Kamis, 20 Maret 2014

Masalah Diplomatik Tidak Halangi Kerjasama Pertahanan RI-Australia

Pejabat pertahanan 2 negara tetap gelar program kunjungan dan latihan.

Pemerintah Australia menyatakan kerjasama pertahanan dengan Indonesia tetap berlangsung meski kedua pemerintah tengah menghadapi ketegangan diplomatik. Pejabat pertahanan kedua negara berkomitmen Indonesia dan Australia harus tetap memelihara hubungan untuk menghadapi tantangan-tantangan bersama di sektor pertahanan.

Demikian ungkap Menteri Pertahanan Australia, David Johnston, di Jakarta hari ini. "Saya menghadiri Dialog Pertahanan Internasional di Jakarta (JIDD) dan berbincang dengan Menteri Purnomo Yusgiantoro. Ini menandakan masih ada hubungan yang baik di antara kedua negara di sektor pertahanan," kata Johnston dalam dialog dengan sejumlah jurnalis.

Kedua pemerintah, ungkap Johnston, menyatakan bahwa kerjasama pertahanan Indonesia dan Australia sudah berlangsung sangat kuat dan harus dipertahankan untuk jangka panjang. "Kondisi seperti ini harus dipertahankan kendati tengah berlangsung tekanan-tekanan politik," lanjut dia.

Johnston, politisi dari Partai Liberal yang tengah memimpin Australia, menyadari bahwa untuk saat ini intensitas kerjasama pertahanan kedua negara tengah berlangsung "lambat" menyusul ketegangan diplomatik antara Jakarta dan Canberra terkait skandal penyadapan.

Dampak dari ketegangan ini adalah Indonesia untuk sementara waktu menghentikan kerjasama militer-ke-militer dan pertukaran intelijen dengan Australia sambil menunggu disepakatinya suatu kode etik hubungan diplomatik agar mencegah terulangnya skandal penyadapan, seperti yang dikehendaki Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui peta jalan normalisasi hubungan RI-Australia.

Namun, Johnston memastikan bahwa kerjasama negaranya dengan Indonesia di sejumlah sektor pertahanan tetap berlangsung. "Kami tetap selenggarakan pelatihan perwira di Canberra, program pertukaran personel untuk menempuh pendidikan dan pelatihan, dan lain-lain. Jadi tidak benar bila seluruh kerjasama pertahanan dengan Indonesia seluruhnya terhenti," kata Johnston.

Bahkan, dia menambahkan, selain mengirim menterinya ke JIDD, Australia juga turut serta dalam pameran industri pertahanan yang berlangsung di lokasi yang sama, yaitu di Jakarta Convention Center selama 19 dan 20 Maret 2014. Dialog tahunan itu dihadiri 46 delegasi dari negara-negara ASEAN, China, India, Australia, Amerika Serikat, serta beberapa negara Eropa dan Afrika.

Menurut laman resmi Departemen Pertahanan Australia, ini merupakan kali pertama Menhan mereka turut berpartisipasi JIDD. Di forum itu Johnston mendengarkan pandangan Menhan dari negara lainnya soal keamanan regional dan upaya untuk mempromosikan kesempatan bagi industri pertahanan Australia.(umi)


  ♞ Vivanews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.