Sabtu, 25 Mei 2013

Polisi Indonesia Bantah Pembunuhan Massal di Papua

Sebuah wawancara ABC dengan Jonah Wenda, Juru Bicara sayap militer Organisasi Papua Merdeka menyebut unit anti terorisme Kepolisian dan Militer Indonesia telah melakukan pembunuhan massal yang mengakibatkan 11 tewas dan 20 lainnya menghilang.

(Credit ABC)
Juru Bicara Kepolisian Daerah Papua, I Gede Sumerta melalui hubungan telefon kepada Radio Australia, Jumat(24/5) menegaskan hal tersebut merupakan kabar bohong.

Dia juga mengkonfirmasi bahwa tidak ada operasi gabungan militer sepanjang bulan April lalu dimana dikatakan peristiwa pembunuhan terjadi.

“Itu omong kosong. Kalau itu terjadi pasti akan heboh seantero jagat,” katanya.

Dia menyebutkan nama-nama korban dan gambar yang dikirimkan oleh Jonah Wenda bisa jadi merupakan korban dari perang antar suku.

“Jangan-jangan diperoleh dari korban perang suku. Bisa saja karena kalau di Pegunungan Tengah itu kan banyak terjadi perang suku,” jelasnya.

ABC menerima sejumlah gambar mengerikan yang dikirimkan lewat email, seperti halnya wawancara dengan Jonah juga dilakukan melalui email karena gagal dengan sambungan telefon.

Jonah Wenda dalam pertukaran teks sempat menulis soal kondisi para korban.

"TNI dan polisi melakukan ini. Mereka ditangkap dari tempat yang berbeda seperti sekolah, taman, di jalan dan bahkan diambil dari rumah mereka dan membunuh mereka dan melemparkan mereka di semak-semak, pinggir jalan dan melalui di sungai."

Dari laporan ini tak satu pun dari klaim soal korban dapat diverifikasi, kendati mereka sangat mirip di alam untuk tuduhan pelanggaran HAM oleh pasukan keamanan Indonesia.


  Radio Australia  

9 komentar:

  1. Kenapa tidak pemerintah saja yang memberikan bantahan resmi tertulis? Kita selalu telmi, ini adalah bagian dari psy war. Atau memang betul kejadian?

    BalasHapus
  2. Korban 1 orang saja paling sdh geger seantero indonesia apalg komnas HAM. Yg ada di lapangan malah polisi dan TNI yg dibunuh dan dibantai sewaktu lg tdk kerja.

    BalasHapus
  3. alaa america bagus pembrontak perong rong negara di tumpas sampai akar akarnya terbukti sukses .dan gak ada yg nayak ham ham .aparat indo tanggung ,alaa penguasa sekarang duguuu gak mau tegass ,sudah tahu jonah wenda pembrontak di lepas ini kan aneh .liat tuh kebijakan america ,cina rusia gak peduly segelintir pembrontak di babat habis ,pemerintah pilih rakyat banyak atau segelintir pembrontak ,di buru jonah wenda.beressss !!!!

    BalasHapus
  4. Liat aja australia, bisa kontak dengan wenda yaitu seorang OPM.
    Sebenernya yg patut kita curigai itu australia, ada apa dengan mereka??
    Kok seakan-akan sangat gembira kalo terjadi pelanggaran HAM di indonesia,..?
    Kok sangat deket sekali sama OPM,..?
    Kok tau perkembangan tntang OPM,..?
    coba deh dipikir

    BalasHapus
  5. Mana intel densus 88 ? Masak nemuin "terduga" teroris aja bisa cepet kenapa yang nyata2 merongrong NKRI macam jhony wenda kesulitan amat, nyata sudah Agenda Asing dibantu oknum pengkhianat dr dalam NKRI sendiri yg bermain termasuk di Papua, kasihan TNI dan POLRI di lapangan cuma korban dari skenario drama yg tragis

    BalasHapus
  6. gini kok kata MENHAN, "GAK ADA YANG PERLU DIKHAWATIRKAN"
    Mana pasukan kita yg bisa membebaskan sandera dalam waktu 3 menit, jangan cuma jadi cerita doang....... ringkus nih benalu segera!!!

    BalasHapus
  7. Íni semua bisa akal2 opm,,mgkin ausy sebagai pendukung mereka

    BalasHapus
  8. Tunggu nanti klu sya jdi presiden..
    Gua habisin itu OPM

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.