Senin, 30 September 2013

Alasan Basarnas Selamatkan Pencari Suaka Tenggelam di Selatan Jawa

Alasan Basarnas Selamatkan Pencari Suaka Tenggelam di Selatan Jawa
Imigran Gelap asal Lebanon
JAKARTA - Kepala Badan SAR Nasional Mayor Jenderal (Marinir) Alfan Baharudin mengatakan, pihaknya menolong imigran gelap atau pencari suaka yang terombang-ambing di perairan internasional selatan Jawa, karena daerah itu masih wilayah Basarnas.

Menurut Alfan, teritorial atau tanggung jawab pencarian dan penyelamatan (responsibility of search and rescue) Basarnas, meliputi perairan Christmas Island di selatan Jawa.

"Itu merupakan area Basarnas untuk melakukan pencarian dan pertolongan. Ini terkait masalah yang menimpa asylum seekers (pencari suaka) di wilayah perairan selatan, otomatis kami harus hadir ke sana," ujar Alfan saat memberikan keterangan pers di kantornya, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (30/9/2013).

Bekas Komandan Korps Marinir TNI AL menambahkan, Basarnas harus tetap melakukan upaya pencarian dan penyelematan, walau sebagian pencari suaka sudah diselamatkan Angkatan Laut atau kapal Australia.

"Itu urusan Australia," kata dia.

Saat mengirim dua kapal penyelamatan, lanjut Alfan, ternyata ada dua warga Indonesia (Aswi dan Imam), yang berada dalam kapal tersebut.

"Kemudian, saya kirim dua kapal rescue boat ke sana, dan kami dalam perjalanan menuju tempat kejadian, ada dua warga kita di kapal Australia. Saya perintahkan kepada komandan atau nakhoda rescue Basarnas, jemput warga negara kita atas nama Aswi dan Imam," ungkap Alfan.

Pelimpahan para pencari suaka tersebut ke kapal Basarnas, karena Basarnas terikat dalam ketentuan Jakarta Declaration on Addressing Irregular Movement of Personsm mengenai pencarian dan penyelamatan di laut, disembarkasi, resepsi, pemerosesan, dan hasilnya.

"Itu kepentingan saya, mengapa saya suruh jemput mereka. Ada tanggung jawab Basarnas dalam Jakarta Charter," jelasnya.

Sebelumnya, 22 imigan tewas akibat tenggelam di sekitar perairan Agrabinta, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Mereka tewas setelah kapal yang mereka tumpangi, pecah terempas ombak pantai selatan.(*)

Basarnas Bantah Dibayar Australia karena Selamatkan Imigran Gelap

Basarnas Bantah Dibayar Australia karena Selamatkan Imigran Gelap
Imigran Gelap asal Lebanon
Kepala Badan SAR Nasional Mayor Jenderal Marinir Alfan Baharudin, membantah tudingan pihaknya menerima dana dari Australia.

Tudingan itu muncul setelah Basarnas berusaha menyelamatkan pencari suaka atau imigran gelap yang tenggelam di perairan internasional selatan Jawa, Jumat pekan lalu.

Dengan tegas, Alfan pun mengecam pernyataan Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwono, yang membuat pernyataan di media nasional, dan menduga Basarnas menerima uang.

"Pernyataan Hikmahanto sangat tidak berdasar, menuduh Basarnas menerima uang dari Australia. Akan saya pertaruhkan jabatan saya, silakan Anda buktikan. Saya bukan tentara bayaran. Saya seorang perwira Marinir," kata Alfan dengan nada keras, saat jumpa pers di kantornya, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (30/9/2013).

Alfan menilai Hikmahanto tidak mengerti dari mana asal imigran gelap berlayar, sehingga asal memberikan komentar.

Menurut Alfan, dalam ketentuan Jakarta Declaration on Addressing Irregular Movement of Persons, ada ketentuan mengenai pencarian dan penyelamatan di laut, disembarkasi, resepsi, pemerosesan, dan hasilnya.

"Dia tidak melihat ada dua warga negara kita di situ. Saya yang perintahkan. Kami tetap perintahkan penyelamatan kemanusiaan di darat, laut, udara. Tidak ada diskriminasi di situ," tegasnya.

Bekas komandan Korps Marinir TNI AL menjelaskan, embarkasi imigran gelap tersebut bukan dari negara asalnya. Itu ditunjukkan dengan adanya dua WNI di kapal tersebut.

