Minggu, 13 April 2014

[World Article] Spesial Operasi Spetsnaz GRU

Mempunyai Banyak Cara Dan Teknik Dalam Melaksanakan Perintah http://assets.nydailynews.com/polopoly_fs/1.1707193.1393689471!/img/httpImage/image.jpg_gen/derivatives/gallery_1200/russian-troops-ground-crimea.jpgPihak Amerika sedang mempelajari teknik yang digunakan (dan masih digunakan) oleh pasukan khusus Rusia di Crimea dan di Ukraina. Intelijen Amerika menyadari dariawal bahwa ini semua adalah kinerja dari Spetsnaz (pasukan khusus Rusia). Ini menjadi sangat terlihat di bulan Maret ketika Amerika memberikan sangsi kepada beberapa pejabat Rusia atas keterlibatan mereka dalam aneksasi Crimea.

Salah satu pejabat yang dinyatakan bersalah adalah kepala GRU (intelijen militer) yang ternyata mengirim satu resimen spetsnaz angkatan darat ke Ukraina Timur dan Crimea dengan perintah memakai pakaian sipil atau berseragam tanpa identitas, menghubungi orang orang sipil yang pro Rusia (GRU, mempunyai daftar seperti ini), dan melaksanakan perintah untuk mengembalikan Crimea dalam pangkuan Rusia.

Sesudah banyak informasi yang masuk dari Crimea dan Ukraina Timur, terlihat bahwa Spetsnaz angkatan darat ini mempunyai banyak cara dan teknik dalam melaksanakan perintah. Operasi di Crimea/Ukraina adalah kombinasi keterampilan mereka dalam menyuap, merekrut diam-diam (orang local yang pro Rusia), pergerakan secara senyap, mengintimidasi para pejabat, dan mengintimidasi beberapa pihak untuk membungkam angkatan bersenjata di Ukraina, dan berujung pada kemenangan tanpa pertumpahan darah. Operasi khusus militer secara klasik, dan banyak operator di seluruh dunia kagum atas keberhasilan ini.

Hampir semua dikerjakan oleh beberapa ratus anggota dari Resimen GRU 45. Mereka dikirim ke Crimea dengan menyamar sebagai sipil, untuk membuat “popular uprising” yang menyebabkan Rusia dapat menganeksasi Crimea. Beberapa orang berseragam yang kemudian mengambil alih Crimea ternyata adalah orang orang local pro Rusia yang sudah direkrut, tapi inti dari “milisi local” ini adalah orang orang yang sudah tentu mendapatkan latihan militer, dan pernah menggunakan kemampuan ini dalam waktu belum begitu lama.

Mereka ini adalah Spetsnaz dan terlihat jelas bahwa mereka yang memegang peran besar. Hampir 60 persen orang Crimea adalah orang Rusia, dan GRU kelihatannya sudah lama merekrut mereka, atau memprospek mereka sejak lama. Beberapa orang lokal ini mengaku bahwa mereka dibayar, dan mereka senang menjadi bagian dari usaha untuk mengembalikan Crimea kedalam pangkuan Rusia kembali. Ketika anda menggunakan amatir bersenjata, anda bisa berharap kontak dengan media seperti ini tidak dapat dihindari, dan komen seperti ini tidak membuat rencana menjadi kacau. Orang orang bersenjata ini sudah pasti pernah dibrifing, dan hampir semuanya tidak mau berbicara dengan jurnalis, bahkan berdekatan dengan media. Tetapi beberapa dari mereka, dan kelihatannya rekrut orang local, tidak dapat menahan diri untuk komen dan berbicara dengan wartawan. Beberapa dari orang-orang sipil bersenjata ini mungkin adalah pasukan bayaran (dimana Rusia mengekspor mereka ke beberapa tempat dibelahan dunia), dan sedangkan yang lainnya adalah para veteran pro Rusia yang mau mengangkat senjata dan berani mengambil risiko.

Tidak seperti Amerika dimana pasukan komando mempunyai komando militer tersendiri (SOCOM / Special Operations Command), di Rusia, pasukan Spetsnaz sering bekerjasama dengan berbagai aparat intelijen. GRU terlihat mempunyai rencana mengambil alih Crimea dengan mengakibatkan sedikit urusan diplomatic dan militer, dan unit Spetsnaz dibawah pengawasan GRU adalah operator-operator kunci dalam merealisasikan rencana tersebut.

Semua ini ada didalam buku petunjuk lama Soviet, yang digunakan komunis dalam menghindari besarnya biaya dan keruwetan dalam mengambil alih suatu teritori baru, tapi menggunakan orang local menjadi pemimpin dan patuh kepada Rusia.

