, Jakarta, Samarinda, Kupang, Manokwari, Manado)
  • 4 Skuadron Hawk Besar (16) pesawat berbaling baling anti perang grilya ditempatkan di (Riau, Pontianak, Malang, Merauke)
  • 33 skuadron pesawat tanpa awak baik pesawat pengintai dan pembom ditempatkan di setiap bandara provinsi yang tersebar di 33 provinsi termasuk radar dan rudal Pertahahan Udara beserta pesawat angkut sekelas Hercules ditempatkan di Setiap provinsi.

 Kekuatan Laut : 

Dibagi menjadi 3 armada termasuk pangkalan kapal kapal perang pendukung, LPD, Fregat, KCR, Kapal Patroli Dll yakni armada barat, tengah dan timur masing-masing terletak di (Belitung, Surabaya, Sorong) masing masing di isi 100.000 marinir aktif. Total 300.000 marinir.

4 Pangkalan Kapal selam berbagai clas yakni (12 KS) bertempat di (Selat Belitung, Teluk Palu, Selat Madura, Teluk Bintuni Sorong) total 48 KS Plus 2 kelas Thyphoon.

 Kekuatan Darat : 

Pangdam di sebar di seluruh Provinsi Dilengkapi Ratusan Panser anoa, meriam, MLRS astors, Heli angkut dan Peralatan Pendukung lainya, Total prajurit 350.000 Prajurit AD aktif dibagi menjadi 250.000 Prajurit Kostrad, 100.000 terdiri dari Gabungan kopassus, raider, Armed dll.

5 Batalyon MBT Dan Heli Serbu Skuadron Kecil (12), Perbatalyon MBT diisi (36 Tank) ditempatkan di (Riau, Putassibau, Nunukan, Kediri, Jayapura ).

Maka total jumlah Pasukan Pemukul Reaksi Cepat TNI aktif kita Sekitar 750.000 Personil ditambah, Belum di tambah unsur lainya. Semoga 2024 Semua itu terpenuhi.

  ● IDM   

5 komentar:

  1. Alutsista Ideal versi IDM ini adalah contoh pemahaman yang keliru menyamakan alutsista (alat) dengan prajurit (personil), meskipun keduanya saling bergantung.
    Sistem pertahanan nasional Indonesia adalah Sistem Pertahanan Rakyat Semesta (Total Defense), dengan memperhatikan kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki ALKI - Alur Laut Kepulauan Indonesia (Andi Widjajanto, GELAR PERTAHANAN INDONESIA). Strategi pertahanan Indonesia adalah Strategi Pertahanan Berlapis (Layered Defense) :
    1. Zona Pertahanan I : zona Penyangga. Berada di luar batas Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Indonesia hingga wilayah musuh.
    2. Zona Pertahanan II: zona Pertahanan Utama. Zona ini meliputi wilayah antara garis pantai kepulauan Indonesia dan batas ZEE, termasuk ALKI.
    3. Zona Pertahanan III: zona Perlawanan mencakup seluruh wilayah darat Indonesia namun diprioritaskan kepada pulau-pulau besar di Indonesia.

    Zona Pertahanan I meliputi operasi militer bersifat seluruhnya ofensif preventive dan preemptive. Zona Pertahanan II meliputi operasi militer ofensif defensif, sedangkan Zona Pertahanan III adalah langkah terakhir pertahanan daratan. Bila musuh menyerang maka usaha pertama adalah menangkal serangan di luar batas ZEE sampai wilayah musuh. Bila ini gagal harus dilanjutkan dengan operasi militer di wilayah antara garis pantai kepulauan Indonesia dan batas ZEE, termasuk ALKI. Bila ini gagal lagi, maka tinggal perlawanan di wilayah darat diprioritaskan kepada pulau-pulau besar di Indonesia. Namun setelah kekuatan udara dan laut kita dihancurkan, musuh dengan leluasa dapat melakukan blokade baik laut dan udara, sehingga tidak sampai 1 (satu) bulan kita terpaksa minta gencatan senjata.

    Bagaimana kalau musuh menyerang lewat darat? Perbatasan darat Indonesia dengan negara lain ada 3 (tiga) yaitu : di Kalimantan dengan Malaysia, di Papua dengan Papua Niugini, dan di Timor dengan Timor Leste. Rasanya untuk jangka panjang ke depan sangat kecil kemungkinan ini terjadi.

    Dari skenario di atas, jelas bahwa skala prioritas (ini juga tersirat di dalam dokumen MEF) adalah Pertahanan Udara dan Laut, baru Pertahanan Darat. Perencanaan alutsista dan personil seharusnya mengikuti skala prioritas tersebut. Baru-baru ini KemHan telah mengumumkan akan mengurangi jumlah personil TNI. Ini adalah langkah bagus mencapai efisiensi, akan tetapi harus dibarengi dengan perencanaan pembelian alutsista yang tepat sehingga juga dapat berpengaruh kepada efisiensi personil dan logistik. Ada 2 sistem alutsista yang cocok untuk ini, yaitu Yakhont versi darat, dan Rudal SAM S-300/400. Keduanya, tanpa membutuhkan personil yang banyak dan pelatihan yang lama dan mahal, akan dapat memproteksi zona pertahanan kita.

    BalasHapus
  2. Pengurangan jumlah personil TNI dlm wkt dkt ini menurut pendapat sy justru akan memperlemah TNI itu sendiri. Kecuali kira-kira 30 tahun yg akan dtg ketika alutsista kita memang sudah mumpuni,baru disesuaikan jumlah personilnya..
    Kita jg ga boleh gegabah mengurangi personil TNI. Negara2 besar aja seperti China, Rusia bahkan AS yg sudah mumpuni alutsistanya tdk mengurangi personil tentaranya. Malahan AS udah nempatin personilny di OZ, klo alat segala mcm dah canggih pertanyaannnya knp perlu personil sebanyak itu ditarok di australia?
    Krn itu kt hrs berpikir cerdas jgn sampai mksd kt baik utk efisiensi tp ternyata kita membuat lemah pertahanan dan TNI kita sendiri..

    BalasHapus
  3. Suatu tulisan yang sangat menyebalkan, baik dari sisi bahasa dan analisanya yang buruk, dan tentu saja tidak layak untuk didiskusikan. Sebaiknya, admin memilah dulu setiap tulisan sebelum dipublikasikan, supaya reputasi blog anda tetap terjaga.

    BalasHapus
  4. TNI indonesia masing kurang personil apalagi alutsistanya,,,,,,

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.