Selasa, 08 April 2014

★ TNI AD Bikin Pesawat Tanpa Awak Super Drone

Jakarta  Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) sedang mengembangkan pesawat tanpa awak bekerjasama dengan sejumlah peneliti dari Universitas Surya. Setelah enam bulan bekerja, akhirnya TNI AD dan Universitas Surya melahirkan pesawat nirawak bernama 'Super Drone'.

"Pesawat ini masih dalam tahap riset atau pengembangan," kata Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Budiman dalam jumpa pers di Markas Besar TNI AD di jalan Veteran, Jakarta, Senin, 7 April 2014.

Menurut Budiman, pesawat nirawak ini punya kelebihan terbang dengan durasi waktu cukup lama yakni 6-9 jam. Meski BPPT juga tengah mengembangkan beberapa jenis pesawat nirawak, salah satunya Puna Wulung, Budiman mengatakan tidak ada niat untuk bersaing dengan BPPT.

Kelebihan Pesawat Nirawak Super Drone Buatan TNI AD

"Pesawat ini masih dalam tahap riset atau pengembangan," kata Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Budiman di Jakarta, Senin, 7 April 2014. Menurut Budiman, pesawat nirawak ini punya kelebihan terbang dengan durasi waktu cukup lama yakni 6-9 jam.

Durasi sepanjang itu karena pesawat ini memiliki dua tangki cadangan bahan bakar yang terletak di sisi kanan dan kiri sayap utama. "Akan kami kembangkan agar tangki ini bisa diganti bom, jadi bisa digunakan untuk membom sasaran dari atas," kata Budiman.

Kelebihan lain, pesawat ini mampu terbang setiap saat. Sebab, 'Super Drone' dilengkapi kamera thermal atau padangan inframerah, sehingga mampu mengudara di malam hari.

Salah satu anggota tim peneliti 'Super Drone' Letnan Kolonel Kavaleri Joko Prawoto mengatakan pesawat ini punya bentang sayap selebar 6 meter dengan panjangn 4 meter. Seluruh bodi pesawat terbuat dari bahan serat karbon.

"Serat karbon dipilih karena ringan dan kuat, tidak seperti alumunium yang mudah bengkok," katanya. Namun risikonya, bahan serat karbon terbilang mahal.

Selama ini, pesawat 'Super Drone' diuji coba terbang di wilayah Batujajar, Bandung Barat, Jawa Barat. Menurut Joko, wilayah tersebut dipilih karena terbilang sepi dari rumah warga, dan terpenting sepi dari aktifitas penerbangan.

Joko yakin tim peneliti yang terdiri dari 10 orang anggota TNI AD dan delapan insinyur Universitas Surya mampu menyempurnakan pesawat 'Super Drone'. Salah satu yang ingin dikembangkan adalah autopilot, sehingga pesawat mampu terbang dan mendarat sendiri.

   Tempo  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.