Selasa, 13 Mei 2014

Gubernur AAL Tinjau Penerjunan Malam Taruna Marinir

Merupakan rangkaian para dasar bagi taruna korps marinir Sidoarjo Gubernur AAL Laksma TNI A. Taufiqoerrochman, S.E. meninjau latihan terjun malam taruna korps marinir tingkat III angkatan 60 di shelter Helly Skuadron 400, Puspenerbal, Juanda, Sidoarjo, Senin malam (12/5/2014). Penerjunan yang dilakukan pada pukul 19.30 wib ini menggunakan pesawat jenis CASSA CN-212, melibatkan 21 taruna dan terbagi dalam dua gelombang penerjunan dengan dua kali penerbangan.

"Pada praktik terjun pertama dan kedua dilakukan loncatan perlahan dari pintu kiri. Terjun ketiga, loncatan cepat (pintu kiri), terjun keempat, loncatan cepat (pintu kanan), terjun kelima loncatan cepat (pintu kiri) ransel/bersenjata," kata Perwira Pelaksana latihan (Palaklat) Letkol Mar Budi Santoso.

Sedangkan pada terjun keenam berupa loncatan cepat (pintu kiri) terjun malam. Terjun ketujuh, loncatan cepat (pintu kiri). “Penerjunan dilakukan dengan rata-rata ketinggian terbang pesawat antara 1400 - 1500 feet”, tambahnya.

Ke 21 taruna ini mengikuti kegiatan terjun malam yang merupakan rangkaian dari kegiatan latihan dan praktek para dasar bagi taruna korps marinir setelah sebelumnya mengikuti pendidikan komando (Dikko) dan juga bagian dari mata ajaran wajib taruna korps marinir.

Sementara itu dalam peninjauannya, Gubernur AAL Laksma TNI A. Taufiqoerrochman menyatakan apresiasinya yang tinggi terhadap semangat serta keberanian yang ditunjukan oleh para taruna korps marinir tersebut. “Tingkatkan terus kemampuan terjun payung ini dan juga faktor keamanan sampai Wing Day besok” tandas Gubernur.

Tahap pendidikan para dasar dilaksanakan dalam dua tahap yang terdiri dari bina kelas (ground training,120 jam) di Bhumi Marinir Gunung Sari dan bina lapangan, yaitu latihan praktis yang dilaksanakan di Lanudal Juanda. "Dalam ground training, pertama diberikan materi pendidikan jasmani para, yaitu olah raga khusus para peterjun (diberikan sebanyak 20 jam pelajaran). Kedua, teknik melipat parasut (28 jam). Ketiga, teknik mengepas, menggulung payung, dan mengatasi seretan (M-3) 14 jam. Keempat teknik eksit (22 jam), kelima teknik mengemudi (14 jam) dan keenam teknik mendarat (22 jam).," paparnya.

Turut hadir dalam peninjauan tersebut, Wagub AAL Laksma TNI Dedy Yulianto, Danpuspenerbal Laksma TNI I Nyoman Nesa, para pejabat teras AAL dan Ketua Jalasenastri Cabang BS AAL Ny. Ina A. Taufiqoerrochman serta para staf pengurus lainnya.(Pen AAL)

  ★ TNI AL  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.