Rabu, 04 September 2013

Menguasai Lautan dan Sumpah Palapa Majapahit, Membangkitkan Kejayaan Indonesia Berbasis Maritim (Serial Negeri Bahari, Part 4)

“Majapahit adalah sebuah kerajaan besar di Nusantara. Juga, sebuah kerajaan maritim yang telah menaklukkan daerah-daerah sekitarnya. Sebuah kerajaan yang bukan saja menguasai Nusantara tetapi menyatuhkan kawasan itu menjadi sebuah pemerintahan yang utuh. Konsep Penyatuan yang digerakkan oleh sebuah Kesepakatan Cita-cita yang bernama Sumpah Palapa.”



Sira Gajah Mada patih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gajah Mada: “Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tañjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa”.

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa, Yang Menggenggam Tanah Airku Indonesia, Indonesia Dahsyat sebuah Negeri yang memiliki peradaban yang sangat Mulia namun rakyatnya melupakan dan menguburnya diharibaan ibu Pertiwi. Kami akan melanjutkan menulis serial tentang Negeri Bahari semoga Bangsa ini dapat kembali melihat kejayaan peradaban masa lampau sebagai pijakan untuk membuka mata bathin rakyat Indonesia akan kebesarannya sebagai Bangsa Maritim. Mulai dari Sriwijaya – Majaphit – Mataram – Masa Kolonial Belanda – Kemerdekaan – OrdeLama – OrdeBaru – EraReformasi – Dan Kebangkitan Indonesia sebagai Bangsa Bahari. Kami akan terus mengumpulkan ranting daun kering dan sisa potongan pohon. Dan kami yakin akan banyak menemui kejadian, selesai jaman yang satu datang lagi satu jaman yang jadi sejarah atau kejadian baru, setiap jaman membuat sejarah, setiap waktu akan berulang itu dan itu lagi. Kami berharap dengan menelusuri sejarah dan kejadian yang dituangkan dalam blog ini kelak akan bisa memberi sumbangsih bagi pemikiaran kebangkitan Indonesia berbasis Maritim.

Pendahuluan

Satu lagi kerajaan yang tidak bisa lepas dari sejarah Indonesia. Bahkan dunia. Majapahit. Sebuah kerajaan yang berpusat di Jawa Timur, Indonesia, yang pernah berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga 1500 M. Pusat pemerintahan ada di Trowulan, sekarang didaerah Mojokerto, Jawa Timur. Kerajaan Majapahit didirikan oleh Nararya Sanggramawijaya pada tahun 1293 M. Sanggramawijaya adalah cucu Narasinghamurti, anak Dyah Lembu Tal dan menantu raja Kertanegara. Beliau bergelar Shrii Kertarajasha Jayawardhana. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya menjadi kemaharajaan raya yang menguasai wilayah yang luas di Nusantara pada masa kekuasaan Hayam Wuruk, yang berkuasa dari tahun 1350 hingga 1389.[1] mencatat wilayah yang disatukan Majapahit meliputi Nusantara, Desantara Indocina, dan Dwipantara Cina dan India.[2] Perluasan wilayah ini dicapai berkat politik ekspansi yang dilakukan oleh Patih Mangkubumi Gadjah Mada. Pada masa inilah Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaannya.[3] Betapa luas wilayah Majapahit sehingga Eksistensi Majapahit sangat disegani diseluruh dunia. Diwilayah Asia, hanya Majapahit yang ditakuti oleh Kekaisaran Tiongkok China. Di Asia ini, pada abad XIII, hanya ada dua Kerajaan besar, Tiongkok dan Majapahit.[4]

