Rabu, 12 Maret 2014

Kala Perwira menolak Perintah Atasan

http://img90.imageshack.us/img90/8192/rmz1.jpgJakarta Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) periode 2002-2005, Jenderal (Pur) Ryamizard Ryacudu tidak suka kalau janji netralitas TNI dalam pemilu hanya sebatas ucapan. Baginya, jika hanya ucapan seorang nenek juga mampu mengatakan netral.

"Pimpinan harus bilang tegas ke Presiden. Berani enggak dia seperti saya dulu," ujar Ryamizad di RM Garuda, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (11/4).

Ryamizard menceritakan, saat dirinya menjabat Danrem dan masih berpangkat Kolonel, seluruh prajurit TNI diminta oleh Kasad untuk mendukung Golkar. Apalagi, saat itu Presiden Soeharto masih berada di puncak pimpinan.

"TNI disuruh berjaket kuning. Tetapi saya malah ngelawan. Saya suruh anak buah saya jangan pakai jaket kuning karena TNI itu hijau atau loreng," katanya.

Anak buahnya pun sempat bingung lantaran perintah penggunaan jaket kuning itu atas suruhan Kasad kala itu. "Saya bilang lagi, kalau Kasad marah dan mau pecat, saya yang akan dipecat bukan kalian. Akhirnya mereka nurut ke saya dan Kasad ataupun Soeharto tidak marah ke saya," katanya.

Dia melanjutkan, saat dia menjabat Kasad dan kala itu Megawati menjabat presiden, Ryamizard bertemu dengan Megawati. Di hadapan Mega, dia mengaku mengatakan dengan tegas prajuritnya akan membela dan tunduk dibawah presiden.

"Namun saya tegaskan ke dia, meski Ibu Mega Ketua Umum PDIP, TNI tidak akan membela PDIP karena kami netral," tuturnya.

Dari situlah, dia meminta kepada pimpinan TNI agar berani tegas ke Presiden bukan hanya ke masyarakat. "Kalau mau beneran netral ikuti cara saya. Saya sudah pesan ke Kasad saat ini," ucapnya.[dan]


  ♞ Merdeka  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.