Senin, 05 Mei 2014

Kejamnya siksaan Belanda pada gerilyawan yang tertangkap

52 Tahun Infiltrasi PGT (4)

Misi-misi penerjunan saat Operasi Trikora merebut Irian Barat dari Belanda banyak memakan korban. Selain itu banyak pasukan terjun RI yang kemudian ditangkap Belanda dalam kondisi sakit atau kelaparan.

Misi penerjunan di Irian memang seperti tiket sekali jalan. Kecil sekali kemungkinan berhasil atau selamat.

Jika sudah ditawan musuh maka yang terjadi adalah mimpi buruk. Tentara Belanda memang mengobati luka-luka jika menemukan tentara Republik yang selamat.

Baru setelah sembuh mereka dihajar. Mulai dari dipukul pakai popor senapan, dicambuk hingga dijemur di tengah panas matahari.

Tentara Belanda juga menjadikan pasukan RI yang tertangkap sebagai mainan. Karena tahu yang tertangkap adalah paratrooper (pasukan terjun), mereka pun menyuruh tawanan itu naik ke atas pohon kelapa.

"Ye (kamu) paratrooper? Ayo lompat!" ujar Kopral Udara I Satiran menceritakan pengalamannya ditawan Belanda.

Hal ini dikisahkan dalam buku 52 Tahun Infiltrasi PGT di Irian Barat, Bertahan dan Diburu di Belantara Irian. Buku Terbitan Majalah Angkasa ini ditulis Beny Adrian dan diluncurkan di Jakarta, Jumat (25/4) lalu di Jakarta.

Pernah juga tentara Belanda menyuruh tawanan lari sambil membawa karung berjam-jam. Atau memindahkan batu bata satu kapal dengan tangan kosong.

Kopral Udara I Soegondo menuturkan pernah suatu malam seorang tentara Belanda asal Indonesia memberondongkan senjata ke sel. Soegondo hanya bisa pasrah sambil tiarap. Untung nyawanya selamat.

Jika ada kabar tentara Belanda tewas, memang para tawanan ini dijadikan pelampiasan.

Kesalnya, jika ada tim penyelidik dari PBB, para tawanan dipaksa berbohong. Mereka harus mengaku tak disiksa, diberi makan cukup dan dihormati sebagai tawanan perang sesuai Konvensi Jenewa.

"Pokoknya kami harus bilang goed... Goed.." Kata Satiran.

Kopral I Kusmari menceritakan banyak tentara Belanda yang sebenarnya asli Indonesia. Ada yang berbahasa Jawa, Sunda, Ambon atau Manado. Orang-orang yang memihak Belanda ini ikut memaki-makinya dan menghina Soekarno.

Namun ada juga tentara Belanda yang baik. Kusmari ingat pernah diikat di tengah lapang. Saat itu tiba-tiba sekelompok orang kampung berlari sambil membawa parang ingin membunuhnya.

"Saat itulah ada seorang sersan Marinir Belanda menyelamatkan saya dan mengusir orang kampung," kenang Kusmari terharu.

Ternyata si sersan itu pernah jadi tentara perdamaian PBB di Korea. Dia pernah tertangkap dan nyaris mau dihabisi tentara RRC. Untunglah nyawanya diselamatkan pasukan Amerika.

Ingatan pernah menjadi tawanan rupanya membuat sersan itu lebih manusiawi. Semua tawanan Indonesia di Irian dipulangkan tahun 1963 saat gencatan senjata.[ren]


  ♞ Merdeka  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.