Alfan menyatakan, pihaknya masih menyelidiki embarkasi alias keberangkatan kapal yang tenggelam di lepas pantai Cianjur, Jawa Barat, Jumat (27/9/2013) pekan lalu.

"Ternyata embarkasi dia bukan dari negaranya. ABK (anak buah kapal) menunjukkan dari mana mereka embarkasi. Si Aswi dan Imam yang sekarang diproses di Polairud, Banten. Itu kepentingan saya mengapa saya suruh jemput mereka," beber Alfan.

Sebelumnya diberitakan, 22 imigran tewas tenggelam di sekitar perairan Agrabinta, Kabupaten Cianjur. Mereka tewas setelah kapal yang mereka tumpangi, pecah terempas ombak pantai selatan.(*)

Kepala Basarnas Berniat Polisikan Guru Besar UI

Kepala Basarnas Berniat Polisikan Guru Besar UI
Guru UI Hikmahanto
Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Mayor Jenderal (Marinir) Alfan Baharudin, akan menuntut Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana, terkait pernyataannya di media yang menyudutkan Basarnas.

Alfan mengutip pernyataan Hikmahanto yang diterbitkan Republika Online, yang menduga Basarnas menerima uang tidak halal dari Pemerintah Australia, dan bekerja untuk kepentingan Australia.

"Dia mengatakan patut diduga, dia bilang Basarnas tentara bayaran. Saya tidak terima itu. Surat akan saya kirim kepada Kapolri sebagai yang menangani masalah hukum," ujar Alfan saat memberikan keterangan pers di kantornya, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (30/9/2013).

Menurut Alfan, pernyataan Hikmahanto tersebut sangat tidak berdasar. Kegiatan Basarnas, lanjut Alfan, selalu berpokok pada penyelamatan di laut, udara, dan darat.

Bekas komandan Korps Marinir TNI AL pun berani memertaruhkan jabatannya atas tuduhan Hikmahanto. Ia menegaskan, Basarnas tidak menerima sepeserpun dana dari Autralia.

"Akan saya pertaruhkan jabatan saya, silakan Anda buktikan, saya bukan tentara bayaran, saya seorang perwita Maninir. Saya sudah perintahkan biro hukum, kami selesaikan pernyataan Hikmahanto agar dia tahu persoalan tersebut sangat serius. Kalau tidak ada bukti, jangan ada pernyataan," kata Alfan berapi-api.

Sebelumnya, Hikmahanto dalam pernyataan yang diterbitkan Republika Online, Minggu (29/9/2013), menduga Basarnas menerima uang tidak halal dari Pemerintah Australia, dan bekerja untuk kepentingan Australia, sehingga Basarnas bersedia menerima pencari suaka dan pengungsi asal Timur Tengah untuk dibawa ke Indonesia.

Hikmahanto bahkan mengatakan, bila perlu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) turun tangan menyelidiki kemungkinan Basarnas menerima uang dari Australia.

Sebelumnya diberitakan, 22 imigan tewas tenggelam di sekitar perairan Agrabinta, Kabupaten Cianjur. Mereka tewas setelah kapal yang mereka tumpangi pecah akibat terempas ombak pantai selatan.

Ke-22 imigran gelap berasal dari Yordania, Irak, Lebanon, dan Afrika, yang ingin mencari suaka ke Australia.(*)

  Tribunnews  

2 komentar:

  1. yen Lanang gelott wani ora??

    Padhunya podo mau cari ketenaran ae..
    Bubarke wae basarnas.. Imigran di celupke laut rak mod*rr kabeh apa susah kawan

    BalasHapus
  2. satu lagi orang bego bicara....Tugas SAR adalah menyelamatkan jiwa manusia siapapun manusia itu...selama ada dalam wilayahnya dan butuh pertolongan harus ditolong...namanya juga SAR (Search And Rescue)...klo di amerika ada yang namanya Life Guard masuk dalam satuan US Coast Guard....tugasnya sama kayak Basarnas....masalah yg ditolong ada kaitan dengan kasus hukum itu nanti urusan polisi...yang pasti Tugas BASARNAS itu menyelamatkan jiwa orang...Klo gak tau apa2 gak usah komentar....bikin kisruh aja nih orang-orang...

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.