Jumat, 13 Juni 2014

Indonesia Perlu Tingkatkan “Sea Power”

Menhan Purnomo Yusgiantoro (kanan) menerima buku dari Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Marsetio (kiri) ketika peluncuran buku Sea Power Indonesia dan Paradigma Baru TNI AL Kelas Dunia di Seskoal Cipulir, Jakarta, Rabu (11/6). Jakarta Indonesia merupakan negara maritim yang besar dan berada pada posisi yang strategis di antara dua samudera dan dua benua. Dengan posisi itu, eskalasi ancaman yang merongrong kesatuan dan kedaulatan Indonesia datang dari segala penjuru dan cenderung semakin meningkat.

Oleh karena itu, Indonesia perlu meningkatkan kekuatan di laut (sea power) untuk menghadapi segala ancaman tersebut. TNI Angkatan Laut berkewajiban senantiasa siap merespons berbagai tantangan dan ancaman. Demikian dikatakan anggota Komisi I DPR Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati di Jakarta, Kamis (12/6). Dia menanggapi kehadiran buku karya Kepala Staf TNI AL (Kasal) Laksamana Marsetio berjudul “Sea Power Indonesia”. Buku ini juga ditulis dalam versi bahasa Inggris.

“Sea power tidak berarti hanya armada kapal perang, tetapi juga mencakup seluruh potensi kekuatan maritim nasional, seperti armada niaga, armada perikanan, industri, jasa maritim, dan masyarakat maritim,” ujarnya.

Dikatakan, Indonesia dapat membangun maritime domain awareness yang memiliki dampak luas di hampir semua sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun, kesadaran rakyat sebagai bangsa maritim harus ditingkatkan, sebagai merupakan modal sosial yang luar biasa dalam menyongsong kegemilangan.

“Saya menilai buku ini sangat bagus untuk dibaca oleh siapa saja, baik untuk menambah wawasan kemaritiman kita, maupun memahami makna sea power itu sendiri,” kata perempuan yang akrab disapa Nuning itu.

Dikatakan, kehadiran buku itu sangat penting dan diharapkan depan menjadi kebutuhan utama TNI AL di masa, sehingga dapat semakin profesional, andal, dan disegani di tataran world class navy.

Buku karya Kasal Marsekal Marsetio itu diluncurkan di Sekolah Staf Komando TNI AL (Seskoal) di Jakarta Selatan, Rabu (11/6). Hadir sebagai pembicara kunci adalah Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.

Terkait peluncuran itu, juga diadakan bedah buku dengan pembicara pengamat pertahanan Hikmahanto Juwana, Dewi Fortuna Anwar, dan Salim Said dengan moderator Jaleswari Pramodhawardani. Selain Nuning, turut hadir juga dalam bedah buku itu para mantan Kasal, sejumlah duta besar negara dan atase pertahanan negara sahabat.

  ★ Berita Satu  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.