Sabtu, 17 Agustus 2013

☆ Kisah Veteran, Samawi Memotong Dua Telinga Tentara Jepang

Kisah Veteran, Samawi Memotong Dua Telinga Tentara Jepang
Serka (Purn) TNI Samawi B Rejo (kiri)
PALEMBANG - Tubuhnya masih terlihat gagah, semangatnya juga masih terus berkobar. Terlebih ketika meneriakkan kata merdeka saat akan difoto. Dialah Serka (Purn) TNI Samawi B Rejo yang menjadi pejuang sejak tahun 1945 hingga 1948 untuk merebut kemerdekaan Republik Indonesia.

Ketika ditemui Tribun Sumsel (Tribunnews.com Network) di gedung Legiun Veteran Republik Indonesia Kota Palembang, mantan Kopassus Barisan Berani Mati ini menceritakan bagaimana ia bersama teman-temannya berjuang melawan penjajah untuk merebut kemerdekaan Indonesia.

Ceritanya, pertama kali ia bertempur di Pulau Jawa. Saat itu, ia bertempur melawan Belanda bersama Jenderal Besar Sudirman. Dari Pulau Jawa, ia bersama puluhan temannya sesama pejuang dipindahkan untuk berjuang dan melawan Belanda di Sumsel tepatnya di Muba saat itu.

"Saya pernah memotong dua teliga tentara Jepang setelah saya tembak, senjatanya saya ambil untuk tambahan persenjataan. Dua kali Belanda masuk Indonesia dan Jepang, semuanya saya ikut berperang," ceritanya.

Penerima penghargaan Bintang Gerilya ini mengungkapkan, selama di Sumsel, ia bersama teman-temannya selalu berpindah-pindah melakukan perlawanan baik terhadap Belanda ataupun Jepang yang berusaha menduduki Indonesia.

Terlebih ketika untuk kali keduanya Belanda masuk ke Indonesia dengan menyewa tentara bayaran dari India. Ia bersama pejuang lainnya terus berpindah-pindah mencari markas dan kekuatan, untuk dapat melumpuhkan tentara Belanda yang menduduki Sumsel. Berbagai tempat didatangi, salah satunya Sungsang yang dijadikan sebagai markas para penjuang. Disana, mereka mengatur strategi untuk melawan Belanda yang telah menduduki Sumsel terutama Palembang.

"Saat itu di Sungsang sangat sulit mencari air tawar, jadi untuk minum dan mandi harus menggunakan air asin. Itu dijalani selama enam tahun, bila ingin minum air tawar harus ke Sungai Gerong dahulu dan itu jangan sampai ketahuan tentara Belanda," katanya itu pengalaman yang salah satunya tidak terlupakan.

Ketika disinggung mengenai kemerdekaan saat ini, menurutnya dengan adanya kemerdekaan ini setidaknya bisa memberikan kepuasan tersendiri meski saat bertempur harus mempertaruhkan nyawa. Namun ia sangat sedih ketika melihat generasi muda saat ini yang tidak mensyukuri kemerdekaan dengan kegiatan yang tidak bermanfaat.

Banyak generasi muda lebih mementingkan diri sendiri dari pada bangsanya dan tidak mau memperhatikan kepentingan orang lain. Tak hanya itu saja, bila dilihat di media banyak pejabat atau orang-orang penting di Indonesia yang hanya mementingkan dirinya ketimbang rakyat dan bangsa.

"Pemerintah seharusnya selalu memperhatikan para pejuang dan veteran yang selama ini telah berjuang. Tidak perlu penghargaan saja, tetapi kehidupan layak bagi para veteran. Kaum muda juga harus tetap menjaga kemerdekaan ini, karena kemerdekaan bukan diperoleh dari pemberian tapi dari perjuangan," ujar kakek berumur 89 tahun ini.

  ● Tribunnews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.