Jumat, 23 Agustus 2013

KRI Dewaruci merapat di Geraldton untuk reparasi

Tampilan KRI Dewaruci saat merapat di dermaga Pelabuhan Geraldton, Australia Barat, Kamis. KRI Dewaruci dengan kecepatan sekitar enam knot perjam tiba di pelabuhan itu untuk direparasi setelah terkena badai beberapa hari sebelumnya. Patung Dewaruci di bawah tiang horizontal di haluan kapal hilang terbawa badai. (thewest.com.au/Richard Dossier)

Jakarta - Setelah terkena badai sekitar 120 mil laut lepas pantai Australia Barat di Samudera Hindia, KRI Dewaruci yang patah peruan dan tiang-tiangnya merapat di dermaga Geraldton, dekat Perth, Kamis, untuk direparasi menyeluruh.

Situs thewest.com.au, Kamis menyatakan, KRI Dewaruci dengan 155 personel TNI AL di dalamnya dipandu arah menuju pelabuhan itu dengan pesawat terbang Dornier dari Otoritas Keselamatan Maritim Australia (AMSA).

Semula KRI Dewaruci dijadualkan akan merapat di Perth, Australia, dalam misi pelayaran internasionalnya pada 2013 ini. Namun badai menerpa kapal layar tiang tinggi buatan galangan kapal Stulcken & Sohns, Hamburg, Jerman, pada 1952 itu, selepas dari perairan Indonesia dari Kupang.

Menanggapi peristiwa itu, Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio, menyatakan, "Insya Allah bisa diatasi. Memang ada masalah pada tiang-tiangnya, namun petang hari ini telah merapat untuk diperbaiki."

"Awak kapal baik-baik saja, perbaikan segera dilakukan," kata Marsetio.

KRI Dewaruci bertonase 847 ton memiliki tiga tiang, yaitu tiang Bima (utama dan paling depan, setinggi 39,5 meter dari geladak), tiang Arjuna di tengah, dan tiang Yudistira di buritan kapal. Dalam foto yang dilansir situs thewest.com.au, peruan-peruan di tiang Bima patah-patah, pun bagian akhir tiang itu juga patah.

Struktur utama tiang-tiang KRI Dewaruci terbuat dari besi baja. Namun peruan-peruan dan tambatan layar dastur terbuat dari kayu oak, yang tidak terdapat di Indonesia. "Kayunya diimpor utuh, tidak bisa kayu yang lain," kata sumber di TNI AL.

Seluruh tiang ini dihubungkan kabel baja sebagai penguat satu sama lain dan badan utama kapal dan tiang horisontal (dinamai "cocor") di haluannya. Sebanyak 16 layar berada di seluruh tiang ini, dengan tiang Bima yang memiliki layar terbanyak di peruan-peruannya.

Kapal layar tiang tinggi ini difungsikan sebagai kapal latih bagi kadet-kadet Akademi TNI AL, namun dioperasikan Komando Armada Indonesia Kawasan Timur di dalam Satuan Kapal Bantu. Selain sebagai kapal latih, KRI Dewaruci juga menjadi Goodwill Ambassador of Indonesia ke seluruh dunia.

Sepanjang sejarah pelayarannya, KRI Dewaruci paling sedikit telah melakukan 38 kali misi pelayaran TNI AL. Dari semuanya, kapal itu telah keliling dunia melayari tujuh samudera sebanyak dua kali, yaitu pada 1964 dengan komandan Letnan Kolonel Pelaut Sumantri, dan pada 2012, yang dipimpin Letnan Kolonel Pelaut Haris Bima Bayuseto.

Pada 2003, lebih dari panjang keliling dunia dilayari KRI Dewaruci ke Eropa Barat dan Eropa Utara, dengan puncak misi pada festival maritim L'Armada Rouen 2003. Saat itu, KRI Dewaruci menjadi satu-satunya kapal layar tiang tinggi peserta dari Asia dan Afrika.

Untuk melestarikan kapal layar tiang tinggi rancangan Adrian Bauer itu, pada 2004 didirikan Yayasan Sahabat Dewaruci yang dimotori TNI AL dan tokoh-tokoh nasional serta umum pecinta KRI Dewaruci, serta diresmikan Presiden (saat itu) KH Abrurrahman Wahid.

Akan tetapi, yayasan yang bertujuan melestarikan salah satu legenda maritim dunia itu tidak diketahui kelanjutannya dalam perjalanan waktu kemudian.

   Antara  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.