Kamis, 23 Januari 2014

Rapim TNI AL, Bahas Pembangunan Kekuatan

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqQDqWBLpVQj_V7efQyNYFTLB0gihjzzQqRZ1vhr1TMic8BjS7ntgVT0I7GY6_SjehxJRD_LYHlX-si3p4A6-pBTdCIHy70S2ZzylEZu2iQCM7EDtilK8aG3PCiwk63cRwJy-sdbnoD_Y/s640/KRI-Dewaruci_Berita.jpg
KRI Dewaruci
Surabaya Rapim TNI Angkatan Laut Tahun 2014, merupakan tindaklanjuti kebijakan dan arahan Panglima TNI di tahun 2014.

Kegiatan ini sekaligus sebagai media yang efektif untuk menerima masukan secara langsung dari para peserta Rapim TNI Angkatan Laut terkait dengan pelaksanaan program kegiatan di tahun 2013.

Dengan demikian bisa diambil langkah-langkah kebijakan yang komprehensif agar mencapai sasaran pembinaan tahun 2014 secara optimal.

Dalam acara yang dipimpin langsung oleh Laksamana TNI Marsetio Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) ini dilaksanakan tiga agenda kegiatan strategis sekaligus yakni Rapat Pimpinan (Rapim) dan Apel Komandan Satuan (AKS) TNI Angkatan Laut Tahun 2014, serta Olah Yudha Renstra Tahun Anggaran 2015. Kegiatan dilaksanakan selama tiga hari mulai tanggal 22 - 24 Januari 2014.

"Dalam rapim ini yang pertama tentang arah kebijakan dan proses pembangunan kekuatan TNI. Nantinya para Pangkotama TNI AL para pemimpin Kotama, akan menjabarkan kepada anggotanya hingga paling bawah," kata Laksamana TNI Marsetio KASAL kepada wartawan, Kamis (23/1/2014).

Dia menambahkan, terkait dengan pembahasan proses pembangunan alat utama sistem senjata (alutsista), TNI AL saat ini sedang melakukan pengadaan tiga buah kapal selam, dan satu diantaranya dibangun full di PT. PAL.

"Setelah kita mampu membeli, harus mampu membuatnya sendiri. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan ekonomi nasional. Selain itu juga sedang dibangun dua Perusak Kawal Rudal (PKR) Fregat, panjang 105 meter. Saat ini PT PAL juga mempunyai program untuk membeli tiga kapal multi role light frigate (mrlf) dari Inggris," kata Marsetio.

TNI AL saat ini juga memesan dua kapal hidrografi dari perancis, membeli 11 Helikopter anti Kapal selam dan PT. PAL juga membangun 16 kapal cepat roket. "Yang tidak kalah penting adalah pembuatan kapal pengganti KRI Dewaruci. Mengingat KRI tersebut dibuat pada tahun 50an, sehingga dilakukan peremajaan diganti dengan kapal tahun pembuatan 2011," ujarnya.

Laksamana TNI Marsetio berharap, TNI AL yang telah mencanangkan world class navy, dan semua negara mengganggap bahwa Indonesia adalah negara maritim besar, tentunya memiliki pertahanan yang kuat.(wak/rst)

  Suarasurabaya  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.