Kamis, 11 Juli 2013

Tim Arhanud TNI-AD memanfaatkan sepenuhnya Pelatihan Simulator Arhanud di Australia

WOODSIDE - Kedatangan lima anggota Korps Arhanud ke 16 Air Land Regiment (ALR) di Woodside, Australia Selatan, pada 9 Juni 2013 telah membuka babak baru yang menarik dalam hubungan bilateral TNI-AD/Angkatan Darat Australia.

Kominalitas dalam alutsista arhanud antara TNI-AD dan Angkatan Darat Australia merupakan kesempatan emas untuk memperluas hubungan bilateral.

Kelima personil TNI-AD tersebut, yang terdiri dari anggota Pussenarhanud, Pusdikarhanud dan Divsi 2 Kostrad, dipimpin oleh KAPT Naharuddin, menghabiskan minggu tersebut di 16 ALR dengan mengikuti berbagai macam kegiatan pelatihan.

Setelah sambutan dan arahan mengenai peran, misi dan struktur 16 ALR oleh Wadan 16 ALR, Mayor Marc Plummer, kontinjen TNI-AD diberi pengarahan orientasi dan demonstrasi tentang penggunaan Advanced Air Defence Simulator (AADS) yang terletak di pangkalan 16 ALR.



Selama satu minggu di barak Woodside, tim Arhanud TNI-AD mendapat pelatihan selama dua hari penuh menggunakan AADS, melaksanakan berbagai skenario realistik dalam sebuah lingkungan yang dirancang untuk menguji kemampuan setiap anggota detasemen RBS-70 mulai dari penembak, komandan hingga operator.

Menggunakan AADS tersebut, kontingen TNI-AD berpartisipasi dalam skenario tempur arhanud udara yang sangat realistik. Pelaksanaan setiap skenario direkam, dan hasil kinerja seluruh anggota satbak dianalisa agar kinerja etus naik dengan setiap skenario.

Tim Arhanud TNI-AD juga juga ditunjukkan cara untuk memproduksi dan merancang skenario mereka sendiri dengan menggunakan AADS, agar pelatihan dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifikasi mereka.

Tingkat keahlian ketepatan, kecepatan bidik dan kerjasama antar kelompok meningkat secara dramtis selama dua hari tersebut. Mereka mampu meningkatkan efisiensi sebagai komandan dan anggota satbak RBS-70 secara signifikan.


Kelompok TNI-AD tersebut sangat terkesan dengan bagaimana AADS memungkinkan mereka meningkatkan keahlian mengoperasikan satbak arhanud buatan Swedia tersebut, sebagaimana juga keahlian dalam kesiagaan prioritisasi target dan situasi. “Sistem ini telah mengijinkan kami untuk melatih segala segi satbak rudal arhanud” kata KAPT Nahruddin, “karena sangat realistik dan sangat berharga dibandingkan dengan pelatihan simulator standar” tambahnya. Tim Arhanud juga ambil kesempatan untuk melakukan pembahasan profesional terkait dengan penggunaan sistem rudal arhanud RBS-70 pada khususnya, dan hal-hal arhanud pada ummumnya dengan perwira dan bintara arhanud Angkatan Darat Australia. Selama satu minggu kontingen TNI-AD tinggal di mess perwira 16 ALR, dengnan pertukaran keahlian arhanud yang lumayan banyak atara pakar arhanud TNI-AD dan Angkatan Darat Australia.

Disamping AADS, kontingen TNI-AD juga diberi kesempatan untuk menggunakan Sistem Simulasi Pelatihan Senjata Weapons Training Simulation System (WTSS). Sistem simulasi persenjataan ringan tersebut digunakan untuk melatih personil Angkatam Darat Australia dalam cara menembak dan pemakaian senjata senapan dan senapan mesin.

Kontigen TNI-AD melakukan beberapa latihan tembak dengan menggunakan F-88 Austeyr dan senapan mesin MAG 58. Latihan tersebut dilengkapi dengan pelaksanaan latihan skenario dimana petembak-petembak harus menampik serangan infantri terhadap sebuah posisi defensif. Mereka juga ikut olahraga militer dengan prajurit 16 ALR, termasuk menjalani halang rintang di atas kolam renang.

Namun kunjungan mereka tidak selalu diisi dengan pelatihan. Mereka juga menjalani beberapa kegiatan kultural, termasuk tamasya ke sebuah desa bersejarah bernama Hahndorf yang tidak jauh dari pangkalan 16 ALR di Woodside.

Mereka juga mendapat kesempatan untuk mengenal lebih dekat cagar alam Australia dengan kunjungan ke Cleland natural wildlife park. Kelompok tersebut sangat menikmati waktu berinteraksi dengan binatang-binatang khas Australia seperti kangguru, koala, emu dan wombat.

Pada hari Jumat, Kontingen TNI-AD melaksanakan Sholat Jumat di mesjid tertua di Australia yaitu Central Adelaide Mosque, yang dibangun pada tahun 1888. Mereka juga diberi kesempatan menikmati budaya lokal Australia yaitu makan malam barbeque di sebuah pertanian khas Australia di Adelaide Hills. Mereka memasak barbeque dimana setelah itu mereka duduk mengelilingi api unggun dan menikmati roti dampa.

  Ikahan  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.