Rabu, 04 September 2013

Pengadaan Alutista Harus Melalui Proses Audit

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEin8-FZiklTiOx0L_MgVkcJPEeBrfCk7xNY37cUMXZXwgwFVisfM0G4qYiDkiHNmHots7yaV-f0JAO-Ex7LAuV2LVIF1mO7ZS8RHp5-wKBgqWt5qHYYdC7QrPNE6DLS69neZvuvevjIlmqA/s400/phoca_thumb_l_kav1.jpgAnggota Komisi I DPR RI Helmi Fauzi mengatakan perlunya dilakukan audit dan juga transparansi dalam pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutista). Hal ini diperlukan mengingat anggaran untuk pengadaan alutista relatif amat besar.

"Jadi upaya penyalahgunaan anggaran alutista yang besar, jangan sampai menciptakan kebocoran. Potensi kebocoran harus ditutup sedini mungkin," ujar Helmi di Jakarta, Selasa (3/9/2013).

Menurut politisi asal PDI Perjuangan itu, saat ini memang telah terjadi peningkatan atas alutista pada militer Indonesia dan hal tersebut perlu terus ditingkatkan. Namun ia mengingatkan perlunya dilakukan audit agar kebocoran anggaran pertahanan tidak terjadi.

"Sepanjang saya amati memang ada peningkatan dari alutista kita. Nah soal auiditnya seperti apa ini tentu lebih ke instansi terkait. Apakah TNI dan juga BPK," tuturnya.

Ia juga mengapresiasi upaya yang telah dilakukan Kemenhan untuk mencegah kebocoran anggaran pertahanan dia antaranya dengan melakukan kerja sama dengan berbagai pihak untuk melakukan proses pengawasan dan audit.

Selain itu, Helmi menyarankan, sebelum diputuskan membeli suatu alat untuk sistem pertahanan, perlu dilakukan riset dan uji coba terlebih dahulu apakah alat tersebut sesuai dengan kebutuhan pertahanan Indonesia.

"Ya sejauh ini kita sudah melakukan upaya-upaya agar anggaran alutista tidak mubadzir, bukan hanya soal kebocoran, tapi ketepatan guna yang diadakan," tandasnya.

  Tribunnews 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.