Senin, 18 November 2013

Antara Sersan dan Jenderal, Sama Rata

https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcT3jJeRW_J46C6UUjWdeF0OKCgo6T3HPWK4GIwfANlkjYAO2XzQ
Ilustrasi Latihan Marinir
Jakarta SAIRIN (70), tampak clingukan ketika memasuki ruang makan di Rumah Makan Tanjung Laut Kompleks Perumahan Puri Anjasmoro, Semarang, Sabtu (16/11). Matanya menatap tajam ke segala penjuru, seperti mencari sesuatu. ”Cari teman-teman yang dulu pernah bertugas bareng.

Ada satu teman yang saya belum ketemu, teman dari Yogyakarta. Kok ndak ada ya,” keluh pria purnawirawan Corp Marinir TNI AL di Madiun berpangkat terakhir, Sersan Mayor itu.

Maklum, dia memiliki kenangan yang mengesankan selama bertugas di Madiun pada era 60-an. Saat kali pertama bertugas di TNI AL, dia berpangkat Prajurit Satu (Pratu). Dia merasa senang bisa bersilaturahmi dengan ratusan mantan Marinir dalam memperingati HUT Ke-20 Paguyuban Purnawirawan Marinir sekaligus HUTKe-68 Marinir se-Jawa dan Bali.

Acara itu dihadiri sekitar 300 purnawirawan Marinir yang tersebar di Jawa dan Bali. Yang membuat dia berkesan, adalah hubungan yang cair antaranggota.

Akrab dan tidak berlaku jejang hirarki kepangkatan, layaknya masih bertugas dulu. ”Yang dulu berpangkat jenderal dan yang sersan, sekarang ini sama rata. Suasana guyub, sangat akrab,” ungkapnya.

Setelah berbincang sejenak dengan Suara Merdeka, dia meminta izin untuk meneruskan ”perburuan” mencari sejawatnya. ”Maaf Mas, saya mau gabung dengan teman-teman,” pintanya dengan langkah yang masih tegap, meski usianya terbilang uzur.

Saling Potret

Di sisi lain, para purnawirawan dan warakawuri lainnya melepas kangen dengan saling bersalaman dan berpelukan. Mereka kemudian asyik saling potret untuk mengabadikan momentum itu. Sebelum acara dimulai, Kolonel Marinir (Purn) Boy Malonda, menghibur hadirin dengan lagu kenangan ”Balada Seorang Pelaut”.

Hal itu disambut sejumlah sejawatnya, dengan menari dan berdansa. Tepuk tangan pun riuh menyambut aksi para purnawirawan dan warakawuri, yang rata-rata sudah berusia lanjut itu. ”Inilah Marinir yang satu dan tidak akan pernah layu,” kata Ketua Persatuan Purnawirawan Angkatan Laut (PPAL) Rayon C1 Semarang, Kolonel Laut Marinir (Purn) Marsono. Sesepuh PPAL, Mayor (Purn) APrawoto menambahkan, yang membanggakan dirinya dalam tubuh Marinir adalah jiwa korsa.

Hal itu telah dibuktikan dengan perjuangan para pandahulunya yang telah meletakkan pokok dasar ”Jalesu Bhumyamca Jaya Mahe (di darat, laut dan udara berjaya-Red)”. ”Lambang Marinir adalah bunga bougenvil warna ungu, yang tak pernah layu.

Bila mati, akan berubah warna menjadi putih,” katanya. Danlanal Semarang, Kolonel Laut (P) Rakhmawanto SE mengapresisasi semangat para purnawirawan Marinir itu. Dia berharap, eksistensi PPALmemberikan kontribusi dan inspirasi dalam kemajuan TNI AL ke depan.(Karyadi-47)


  Suara Merdeka 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.