Ini yang terjadi di Eropa Timur sesudah PD II. Semua ini hancur berantakan antara tahun 1989 (ketika negara negara Eropa Timur memisahkan diri dari Rusia) dan 1991 (ketika Soviet sendiri runtuh dan sebagian yang bukan orang Rusia memisahkan diri). Rusia sedang menggunakan teknik lama untuk mengembalikan kerajaan mereka. Walaupun tidak mulus, tetapi dalam hal Crimea, boleh dibilang sukses.

Operasi Crimea adalah “comeback” Spetsnazm sesudah invasi Rusia ke Georgia yang kurang begitu sukses. Ini berita buruk bagi Spetsnaz GRU yang merasa mereka tidak mendapat pengakuan yang seharusnya mereka dapatkan. Lebih runyam lagi dengan fakta bahwa Spetsnaz FSB mendapatkan gaji yang lebih tinggi. Ditambahkan, Spetsnaz GRU menghabiskan banyak waktu di lubang-lubang persembunyian seperti Chechnya. Walaupun, sesudah Georgia, beberapa unit mendapatkan perhatian.

Di Caucasus, kebanyakan pertempuran adalah antara non-Chechens (al Qaeda) dengan pasukan komando Rusia (Spetsnaz GRU). 80 persen korban di pihak Chechen diakibatkan oleh pasukan Spetsnaz, karena merekalah pasukan yang berpatroli secara rutin digunung dimana pemberontak Chechen dan pasukan asing bersembunyi. Hampir semua pemberontak yang tewas dan tertangkap bukan orang Chechen. Mereka adalah orang asing, sebagian besar dari mereka adalah orang Arab. Tetapi fenomena ini menurun ditahun 2009, tetapi Spetsnaz GRU masih berangkat tugas kesana selama 6 bulan, dan tidak merasa dihargai. Mereka menjadi terlatih.

Ada beberapa persoalan. Unit-unit Spetsnaz kebanyakan terdiri dari para prajurit yang diharuskan menjadi atau conscripts, yang sangat berbeda dengan pasukan komando barat (yang semuanya sukarela). Tetapi walaupun conscript, mereka adalah pilihan dan sukarela untuk tugas-tugas Spetsnaz. Spetsnaz sendiri menganggap mereka sebagai operator-operator potensial dimasa datang, dan tugas-tugas jangka pendek dianggap sebagai tempat uji coba. Brigade Spetsnaz GRU di Chechnya mengalami kehilangan korban sekitar 10 persen dalam setiap penugasan atau tour. Brigade sendiri biasanya kekurangan personil, dan umumnya tidak seluruh personil di Brigade dikirim ke Chechnya, tetapi hanya beberapa ratus prajurit.

Tugas utama Spetsnaz adalah mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya tentang pemberontak, lokasi camp, dan rute perjalanan mereka. Artileri dan pesawat pembom ikut berpartisipasi pada penyerangan. Ketika Spetsnaz terlibat pertempuran dengan pemberontak, mereka biasanya mengakibatkan banyak korban dipihak musuh.

Rusia tidak lagi mengirim Spetsnaz ke Chechnya karena unit-unit ini menghabiskan banyak waktu latihan dan diperlukan ditempat lain, terutama di Asia Tengah dan tugas-tugas melawan terorisme. Beberapa siaga untuk penugasan darurat seperti operasi di Crimea.

Apalagi penugasan di Chechnya biasanya sangat menyiksa, dikarenakan Spetsnaz tidak dilengkapi dengan peralatan khusus dan helicopter khusus seperti rekan sejawat mereka di barat terutama pasukan khusus Amerika.

Rusia juga menganggap pasukan Spetsnaz sebagai pasukan cadangan strategis untuk keperluan darurat, dan biasanya mencadangkan paling sedikit 3 dari 7 Brigade GRU, untuk pelatihan dan disiapkan untuk keadaan darurat mendadak.

Untungnya, rencana penciutan Spetsnaz GRU ditahun 2009 dibatalkan. Dikarenakan fakta bahwa unit-unit Spetsnaz pertama yang bertugas untuk GRU, dan sejarah panjang keberhasilan mereka dalam operasi (banyak yang masih dirahasiakan) dianggap sesuatu yang tidak dapat dikesampingkan. Apalagi dengan keberhasilan Spetsnaz GRU saat ini.

Operasi di Crimea yang berhasil ini akan menjadi salah satu kesuksesan terbesar GRU. Spetsnaz GRU pertama kali dibentuk pada tahun 1957, dan tidak hanya berhasil dalam mengatasi teroris Islam, tetapi juga dapat menunaikan tugas politik yang rumit.[audacious]

  ★ Strategypage  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.