Senin, 02 Juni 2014

10 "Pelajaran" dari Edward Snowden...

Edward Snowden melakukan telekonferensi dari Rusia kepada hadirin acara South by Southwest (SXSW) 2014 di Austin, Texas

Apa julukan yang tepat untuk Edward Snowden, mantan kontraktor Badan Keamanan Nasional (NSA) Amerika Serikat yang mengungkap praktik Pemerintah Amerika memata-matai warga negaranya, negara lain, dan tokoh internasional? Pengkhianat atau pahlawan? Analis sistem kelas rendah atau malah mata-mata yang terlatih?

Mempermalukan para petinggi pemerintahan Amerika dan kemudian berhadapan dengan tuduhan spionase, Snowden menggambarkan dirinya sendiri dalam sebuah wawancara di NBC, yang tayang pada Rabu (28/5/2014). Dia berkeyakinan bahwa langkahnya membuka dokumen praktik intelijen Pemerintah Amerika Serikat tersebut sebagai tindakan benar.

Wawancara dilakukan jarak jauh dengan Snowden berada di sebuah hotel di Moskwa, Rusia. Meski beberapa kali melakukan wawancara serupa, Snowden baru kali ini tampil di jaringan televisi yang berbasis di Amerika Serikat.

Berikut ini adalah 10 poin penting dari wawancara dengan mantan kontraktor NSA berusia 30 tahun tersebut sebagaimana dikutip dari CNN.

 1. Arti pahlawan menurut Snowden 

"Menjadi pahlawan bukan berarti memberikan prioritas layanan kepada pemerintah di atas segalanya," kata Snowden.

"Menjadi pahlawan adalah tahu kapan harus melindungi negara Anda, tahu kapan harus melindungi konstitusi Anda, tahu kapan harus melindungi semua warga negara Anda, dari pelanggaran dan gangguan musuh. Lawan yang dihadapi juga tidak harus negara lain."

Jawaban ini merupakan tanggapan tajam atas pernyataan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry yang lebih dulu bicara di NBC pada Rabu pagi.

Kerry menyatakan dalam wawancara itu, "Pahlawan tidak kabur ke Rusia. Mereka tidak mencari suaka ke Kuba. Mereka tidak mencari suaka ke Venezuela. Mereka berjuang di sini."

Dalam wawancara soal Snowden tersebut, Kerry menyebut mantan kontraktor NSA itu sebagai pengecut. "Dia adalah pengkhianat. Dia mengkhianati negaranya."

 2. Snowden mengatakan dia dilatih sebagai mata-mata 

Presiden AS Barack Obama pada tahun lalu menyebut Snowden sebagai peretas. Pejabat lain di pemerintahan Obama menyebut Snowden sebagai analis rendahan. "Itu menyesatkan," kata Snowden.

"Saya dilatih sebagai mata-mata dalam semacam pengertian kata itu secara tradisional," ujar Snowden. "Kadang aku bekerja menyamar di luar negeri, berpura-pura bekerja di bidang selain pekerjaan saya, bahkan menggunakan nama orang lain."

Menurut Snowden, pemerintahnya bisa jadi sekarang membantah hal tersebut. "Mereka mungkin membingkainya dengan cara tertentu, seperti "Oh, Anda tahu, dia cuma analis rendahan".

 3. Rusia bukan tempat tujuan Snowden 

Snowden mengaku dia sendiri pun terkejut sekarang "terdampar" di Rusia. "Saya tak pernah berniat berakhir di Rusia," kata dia. Snowden mengakui rencananya adalah pergi ke Kuba lalu ke kawasan Amerika Latin.

Namun, kata Snowden, perjalanannya dari Hongkong dicegat Pemerintah Amerika Serikat. Pencegatan dilakukan dengan pencabutan paspor yang membuatnya terjebak di Bandara di Moskwa.

Selama tinggal di Rusia, Snowden mengakui ada kesenjangan budaya tetapi dia bisa menyesuaikan diri. "Aku bisa beradaptasi," kata dia.

Menurut Snowden, gaya hidupnya pun tak banyak berbeda dengan saat tinggal di Amerika. "Inilah indahnya internet. Kita tak lagi terikat dengan masyarakat dalam koneksi fisik."

 4. The Wire, tontonan waktu luang Snowden 

Untuk mengisi waktu luang, Snowden mengaku menonton serial lama The Wire. "Aku benar-benar menikmatinya." Namun, menurut dia, season 2 dari serial itu tak terlalu hebat.

