Selasa, 03 September 2013

Dapunta dan Diplomasi Sriwijaya, Membangkitkan Kejayaan Indonesia Berbasis Maritim (Serial Negeri Bahari, Part 3)

“Kekuatan Diplomasi Angkatan Laut dan rasa patriotisme yang tinggi merupakan sebuah kunci yang di dukung dengan perkuatan unsur lain yang menyatu dengan kekuatan pertahanan yang disesuaikan dengan kondisi geografis NKRI, akan menjadikan kekuatan diplomasi yang handal dan factual, dan kekuatan diplomasi itu telah kita miliki saat pertama kali kerajaan Sriwijaya sebagai kerajaan yang berbasis maritim.”

6. Memerintahkan seorang Dapunta menjadi kepala daerah taklukan.

Seperti dijelaskan pada serial sebelumnya, bahwa setelah menguasai wilayah maritim, Sriwijaya meletakkan benteng yang berfungsi untuk mengawasi wilayah tersebut. Setelah itu, langkah selanjutnya adalah memerintahkan seorang pejabat yang disebut Dapunta sebagai kepala daerah taklukan itu. Biasanya Dapunta itu merupakan saudara atau keluarga dari Datu/raja yang berkuasa. Bisa jadi yang diberikan mandat bukan pula keluarga dari Kedatuan-bukan yang pasti orang tersebut adalah orang kepercayaan Datu Sriwijaya yang dipandang memiliki kecakapan untuk mengorganisir, mengawasi dan mengelolah tempat itu. Dari data tersebut maka dapat dikatakan bahwa Sriwijaya memiliki banyak negeri-negeri bagian yang menjadi daerah penunjang Sriwijaya. Kewilayahannya yang luas menyebabkan terjadinya pertukaran budaya dan kebiasaan ke seluruh wilayah bagian itu. Bisa dikatakan kalau ada kebanggaan tersendiri bagi negeri bagian itu menjadi bagian dari Sriwijaya. Bagaimana cara pengorganisasian pemerintahan Sriwijaya kepada negeri-negeri bagian tersebut sehingga atmosphere itu dapat tercipta. Itulah kelebihan dari Kedatuan itu! Sampai sekarang-sebagai contoh, penggunaan nama Swarnabhumi (Sriwijaya) pada airport Thailand merupakan bukti bahwa sejak dulu nama itu dikenal masyarakat di sana-yang dulu termasuk kewilayahan Sriwijaya. Itu membuktiakan bahwa Sriwijaya menciptakan kesan yang mendalam pada kultur masyarakat Thailand.

Belajar pada Sriwijaya, Indoinesia harus dapat menciptakan suatu pengorganisasian pemerintahan yang benar-benar ‘mengesankan’ bagi rakyat. Dan tentu saja setelah itu, juga diawaki oleh seorang leader yang dapat menjalankan organisasi pemerintahan itu secara optimal yang berarti; menjalankan amanat rakyat, bertanggung jawab dan benar-benar mengabdi untuk rakyat. Organisasi pemerintahan yang sepatutnta adalah sebuah organisasi pemerintahan yang sudah baku tersusun dengan semua analisa-analisa ke depan yang sudah diperhitungkan dengan matang. Sehingga ketika ganti kepemimpinan yang baru-tidak merubah konsep dari organisasi pemerintahan yang telah berjalan. Toh, bilapun ada perubahan-itupun hanya bersifat penambahan saja tanpa merubah roh sesungguhnya dari organisasi pemerintahan itu.

7. Sriwijaya memberikan kutukan dan kebahagiaan

Seperti dijelaskan di atas, bahwa Sriwijaya memberikan kutukan (Prasasti Telaga Batu) dan memberikan hadiah kebahagiaan (Prasasti Kota Kapur). Kutukan dan kebahagiaan ini diberikan kepada rakyat dan pejabat pemerintahan Sriwijaya dengan tujuan untuk menjaga eksistensi kedatuan secara total. Menurut saya; kutukan ini berfungsi sebagai punishment (hukuman) dan pemberian kebahagiaan itu berfungsi sebagai reward (pujian) yang berfungsi sangat baik untuk memberi semangat agar patuh, setia kepada kedatuan (Datu). Tidak ada pilihan! Demi kejayaan kedatuan maka rakyat dan pejabat harus setia kepada negeri. Bila tidak, maka kutukan yang akan diterima,. Bila setia, maka hadiah ada di depan mata. Dan tentu saja kedua aspek itu diterapkan secara maksimal oleh Sriwijaya tanpa pandang bulu. Tanpa melihat orang yang berkenaan dengannya. Sehingga keberhasilan dari reward dan punishment ini menjadi salah variabel kesuksesan Sriwijaya menjadi negeri yang besar.

Belajar dari Sriwijaya, maka pemerintah kita harus menerapkan hokum secara maksimal dengan ‘ketegasan tingkat tinggi’. Mari kita contoh bagaimana sejarah Sriwijaya bisa menjadi sebesar itu. Pembenahan harus dimulai dari dalam untuk menjadi sebuah Negara yang besar di mata dunia. Bagaimana kita bisa mencapai cita-cita itu bila di dalam pun kita belum bisa menuntaskan persoalan tentang bagaimana membuat rakyat patuh dan setia kepada negara? Saya katakan belum bisa, bukan tidak bisa! Artinya kita pasti bisa melakukan itu bila bersama, bersepakat untuk bersinergi. Dan itu harus dimulai dari bagaimana menyiapkan pejabat-pejabat pemerintahan yang setia kepada rakyat dan Negara secara total. Sehingga keluarannya; rakyat memiliki suri tauladan yang bisa dicontohnya dari pejabat pemerintahan itu. Dan saya yakin, bahwa kita sudah merindukan kejayaan negeri kita yang sudah di depan mata. Kembali lagi, mari kita sama-sama bersepakat untuk meraihnya!