Sistim Pemerintahan

Pemerintahan Majapahit adalah sebuah struktur pemerintahan yang sudah terorganisir dengan baik dan tertata dengan konsep yang jelas-jelas sudah direncanakan sejak awal. Dapat dikatakan bahwa Majapahit banyak belajar dari kerajaan terdahulu-terutama Singasari-bagaimana konsep pemerintahan yang akan dilaksanakan. Ada pun masalah administrasi pemerintahan Majapahit dikuasakan kepada lima pembesar yang disebut Sang Panca ri Wilwatika. Mereka adalah: Patih Amangkubumi, Demung, Kanuruhan, Rangga, dan Tumenggung. Mereka inilah yang banyak dikunjungi oleh para pembesar negara bawahan dan negara daerah untuk urusan pemerintahan. Apa yang direncanakan di pusat, dilaksanakan di daerah oleh pembesar bersangkutan.[5] Dapat dikatakan ada keseragaman tindakan antara yang dilakukan oleh pusat pemerintahan dengan yang dilakukan oleh daerah, sehingga perencanaan dilaksanakan secara organisir dan sampai ke bawah. Sebagai sebuah kerajaan besar-pemerintahan Majapahit sangat menghargai daerah (desa) bawahannya. Hal tersebut dapat dilihat pada pupuh 89 : 2, yang berbunyi; apan ikang pura len swawisaya kadi singha lawan sahana yan rusaka thani milwa ng akurang upajiwa tikang nagara yan taya bhrtya katon waya nika paranusa tekangreweka hetu nikan pada raksan apageha lakih phala ning mawuwus [Negara dan desa bersambung rapat seperti singa dan hutan, Jika desa rusak, negara akan kekurangan bahan makanan, Kalau tidak ada tentara, negara lain mudah menyerang kita, Karenanya peliharalah keduanya, itu perintah saya!][6]

Dari pupuh 89 : 2 di atas, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa kedekatan hubungan antara negara dengan desa begitu dekat. Bahkan saking dekatnya-hubungan keduanya dilambangkan seperti singa dengan hutan, bahkan dikatakan pula bila desa rusak, negara akan kekurangan bahan makanan. Hirarki dalam pengklasifikasian wilayah di kerajaan Majapahit adalah sebagai berikut:[7]

Bhumi: pusat kerajaan, diperintah oleh Maharaja.

Nagara: setingkat propinsi, diperintah oleh rajya (gubernur), atau natha (tuan), atau bhre (pangeran atau bangsawan keluarga dekat raja), bhatara, wadhana atau adipati.

Watek: setingkat kabupaten, dipimpin oleh wiyasa atau tumengung.

Kuwu: setingkat lebih tinggi di atas kecamatan atau kademangan dipimpin oleh lurah atau demang.

Wanua: setingkat desa, dipimpin oleh thani atau petinggi.

Kabuyutan: setingkat lingkungan, padukuhan, dusun kecil atau tempat sakral, dipimpin oleh seorang buyut atau rama atau kepala dukuh.

Kerajaan Maritim Yang Menguasai Lautan

Majapahit adalah sebuah kerajaan maritim terbesar di Nusantara. Itu bukan tanpa bukti. Secara nalar saja; tidak akan mungkin misi perluasan wilayah oleh angkatan perangnya dilakukan hanya melalui jalan darat! Tentu saja ekspedisi militer dalam jumlah besar itu dilakukan dengan menggunakan angkatan laut yang besar. Dalam Pujasastra dikenal seorang pelaut ulung, yang merupakan tangan kanan Sang Mahapatih Gajah Mada di dalam tugas mempersatukan kepulauan-kepulauan Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit. Konon rahasia kekuatan armada angkatan laut Kerajaan Majapahit sejak jaman Gajah Mada yaitu terletak pada kharisma pimpinan angkatan laut, dia adalah Senopati Sarwajala Mpu Nala, (dapat disetarakan dengan Panglima atau Kepala Staf Angkatan Laut dengan pangkat Laksamana Muda atau Laksamana Madya Laut).[8] Di bawah kendali Senopati Sarwajala Mpu Nala, kapal-kapal perang Kerajaan Majapahit mampu menaklukkan satu demi satu pulau-pulau dan negara-negara di kawasan Nusantara dalam rangka mempersatukan Nusantara, dan semua itu dilakukan untuk meninggikan kedaulatan Majapahit demi terlaksananya Ikrar Sakti Sumpah Palapa.

SUMPAH PALAPA; Kesepakatan Cita Cita Gaya Majapahit

Majapahit bukan sekedar sebuah kerajaan yang besar dengan konsep ke-maritim-an sebagai ujung tombak penguasaan wilayahnya. Bila sekedar itu-sudah banyak kerajaan maritim yang berdiri sebelumnya. Coba lihat; Ketangguhan maritim kita ditunjukkan oleh Singasari di bawah pemerintahan Kertanegara pada abad ke-13. Dengan kekuatan armada laut yang tidak ada tandingannya, pada tahun 1275 Kertanegara mengirimkan ekspedisi bahari ke Kerajaan Melayu dan Campa untuk menjalin persahabatan agar bersama-sama dapat menghambat gerak maju Kerajaan Mongol ke Asia Tenggara. Tahun 1284, ia menaklukkan Bali dalam ekspedisi laut ke timur.[9] Coba simak kebesaran Sriwijaya (683-1030 M); Kedatuan ini telah mendasarkan politik kerajaannya pada penguasaan alur pelayaran dan jalur perdagangan serta menguasai wilayah-wilayah strategis yang digunakan sebagai pangkalan kekuatan lautnya.[10]

Tidak sekedar itu!

