Kamis, 06 Februari 2014

Produk Industri Pertahanan Indonesia Mulai Signifikan

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-eMsF4kSxy1rRM0pVKxiFLre6XQijN4QkIoSpvgE894OMYfWZ1BXe1isWhnn06_BSy9p-OmXiNcQp-EeX0MJAzB6G0StsioH8QFKSEHqUNotDvScZDw93iu3Cw1g63IxMOeJpHY9swYI/s1600/web+KCR.jpg
KCR 40 TNI AL produksi Palindo
Jakarta Dicap sebagai salah satu kementerian yang berkomitmen dalam peningkatan penggunaan produksi dalam negeri negeri, Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sjafrie Sjamsoedin mengatakan hal itu berbanding lurus dengan produksi industri pertahanan yang cukup signifikan dalam lima tahun ini. Dengan kualitas yang baik, kata Sjafrie membuat produksi industri pertahanan dalam negeri digunakan sendiri maupun diekspor ke sejumlah negara.

"Jadi saya kira justifikasinya itu di produksi, di pemasaran, sejauh mana industri pertahanan dalam negara menopang kebijakan pertahanan Indonesia secara keseluruhan," kata Sjafrie mengenai alasan kementeriannya mendapatkan penghargaan di Istana Wakil Presiden (Wapres), Jakarta, Rabu (5/2) petang.

Sjafrie mencontohkan PT Pindad sudah memproduksi 250 panser yang sesuai standar Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan telah diekspor pula. Sementara PT PAL, kata dia sudah sanggup memproduksi kapal combatant dan kapal angkut tank yang dijual ke negara ASEAN, seperti Filipina.

"Industri pertahanan kita sudah memenuhi tingkat menengah sedang ke tingkat tinggi dalam 10 tahun lagi, membuat kapal tempur sendiri," lanjutnya.

Alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang digunakan TNI saat ini, kata dia seluruhnya merupakan produk dalam negeri.

"Kalau tingkat tinggi belum, kapal selam belum. Pesawat tempur belum tapi kita akan buat sendiri kerjasama dengan Korsel (Korea Selatan). Tank juga belum tapi panser sudah," lanjut Wamenhan.

  Berita Satu  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.