Senin, 17 Februari 2014

PMN Hanya Untuk Kepentingan Pertahanan Nasional

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivJpAFJnuPT-zjQpsWFhRjJDmNxy-3XXvvt-xfWYXteyItId8G4Q5NcIEHVmaY5mavv9efex-VjoeUjRuYQBCOHiLWxAnt0tHDql6t2FJBAEbP9JHDYPqva6GmDMEjV5fHdF18IepXs657/s1600/Changbogo_2.jpgJakarta Pemerintah memang mempunyai mekanisme penyuntikan modal dalam bentuk penyertaan modal negara (PMN) untuk menyelamatkan BUMN. Namun suntikan modal itu membuat BUMN manja.

Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan, dirinya dengan tegas menolak mekanisme PMN untuk penyelamatan BUMN.

"BUMN tidak diberi PMN untuk selamatkan perusahaan. Dampak PMN membuat manajemen manja," kata Dahlan saat rapat kerja Komisi I, Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (17/2/2014).

Dahlan memberikan pernyataan dalam raker Komisi I membahas PMN bagi PT PAL (Persero). BUMN ini diusulkan memperoleh suntikan dana segar mencapai US$ 250 juta. Dana PMN ini akan digunakan PT PAL sebagai pendukung pembiayaan membangun infrastruktur pengembangan dan perawatan kapal selam di Surabaya.

Menurut Dahlan, PMN saat ini hanya bisa diberikan dan diusulkan untuk tujuan khusus. PMN khusus ini ditujukan untuk kepentingan strategis nasional seperti industri pertahanan keamanan.

"Saya cantumkan PMN khusus karena kalau PMN diartikan negatif. PMN nggak ada lagi untuk selamatkan bisnis, tapi untuk bangun industri pertahanan keamanan," tegasnya.

Hal senada disampaikan Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro. Bambang yang hadir pada raker ini menjelaskan, usulan PMN untuk PT PAL akan dimasukan ke dalam APBN-P 2014. Namun sifat PMN ini, bukan dalam bentuk penyelamatan perusahaan. Melainkan untuk kepentingan pertahanan nasional.

"Pemerintah sudah terima usulan Kementerian BUMN terkait PMN. PMN biasanya diberikan untuk penyelamatan perusahaan yang alami kesulitan keuangan dan bisnis. PMN kapal selam ini, tidak terkait untuk selamatkan PT PAL. Karena pada tahun 2011 dan 2012, PT PAL sudah terima PMN senilai Rp 2,5 triliun. Itu hanya selamatkan perusahaan," sebutnya.


Pemerintah Siap Rogoh Rp 2,5 T untuk Produksi Kapal Selam di Surabaya

Jakarta Komisi Bidang Pertahanan DPR-RI dan pemerintah sepakat soal suntikan dana senilai US$ 250 juta atau kurang lebih Rp 2,5 triliun untuk memproduksi kapal selam di Surabaya.

Dana tersebut akan diberikan kepada BUMN pembuat kapal, PT PAL sebagai Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk membuat kapal selam kelas Changbogo asal Korea Selatan (Korsel).

Wakil Ketua Komisi I DPR-RI TB Hasanuddin menjelaskan bahwa pembiayaan ini akan diberikan secara bertahap. Skema PMN untuk produksi kapal selam mulai dianggarkan pada APBN-Perubahan 2014.

"Komisi I DPR-RI dan pemerintah sepakat bahwa pemenuhan kebutuhan dana penyiapan infrastruktur untuk membangun kapal selam TNI yang ke-3 di PT PAL sebesar maksimal US$ 250 juta, akan dibiayai secara bertahap dengan skema PMN dan akan mulai dianggarkan pada APBN-P tahun anggaran 2014," katanya saat Rapat Dengar Pendapat dengan Pemerintah di Jakarta (17/2/2014)

Ia menjelaskan skema PMN rencananya akan dimulai pada April tahun ini, melalui kementerian BUMN.

"Selanjutnya pemerintah dengan leading sector-nya kementerian BUMN menyediakan bridging pendanaan selama skema PMN tersebut untuk memenuhi target implementasi yang dimulai pada April 2014," katanya.

Di tempat yang sama, Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro mengatakan pembangunan infrastruktur kapal selam akan dilakukan oleh PT PAL yang bekerjasama dengan Daewoo Shipbuilding Marine Enginerering (DSME).

"Kapal selam ini akan dibuat tahap pertama 3 unit, 2 di Korea dan 1 di Indonesia, totalnya nanti akan ada 12 kapal yang dibuat," kata Purnomo.

Dalam rapat dengar pendapat yang dipimpin oleh TB Hasanuddin diikuti oleh sekitar 20-an anggota DPR. Sementara untuk para Menteri yang hadir antara lain adalah Menteri BUMN Dahlan Iskan, Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Menhan Purnomo Yusgiantoro, Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin dan Panglima TNI Moeldoko.

Sebelumnya, satu dari tiga kapal selam kelas Changbogo yang dipesan Indonesia dari Korea Selatan (Korsel) mulai diproduksi tahun ini di Korsel. Rencananya satu unit lagi kapal selam akan dibuat di Korsel dengan melibatkan BUMN PT PAL.

Sedangkan sisanya akan dibuat di Indonesia sebagai bagian dari program transfer of technology (ToT) untuk Indonesia di galangan PT PAL, Surabaya.

Seperti diketahui Kementerian Pertahanan pada akhir Desember 2011 lalu menandatangani kontrak pengadaan tiga unit kapal selam dengan perusahaan galangan kapal asal Korea Selatan, Daewoo Shipbuilding Marine Enginerering (DSME). Tiga kapal selam ini akan segera melengkapi armada tempur TNI Angkatan Laut.


  ♞ detik  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.