 5. Snowden tak suka dengan beberapa kebijakan Rusia 

Meski tinggal dan mendapat izin dari Pemerintah Rusia, Snowden mengaku tak punya hubungan khusus dengan pemerintah Vladimir Putin. Dia juga mengaku tak suka dengan beberapa kebijakan Rusia.

"Kadang-kadang membuat frustrasi menjadi seseorang yang bekerja keras memperluas domain hak dan privasi perorangan tetapi kemudian terjebak di tempat yang menentang hak-hak itu dengan cara yang menurut saya sangat tidak adil."

Snowden memberi contoh hukum di Rusia yang tak dimengertinya adalah aturan baru yang mengharuskan bloger untuk mendaftarkan diri. "Apa dasar hukum untuk itu? Pemerintah seharusnya tidak mengatur kebebasan pers."

Menurut Snowden ada banyak hal yang karenanya ingin dia lakukan di Rusia. Namun, kendala bahasa membatasinya. "Ini terasa mengisolasi dan membuat frustrasi."

 6. Mata-mata hanya butuh telepon genggam 

Snowden mengatakan, seorang agen mata-mata Amerika Serikat dan negara lain hanya butuh sebuah telepon genggam untuk tahu banyak tentang seseorang bila memang menginginkannya.

"NSA, dinas intelijen Rusia, dinas intelijen China, setiap dinas intelijen di dunia yang memiliki dana yang signifikan dan tim riset yang ditunjang teknologi dapat masuk ke jaringan mana pun dalam hitungan menit."

Bahkan, kata Snowden, dinas intelijen itu bisa mengaktifkan telepon di mana pun dari jarak jauh. Menurut dia, aktivitas seseorang mencari informasi lewan mesin pencarian Google dapat mengungkapkan banyak hal.

Informasi yang bisa didapat dari aktivitas "googling" itu, sebut Snowden, mulai dari kewarganegaraan, bahasa yang dipakai, lokasi, pola hidup, aktivitas harian, jadwal harian, jumlah telepon genggam yang dimiliki, hingga relasi selingkuh.

 7. Arti rumah bagi Snowden 

"Jika aku bisa bepergian ke mana pun di seluruh dunia, tempat itu akan menjadi 'rumah'," kata Snowden. Ketika ditanya lokasi yang benar-benar bisa dia sebut sebagai "rumah", Snowden justru menjawab dengan serangkaian pertanyaan retoris.

"Apa yang tidak saya rindukan? Apa yang akan Anda rindukan? Apa tidak akan Anda rindukan?" sebut Snowden. "Saya merindukan keluarga saya. Saya merindukan rumah saya. Saya merindukan teman-teman saya. Saya rindu pekerjaan saya."

 8. Kenapa Snowden tidak kembali ke Amerika ? 

Saat ditanya tentang alasannya tak kembali saja ke Amerika untuk menghadapi tuduhan yang dikenakan padanya, Snowden berkomentar pertanyaan itu wajar tetapi bodoh.

Menurut Snowden, dia didakwa menggunakan Undang-undang Spionase. Dengan delik itu, dia mengatakan tak bakal punya kesempatan untuk melakukan pembelaan publik atas kasusnya.

"Anda tidak diizinkan untuk berdebat berdasarkan semua bukti untuk mendukung Anda karena bukti tersebut masuk klasifikasi rahasia."

"Bila seseorang bertanya, 'Mengapa Anda tidak menghadapi tuntutan itu?', saya akan berkata 'Anda harus memahami bahwa tuntutan ini bukan diajukan di pengadilan terbuka dengan peradilan yang adil'," papar dia.

 9. Snowden membocorkan rahasia karena sudah tak ada pilihan lain 

"Situasi yang ada memaksa bahwa dokumen tersebut harus diberitahukan ke publik," kata Snowden. "Konstitusi Amerika Serikat sudah dilanggar dan dalam skala besar."

Pemerintah Amerika Serikat telah menggunakan dalih ancaman terorisme untuk pembenar bagi program yang membuat kita aman tetapi harus dibayar dengan kebebasan, harga yang tak seharusnya dibayarkan untuk itu.

 10. Sudah berupaya dulu memakai jalur resmi 

Sebelum akhirnya memilih mengungkapkan dokumen NSA kepada publik, Snowden mengaku sudah berupaya menempuh jalur resmi untuk menghentikan program pengawasan bekas institusinya tersebut.

"Saya melaporkan ada masalah nyata dengan cara NSA menafsirkan otoritas hukumnya," kata Snowden. "Responsnya, dalam bahasa birokrasi kurang lebih, 'Anda harus berhenti bertanya'," ujar dia.

  Kompas  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.