Selasa, 11 Maret 2014

“Baby Falcon” Elang Emas Indonesia

Penyerahan 16 unit T-50i Golden Eagle dari Korea Selatan kepada Indonesia di Lanud Halim Perdanakusuma, 13 Februari 2013, menandai resminya Sang Elang Emas bergabung dengan jajaran kekuatan TNI AU.

Pesawat yang juga dijuluki “Baby Falcon” ini akan menjadi titik awal kebangkitan Skadron Udara 15 di tahun-tahun mendatang.

Sehari sebelum penyerahan 16 T-50i, Mekopolhukan Marsekal (Purn) Djoko Suyanto didampingi Komandan Skadron Udara 15 Letkol Pnb Wastum terbang menggunakan T-50i nomor ekor TT-5004 berkelir biru-kuning.

Di pesawat yang lain, KSAU Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia juga terbang menggunakan T-50i nomor ekor TT-5012 berkelir hijau toska-abu-abu didampingi Kasiops Skadron Udara 15 Mayor Pnb Hendra Supriyadi.

Dari Lanud Halim kedua pesawat terbang dengan tanda panggil Golden Flight menuju ketinggian 15.000-20.000 kaki di atas Pelabuhan Ratu, Jawa Barat selama kurang lebih satu jam.

Sebagai mantan penerbang tempur, baik Menkopolhukam (F-5E/F Tiger II) maupun KSAU (A-4 Skyhawk) tentu saja tertantang untuk mencoba mengendalikan sendiri jet latih fly-by-wire buatan Korea Aerospace Industries (KAI) kerja sama dengan Lockheed Martin, AS yang bentuknya mirip F-16 Fighting Falcon ini. Kedua fighter TNI AU tersebut kemudian mencoba kendali sendiri dan melaksanakan beberapa manuver seperi loop, cuban eight, serta barrell roll.

“Seperti Baby Falcon. Bagus, enak,” ujar Menkopolhukam dengan raut wajah berseri dan sedikit berkeringat. Demikian juga halnya dengan KSAU. Terbang dengan tarikan gaya gravitasi yang besar tentu mengasyikkan dan addicted, namun juga badan akan dipaksa menerima tekanan-tekanan dengan bobot berlipat dari bobot tubuh.

Beruntunglah karena fisik kedua pejabat dapat dikatakan masih oke. Menkopolhukam dan KSAU juga bukan kali ini saja me-refresh ketahanan tubuh dengan kembali terbang di sela-sela kesibukan keduanya yang sangat tinggi.

Perkuatan TNI

Seremoni penyerahan 16 T-50i yang dilaksanakan di Lanud Halim Perdanakusuma terbilang cukup meriah. Selain ke-16 pesawat T-50i yang ditampilkan berderet, di lokasi upacara juga dihadirkan pesawat-pesawat baru TNI AU lainnya seperti CN295, EMB-314 Super Tucano, pesawat latih Grob G-120TP-A dan jet tempur Su-30MK2 untuk TNI AU. Sementara untuk TNI AL ditampilkan CN235-220 MPA dan untuk TNI AD helikopter NBell-412EP.

Prosesi penyerahan dilaksanakan berantai dari Presiden Direktur KAI Ha Sung-yong kepada Kabaranahan Kemenhan Laksda TNI Rachmad Lubis, lalu kepada Aslog Panglima TNI Marsda TNI Karibiyama, dan terakhir kepada Aslog KSAU Marsda TNI Ida Bagus Anom Manuaba.

Penyerahan disaksikan Menhan Purnomo Yusgiantoro, Menkopolhukam Djoko Suyanto, KSAU Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia, KSAD Jenderal TNI Budiman, KSAL Laksamana TNI Marsetio, Duta Besar Korea di Jakarta Kim Young-sun, KSAU Korea Selatan Jenderal Sung Il-hwan, dan pejabat lainya.

Usai prosesi serah terima, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono hadir untuk menyaksikan demo flypass empat T-50i dikawal dua Su-30MK. Setelah itu ditampilkan solo aerobatik Grob G-120TP-A yang memperlihatkan kelincahan dan kecepatan terbangnya sebagai pesawat latih full aerobatic.

Presiden RI kemudian meninjau kokpit T-50i dan mengangkat tangannya. “Untuk Perkuatan TNI,” ujarnya penuh gembira. Setelah itu presiden juga melihat pesawat-pesawat baru lainnya yang dipamerkan.

Kebahagiaan presiden sangat beralasan karena sesuai pencanangan program perkuatan TNI menuju Minimum Essential Force (MEF), pesawat-pesawat dan alutsista yang dibeli untuk TNI terus berdatangan, membuat TNI tak lagi menjadi yang terlemah di kawasan regional bahkan di tahun 2024 bisa menjadi salah satu kekuatan yang amat diperhitungkan.

"Pesawat-pesawat ini akan meningkatkan peran TNI dalam mengemban tugas yang lebih besar dalam menghadapi tantangan yang lebih kompleks di masa mendatang,” ujar Purnomo Yusgiantoro.

Ia menambahkan bahwa untuk tahun ini masih ada sejumlah pesawat pesanan yang akan datang. Di antaranya adalah 24 unit F-16 setara Block 52, pesawat tempur Super Tucano yang akan lengkap menjadi satu skadron hingga awal semester II tahun 2014, pesawat tanpa awak (UAV) untuk mengisi Skadron UAV di Lanud Supadio, Pontianak, pesawat CN295 sehingga jumlahnya menjadi sembilan, dua CN235, serta satu CASA 212 untuk angkut ringan.

Lalu dalam rangka menunggu kegiatan airlift dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP), akan datang sembilan pesawat C-130H yang satu di antaranya sudah tiba. Kemudian penambahan pesawat latih Grob G-120TP-A dari 18 unit menjadi 24 unit.

Untuk pesawat sayap putar, saat ini telah ditambah beberapa jenis heli yakni tiga NAS-332 Super Puma dan kemudian akan datang heli full combat SAR EC-725 Cougar kerjasama dengan Eurocopter sebanyak enam unit.(Roni Sontani)

  ♞ Angkasa  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.