Yang menjadi eksklusif dari Majapahit adalah bagaimana kerajaan ini memiliki konsep menyatukan daerah di bawahnya menjadi sebuah pemerintahan yang utuh. Menjadi sebuah negara kesatuan! Konsep Cita-cita ini muncul dengan adanya Sumpah Palapa yang diucapkan oleh Maha Patih di depan raja Tribhuwanottunggadewi, yang intinya adalah keinginan Gajah Mada untuk mempersatukan seluruh Nusantara ini di bawah panji-panji Majapahit. Gajah Mada bersumpah di hadapan pembesar dan raja Majapahit bahwa ia tidak akan amukti palapa sebelum dapat menundukkan Nusantara, yaitu Gurun, Seram, Tanjungpura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang dan Tumasik.[11]. Sumpah Amukti Palapa yang diucapkan Gajah Mada ini benar-benar terbukti pada masa pemerintahan Sri Rajasanagara (Hayam Wuruk) yang memerintah dari tahun 1350 M sampai dengan 1389 M, kerajaan Majapahit mencapai puncak kebesaran dan kejayaannya. Dalam hal ini dapatlah disimpulkan bahwa dengan adanya konsep persatuan dan kesatuan Nusantara (Sumpah Palapa), maka kerajaan Majapahit dapat menjadi suatu kerajaan besar dan berjaya dengan wilayah kekuasaannya yang mencakup hampir seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia saat ini.[12]

Ranah Teladan

Mari kita renungkan bagaimana cita-cita penyatuan sumpah Palapa Gajamada dapat di sepakati seluruh elemen Majapahit. Dari raja sampai rakyat Majapahit!

Ini poin terpenting!

Ada dua pertanyaan yang sedikit banyak bisa menyederhanakan pemahaman kita terhadap hal di atas.

Pertama; Bila seorang pemimpin yang memiliki kepatutan sebagai pemimpin secara total, apakah kamu loyal? Jawaban; Iya, akan saya dukung (Kemungkinan besar jawaban adalah seperti ini).

Kedua; Bila pemimpin yang dimaksud di atas memiliki visi dan misi besar demi bangsa dan negara secara total, apakah kamu ikuti? Jawaban; Iya, akan saya ikuti (Kemungkinan besar jawaban adalah seperti ini).

Dari dua pertanyaan di atas dapat kita ambil sebuah kesimpulan bahwa; secara kesadaran seluruh rakyat sekaligus raja Majapahit akan memberikan kesepakatan secara sadar karena apa yang dilakukan oleh Gaja Mada secara kualitas personel dan pembawaan visi misi telah memenuhi kriteria sebagai acuan dimana terlahirnya sebuah kebersamaan tersebut. Sesuatu yang diperjuangkan oleh Gaja Mada adalah demi tidak untuk dirinya atau kelompok nya akan tetapi untuk negara dan bangsanya. Sehingga secara sadar; rakyat dan raja Majapahit akan mengusungkan kata setuju untuk mendukung cita-cita mulia itu.

Sebenarnya inilah yang menjadi acuan kenapa tercipta kesepakatan universal Majapahit terhadap Sumpah Palapa yang diucapkan oleh Mahapati Gajamada. Karena kualitas pemimpin yang telah teruji, dan benar-benar mengaplikasikan hidupnya demi negara dan bangsa sehingga raja dan seluruh rakyat Majapahit mendukung cita-citanya. Dapat dibayangkan betapa pengakuan terhadap seorang Gaja Mada begitu bombastis-pengakuan dari rakyat sekaligus seorang raja yang memimpin kerajaan tersebut. Hal ini sudah menunjukkan kualitas Gaja Mada benar-benar patut untuk menjadi pemimpin yang diteladani oleh Majapahit secara universal. Mari kita simak dan kita renungkan kualitas kepemimpinan seorang Gaja Mada. Dalam situasi negara kita seperti ini, tentu seorang pemimpin seperti ini sangat kita butuhkan untuk mengangkat pesona bangsa yang telah lama tertelan abad. Dan memang tidak perluh seorang pemimpin berpenampilan pisik-berotot sepertinya Gaja Mada, akan tetapi lebih diperluhkan seorang pemimpin yang mampu memenangkan hati rakyat, bangsa dan negara secara utuh dan juga, memiliki visi dan misi kepemimpinan yang benar-benar untuk, dan demi bangsa dan negara Republik Indonesia tercinta ini, tidak untuk kepentingan kelompok-kelompok, apalagi untuk kepentingan pribadi. Seorang pemimpin yang benar-benar memiliki mental seorang pemimpin, dan bukan seorang pemimpin yang memiliki niat untuk menjadi pemimpin hanya sebagai alasan berkarir, bukan itu. Tetapi; menjadi pemimpin sebagai sebuah pengabdian yang ikhlas demi bangsa dan negara!

