Sabtu, 03 Agustus 2013

☆ Launching dan Bedah Buku Nanok Soeratno Kisah Sejati Prajurit Paskhas

“Membaca buku ini seperti membaca novel,” ujar Jaleswari Pramodhawardani, peneliti LIPI dan pengamat TNI saat menyampaikan kupasan dalam acara bedah buku “Nanok Soeratno Kisah Sejati Prajurit Paskhas” di ruang Antonov, Klub Eskekutif Persada Halim (25/7). Jaleswari yang akrab dipanggil Dani itu juga menyinggung, betapa buku ini menyodorkan begitu banyak data tidak hanya menyangkut tokoh yang ditulis tetapi juga perjalanan Paskhas dalam konteks perjalanan sang tokoh. “Ini wajib dibaca,” ujarnya lagi. Sementara Marsma (Pur) Harry Budiono yang menjadi pembicara kedua, juga mengakui bahwa buku seniornya ini sangat sarat informasi. “Pak Nanok memang biangnya terjun payung di Paskhas, dan buku ini mengungkap dengan jelas,” kata mantan Dankorpaskhas ini.

Dalam acara peluncuran dan bedah buku ini, terlihat hadir beberapa tokoh yang semuanya dari TNI AU. Seperti Wakil KSAU Marsdya TNI Sunaryo, Dankorpaskhas Marsda TNI Amarullah, dua mantan Wakil KSAU yaitu Marsdya (Pur) Mujiono Said dan Marsdya (Pur) Wresniwiro, mantan Kasum TNI Marsdya (Pur) Wartoyo, mantan Sesmil Presiden Gus Dur Marsdya (Pur) Budhy Santoso, mantan Ka Bais Marsdya (Pur) Ian Santoso Perdanakusuma serta penerbang senior TNI AU Marsda (Pur) Rusman yang adik kandung Marsekal (Pur) Rusmin Nuryadin.

Selain dihadiri para purnawirawan perwira tinggi, juga terlihat hadir rekan-rekan Nanok Soeratno dari alumnus AAU 69 yang membentuk paguyuban Bogowonto. Demi menghargai perjuangan mantan anak buahnya saat sama-sama berjuang di Timtim tahun 1975 dan 1978, Nanok juga memboyong 40 pensiunan Paskhas dari Bandung dengan menyewakan sebuah bus.

Marsma (Pur) Nanok Soeratno menjabat Komandan Paskhas ke 19 sejak tahun 1998 hingga 2001. Nanok yang kelahiran Ngawi, Jawa Timur pada 26 November 1946 adalah alumni AAU 69 dan diwisuda pada Desember 1969 oleh Presiden Suharto. Nanok meniti karier di TNI AU sebagai perwira Kopasgat sejak tahun 1970, dengan mengalami dua kali penugasan tempur ke Timtim pada tahun 1975 dan 1978. Nanok dikenal luas sejak berjibaku dengan anak buahnya membesarkan terjun bebas (free fall) Kopasgat sejak tahun 1980.

Nanok menikah dengan Kapten Wirtaluki (Kowad) dan dikaruniai satu putra Nafri Soeratno dan dua putri Wirna Soeratno danUtami Dewi Soeratno. Buku seharga Rp 75.000 ini ditulis oleh wartawan Angkasa Beny Adrian dan diterbitkan juga oleh Majalah Angkasa.(Ben)

  ● Angkasa  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.