Senin, 09 Desember 2013

Kilo, Penjelajah Bawah Laut

Ilustrasi Kilo berdampingan dengan Changbogo
Kapal selam kelas Kilo asal Rusia pertama kali beroperasi pada awal dekade 1980-an. Kapal yang didesain Rubin Central Maritime Design Bureau St Petersburg ini pada tahap selanjutnya diproduksi dengan tipe 877EKM dan 636.

Kemudian ada Lada (Project 677) yang diluncurkan pada November 2004. Awalnya kelas Kilo dibangun di galangan kapal Komsomolsk, tetapi sekarang dipindah ke Shipyard Admiralty di St Petersburg. Kapal teknologi Rusia ini diminati banyak negara. China telah memiliki dua kapal selam Tipe 636, yang kedua bergabung dengan armada China pada Januari 1999. Indonesia juga telah memperlihatkan minatnya sejak 2007.

Pada November 2007, Venezuela juga telah menandatangani MoU (memorandum of understanding) untuk kapal selam tipe 636. Tipe ini didesain untuk berhadapan dengan kapal selam maupun kapal permukaan dan dirancang untuk melakukan misi pengintaian umum dan patroli. Tipe 636 kapal selam dianggap menjadi salah satu kapal selam diesel paling tenang di dunia. Kapal ini mampu mendeteksi kapal selam musuh pada kisaran tiga sampai empat kali lebih besar. Kapal selam terdiri dari enam kompartemen kedap air dipisahkan oleh dinding pemisah yang melintang. Kapal selam ini mampu bersembunyi dengan baik.

Sistem Senjata

Sebagaimana dipaparkan Navytechnology. com, kapal selam ini dilengkapi sejumlah kemampuan tempur dan sistem komando yang menyediakan informasi untuk pengendalian kapal selam yang efektif, termasuk sistem torpedo. Kecepatan sistem komputer yang dimiliki mampu memproses informasi dari peralatan pengawasan dan menampilkannya di layar. Sistem kapal mampu menghitung keberadaan target dan menembaknya dengan akurat.

Sistem ini juga memberikan pengendalian kebakaran otomatis, dan memberikan informasi dan rekomendasi tentang manuver serta penyebaran senjata. Kapal selam memiliki delapan peluncur Strela–3 (rudal pertahanan udara yang dikembangkan di Rusia) atau Igla (rudal permukaan ke udara). Rudal ini diproduksi Fakel Design Bureau, Kaliningrad. Strela–3 memiliki pencari inframerah yang didinginkan dan 2 kg hulu ledak. Jangkauan maksimumnya 6 km.

Sedangkan Igla juga dilengkapi inframerah dengan jangkauan maksimum 5 km. Kapal dapat dipasang dengan Novator Club-S (SS-N-27) sistem rudal cruise anti-kapal rudal. Kapal selam ini dilengkapi enam 533 mm tabung torpedo depan terletak di hidung kapal dan membawa 18 torpedo, enam tabung torpedo dan 12 disimpan di rak. Dua tabung torpedo dirancang untuk menembakkan torpedo dengan akurasi yang sangat tinggi.

Sistem torpedo dikendalikan komputer dan dilengkapi dengan perangkat cepat muat (quick-loading device). Tembakan pertama dilakukan dalam waktu dua menit dan yang kedua dalam waktu lima menit. Tipe 636 dilengkapi sonar digital MGK-400EM. Teknologi ini mampu mendeteksi target kapal selam dan kapal permukaan dalam mode mendengarkan sonar. Juga mampu melakukan telepon dan telegraf komunikasi dalam mode panjang dan pendek, mendeteksi sinyal suara bawah air.

Radar kapal selam bisa bekerja baik di dalam air dan permukaan. Radar ini mampu menyediakan informasi mengenai situasi bawah air dan udara, identifikasi radar dan keselamatan navigasi. Untuk tipe 877, kelas Kilo dilengkapi dengan sistem sonar Rubikon MGK-400 yang mencakup deteksi ranjau dan menghindari sonar MG-519 Arfa. India merupakan salah satu negara yang telah memakai kelas Kilo khususnya tipe 877 dari Rusia. Hingga saat ini setidaknya sudah ada 33 kapal tersebut telah diekspor ke India, Aljazair, China, Polandia, Iran, dan Vietnam.

Indonesia dan Venezuela akan menjadi pemakai selanjutnya. Kapal yang mempunyai panjang 70- 74 meter ini dapat melakukan perjalanan dengan kecepatan maksimum 10-12 knots ketika muncul di permukaan dan 17-25 knots ketika berada di bawah air.●islahuddin

  Koran Sindo 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.