8. Menjalin diplomasi dengan negeri lainnya.

Dalam sejarahnya, kita bisa mengetahui kalau Sriwijaya begitu banyak menjalin hubungan baik dengan negeri-negeri lain. Contohnya; dengan India-terutama pada agama, perdagangan dan budaya, cina-pada sector perdagangan. Ada beberapa Datu Sriwijaya ketika memerintah memberikan hadiah kepada raja Cina guna memuluskan hubungan bilateral antar kedua negeri itu. Dalam konsep itu, Sriwijaya sengaja melakukan agar eksistensi nya-terutama dalam perdagangan-benar-benar diperhitungkan oleh negeri yang lain. Bila kita memaknai dengan kerangka positif, maka langkah Sriwijaya ini adalah salah satu bentuk strategi diplomasi untuk menciptakan kelanggengan sebuah hubungan bilateral. Dan ini tentu menguntungkan Sriwijaya, karena kepentingannya dalam perdagangan akan berjalan dan negerinya sebagai Bandar utama tetap berjalan. Dari sisi ini, menurut saya; Sriwijaya mampu menjalankan perannya dalam dua opsi yang berbeda namun bertujuan sama. Mari kita kaji, dalam sejarahnya-seperti yang kita ketahui-Sriwijaya menggunakan langkah represif terhadap beberapa negeri dalam rangka penundukkan, bahkan tindakan represif itu Sriwijaya tunjukkan pula kepada kapal-kapal yang tidak mau sandar di Bandar negeri itu. Namun disisi yang lain-Sriwijaya menggunakan langkah persuasif dalam menjaga hubungan bilateral dengan negeri yang lain dalam bentuk strategi diplomasi-sungguh hebat Sriwijaya. Tindakan yang telah diukur sebelumnya, dan tentu saja dengan analisa yang tepat sekali. Sriwijaya menjalankan kedua peran dengan tepat agar tercapai tujuan negerinya.

Mari kita belajar dari Sriwijaya..

Strategi adalah “sebuah proses adaptif dimana keputusan strategik diambil berdasarkan umpan balik berkelanjutan antara perumusan dan implementasi dalam pola yang muncul seiring waktu.”[1] Strategi adalah gaya penyesuaian, harus tahu kapan digunakan dan dimana dilakukan. Bila tidak tepat, maka reaksi positip yang kita inginkan malah tidak kunjung datang. Bahkan bila gagal, efek negatip sebagai akibat tentu akan kita dapati. Strategi membutuhkan kecerdasan untuk merencanakan, menentukan waktu dan tempat dimana dilaksanakan. Ini bukan kerja harian. Namun membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk menyiapkan, mematangkan dan menjalankan. Indonesia penuh dengan orang-orang pintar. Dunia sebagai saksi bila anak negeri telah banyak memenangkan berbagai kejuaraan kecerdasan tingkat dunia. Artinya, kita punya sumberdaya manusia untuk mempersiapkan segalanya. Kita tidak kalah dengan Negara-negara lain. Kita sudah memiliki segalanya. Alam yang kaya dan manusia yang cerdas!

SEGENGGAM SAMENGAAT

Kehidupan negara-negara hanyalah pengulangan dalam skala yang lebih besar, kehidupan sel-sel komponen mereka; dan siapa yang tidak mampu memahami rahasia atau misteri reaksi, hukum yang menentukan gerakan individu, tidak akan pernah dapat mengatakan suatu berfaedah untuk didengarkan tentang perjuangan negara-negara. (Marcel Proust)[2]

Mari kita belajar dari Sriwijaya..

Sejarah kebesaran Sriwijaya adalah milik kita, bangsa Indonesia. Sriwijaya adalah bagian dari sejarah milik kita. Mari kita resapkan semangat yang menjadikan Sriwijaya begitu besar dan mempengaruhi banyak negeri-negeri di dunia. Mari kita gunakan semangat itu untuk mulai menyamakan gerak langkah kita menuju Indonesia yang Jaya. Kita sudah mempunyai semua yang diinginkan bangsa lain. Alam kita kaya. Bangsa kita adalah bangsa yang cerdas. Kita harus yakini itu!

Kita harus percaya diri!

Yang sekarang kita butuh Cuma kesepakatan bersatu. Kesepakatan untuk menjadi negara yang benar-benar berdaulat. Mari kita singkirkan ego pribadi kita. Ego kelompok kita! Ego-ego yang lain-membuat kita pecah menjadi kumpulan riak gelombang yang tidak memiliki arti apa-apa! Mari kita bersatu! Kalaupun kita Cuma buih di lautan-bila kita bersatu-kita mampu menutupi seluruh permukaan lautan!

Saya yakin kita akan Jaya, dengan kejayaan sesungguhnya!

Dan saya yakin bahwa saat itu akan tiba.

Bila Sriwijaya yang pernah ada di negeri ini-menjadi Kedatuan yang besar,Indonesia pasti bisa menjadi besar pula. Dan saya yakin saat itu akan tiba. Untuk itu, mari kita bersepakat untuk bersatu demi rakyat dan Negara!

Bersambung…….. Strategi Menguasai Lautan Majapahit, Membangkitkan Kejayaan Indonesia Berbasis Maritim (Serial Negeri Bahari, Part 4)

Oleh: Raja Samudera & Ade Prasetia……



Referensi:
[1]Osinga, F. 2005. Science, Strategy, and War: The Strategic Theory of John Boyd. PhD Dissertation.University of Leiden, hal. 15
[2] Morgenthau,Hans J. (2010)Politik Antar Bangsa.Jakarta. Yayasan Pustaka Obor Indonesia

  ● Lembaga KERIS  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.