Gaja Mada adalah seorang pemimpin yang mampu menyatukan seluruh elemen negara-dari atas ke bawah. Dan sebaliknya.

Penyatuan yang dilakukan secara kesadaran.

Penyatuan yang dilakukan oleh hati.

Penyatuan yang dilakukan secara bersama.

Penyatuan yang disepakati secara universal.

Alam Nusantara ini, dengan semua yang sama pada jaman dimana Gaja Mada hidup-air nya, tanah nya, udara nya, api nya-sungguh merindukan pemimpin bangsa yang memiliki kualitas kepemimpinan seperti itu. Indonesia sangat membutuhkan pemimpin yang mampu menggunakan setiap kelebihan dari alamnya. Seorang pemimpin yang mampu memanfaatkan kewilayahannya untuik membuat pesona Indonesia semakin bersinar. Seorang pemimpin yang akan membawa siklus kebesaran Nusantara menjadi sebuah kenyataan-yang akan dinikmati bersama seluruh rakyat.

Tanah airku Indonesia ini butuh Gaja Mada – Gaja Mada yang bisa membawa Indonesia mencapai kebesaran.

Rakyat Indonesia sudah begitu lama menunggu kapan pemimpin dengan kepatutan seorang pemimpin itu datang, sehingga kesepakatan universal bangsa Indonesia akan kita mulai.

Bersambung…….. Pergolakan kerajaan kerajaan Maritim Jaman Belanda, Membangkitkan Kejayaan Indonesia Berbasis Maritim (Serial Negeri Bahari, Part 5)

Oleh : Rajasamudera & Ade Prasetia

DAFTAR REFERENSI

Djoko Nugroho,Irawan. Majapahit Peradaban Maritim.Jakarta. Yayasan Suluh Nuswantara Bakti,2011.

http://id.wikipedia.org/wiki/Majapahit
http://msmunir.batan.go.id/sejarah_kediri/majapahit.html
https://www.facebook.com/notes/hindu-bali/sejarah-runtuhnya-kerajaan-majapahit-yang-di-sembunyikan-pemerintah/448313585191293
http://dongengarkeologi.wordpress.com/surya-majapahit/tata-pemerintahan/
http://indomaritimeinstitute.org/?page_id=4
http://bunga911.blogspot.com/2011/05/konsep-negara-kesatuan-versi-majapahit.html
[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Majapahitdiakses pada tanggal 3 Juli 2013 pukul 14.50
[2] Djoko Nugroho,Irawan. Majapahit Peradaban Maritim.Jakarta. Yayasan Suluh Nuswantara Bakti,2011.
[3]http://msmunir.batan.go.id/sejarah_kediri/majapahit.html diakses pada tanggal 8 Juli 2013 pukul 14.33
[4] https://www.facebook.com/notes/hindu-bali/sejarah-runtuhnya-kerajaan-majapahit-yang-di-sembunyikan-pemerintah/448313585191293 diakses pada tanggal 8 Juli 2013 pukul 15.30
[5] http://dongengarkeologi.wordpress.com/surya-majapahit/tata-pemerintahan/ diakses pada tanggal 9 Juli 2013 pukul 10.30
[6] Ibid
[7] http://dongengarkeologi.wordpress.com/surya-majapahit/tata-pemerintahan/ diakses pada tanggal 9 Juli 2013 pukul 10.30
[8] Ibid
[9] http://indomaritimeinstitute.org/?page_id=4 diakses pada tanggal 10 Juli 2013 pukul 11.30
[10] Ibid
[11]http://bunga911.blogspot.com/2011/05/konsep-negara-kesatuan-versi-majapahit.html diakses pada tanggal 10 Juli 2013 pukul 12.30
[12] Ibid


 Lembaga KERIS  

1 komentar:

  1. baru sumpah keburu paregreg. chandra kirana putri galuh gak jadi disunting kan karna bubat. melalui Islam lah orang jawa berkarakter memimpin nusantara dr zaman demak sd NKRI.

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.