Kamis, 24 April 2014

[World News] Separatis Sandera Jurnalis AS

Pemerintah Ukraina melanjutkan operasi anti-teror terhadap kelompok separatis di timur. Seorang jurnalis AS disandera di kota Slovyansk yang dikuasai kelompok bersenjata. Presiden Ukraina Oleksandr Turchynov mengumumkan, operasi anti teror segera dilanjutkan setelah terjadi aksi kekerasan di kota Slavyansk yang dikuasai kelompok separatis. Dua politisi Ukraina yang menentang gerakan separatis dilaporkan ditemukan tewas setelah "disiksa secara brutal".

Namun kelompok pro Rusia di Slavyansk menolak tuduhan bahwa mereka terlibat dalam aksi pembunuhan itu dan menyebut gerakan ultra kanan Ukraina bertanggung jawab atas aksi kekerasan.

Sebuah pesawat militer Ukraina juga ditembaki ketika mendekat ke Slavyansk, namun pesawat berhasil mendarat dengan selamat dan tidak ada korban dalam insiden itu, demikian keterangan kementerian pertahanan Ukraina.
Jurnalis AS disandera
Berbagai media melaporkan, kelompok separatis di Slavyansk juga menyandera seorang jurnalis AS. Simon Ostrovsky bekerja untuk majalah berita AS "Vice" dan ditahan dikota itu. Majalah Vice mengatakan mereka berhubungan dengan Kementerian Luar Negeri AS untuk "menjamin keselamatan dan perlindungan bagi teman dan kolega kami".

Menurut media online Rusia "Gazeta.ru", pimpinan kelompok separatis Rusia membenarkan bahwa Ostrovsky sekarang "dibawah pengawasan" mereka. Organisasi Keramanan dan Kerjasama Eropa OSCE menuntut agar jurnalis AS itu segera dibebaskan. Delegasi OSCE saat ini berada di Ukraina timur untuk memantau situasi.

AS janjikan bantuan Wakil Presiden AS Joe Biden dalam kunjungannya ke Kiev hari Selasa (22/04) menjanjikan bantuan senilai 50 juta dolar untuk aparat keamanan. Biden kembali mengingatkan Rusia agar "menarik diri" dari Ukraina sesuai dengan kesepakatan Jenewa.

"Amerika Serikat akan berdiri berdampingan dengan rakyat Ukraina", kata Biden setelah melakukan pembicaraan dengan PM Ukraina Arseniy Yatsenyuk. Ia mengingatkan agar Ukraina "memerangi korupsi" dan mempersiapkan pelaksanaan pemilu presiden 25 Mei mendatang dengan baik.

Sejak awal April, kelompok-kelompok pro Rusia menduduki gedung-gedung pemerintahan di sepuluh kota di Ukraina Timur. Dalam pertemuan Jenewa 17 April lalu antara AS, Rusia, Ukraina dan Uni Eropa sepakat agar "semua kelompok militan menyerahkan senjata" dan membebaskan gedung-gedung yang diduduki. Namun sampai saat ini, hal itu tidak dilakukan.
hp/ab (afp, rtr, dpa)


  dw.de  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.