Selasa, 10 Juni 2014

[World Article] Bergdahl Dianggap Desertir

Resimen 501 menyebut Bergdahl sebagai desertir.A billboard calling for the release of U.S. Army Sergeant Bowe Bergdahl near Spokane WashingtonA billboard calling for the release of U.S. Army Sergeant Bowe Bergdahl near Spokane Washington.(reuters)

S
umber-sumber Amerika hari Minggu (8/6) mengatakan kepada media bahwa Bowe Bergdahl menyampaikan kepada mereka bahwa dia dihukum setelah dua kali berupaya melarikan diri dari tempat penahanannya di Afghanistan.

Bergdahl dibebaskan pekan lalu oleh Taliban sebagai ganti dibebaskannya lima tahanan yang selama ini ditahan pangkalan militer Amerika di Teluk Guantanamo Kuba. Bergdahl kini sedang dalam perawatan di Jerman.

Pembebasan Bowe Bergdahl – yang sebelumnya disambut baik – kini memicu kontroversi.

Muncul beberapa pertanyaan soal bagaimana Bergdahl bisa berada di tangan Taliban, karena ada seorang teman Bergdahl yang sama-sama berdinas dengannya mengatakan ia justru keluar dari unitnya pada Juni 2009.

Banyak perhatian berbalik yang diberikan atas klaim yang dibuat oleh prajurit yang disekap.

Sersan AD Bowe Bergdahl, yang semula dipuji sebagai prajurit pahlawan, menjadi yang dituding dan disalahkan. Bahkan dianggap desertir, karena meninggalkan posnya.

Dia kini juga disalahkan akibat kematian enam tentara rekannya yang hilang dalam misi pencariannya.

“Saya tidak bisa mengatakan saya menyalahkan Bergdahl untuk sepenuhnya,” kata mantan Staf Sersan Justin Gerleve, pemimpin pasukan Bergdahl, kepada CNN pekan lalu, “Tetapi jika ia tidak meninggalkan pos, prajurit-prajurit lain yang sangat baik tidak berada di tempat yang berbeda pada waktu yang berbeda. Dan tidak menemui kematian mereka.” katanya.

Wawancara dengan tentara akrab dengan misi tertentu di mana enam meninggal menunjukkan siatuasi yang rumit – di tengah tugas Resimen 501 Infanteri Parasut dalam misi tambahan – pemulihan personil – setelah Bergdahl menghilang dari posnya, 30 Juni 2009.

“Faktanya adalah, orang-orang tentara tewas, setelah Bergdahl pergi,” kata mantan Sersan Evan Buetow, mantan ketua tim pencari Bergdahl itu. “Kepergian Bergdahl mengubah misi,” tambahnya.

Tuduhan itu diulangi oleh bintara yang minta tak disebut namanya karena dia masih di Angkatan Darat. “Jika Bergdahl tidak meninggalkan pos itu maka mereka tidak akan mengikuti misi atau berada di tempat mereka,” kata bintara, yang bertugas di Resimen 501 tersebut.

Beberapa prajurit juga berargumen bahwa misi pemulihan personil marah kepada penduduk setempat, yang menciptakan pola-pola gerakan pasukan dan membuat serangan pemberontak lebih mudah.

Sebuah cerita di New York Times yang dikutip oleh kritikus tentara dari Resimen 501 sekarang menyebut Bergdahl sebagai desertir.
Diculik Taliban, Tentara AS Ajarkan Buat BomBowe Bergdahl, tentara AS yang diculik Taliban.Bowe Bergdahl (reuters)

Tentara Amerika Serikat, Bowe Bergdahl akhirnya dibebaskan setelah diculik Taliban di Afganistan selama lima tahun. Selama dalam penyekapan, Bergdahl dilaporkan mengajarkan kemampuannya dalam membuat bom kepada para militan Taliban.

Daily Mail pada tahun 2010 lalu, mewawancarai komandan distrik Taliban di Paktika yang menyebut dirinya Haji Nadeem. Dia mengatakan bahwa selama ditahan, Bergdahl mengajarkan para militan cara membongkar telepon genggam dan mengubahnya menjadi remote kontrol peledak.

Selain itu, mereka juga diajarkan dasar-dasar serangan penyergapan oleh Bergdahl. Nadeem juga mengklaim, Bergdahl telah masuk Islam dan mengubah namanya menjadi Abdullah. Dalam sebuah rekaman video, terlihat Bergdahl telah berjenggot lebat.

"Kebanyakan, keterampilan yang dia ajarkan sudah kami tahu. Beberapa tentara kami mengira dia berpura-pura menjadi Muslim untuk menyelamatkan dirinya sendiri," kata Nadeem.

Hal ini juga diyakini intelijen Afganistan. Sumber di intel Afganistan mengatakan, Bergdahl "bekerja sama dengan Taliban" dan menjadi penasehat pertempuran di wilayah Tribal Pakistan. Sempat muncul rumor juga, sebenarnya Bergdahl akan desertir dari militer AS, sebelum akhirnya diculik.

 Main badminton 

Kabar terbaru soal penyekapan Bergdahl dilaporkan Al-Jazeera pada Minggu 1 Juni 2014. Mengutip komandan jaringan Haqqani yang berafiliasi dengan Taliban, berita keislaman Bergdahl diragukan. Sebab, menurut sumber, dia tetap merayakan Natal setiap tahunnya dan menolak mempelajari Islam.

"Dia tidak pernah melewati perayaan keagamaannya. Dia bahkan memberitahu soal perayaan ini pada penculiknya beberapa minggu sebelum Natal atau Paskah untuk merayakan bersama," kata komandan Haqqani.

Namun, tidak diragukan lagi bahwa Bergdahl mulai bisa bergaul dengan penculiknya. Dia mulai menikmati bermain badminton bersama tentara Taliban atau membantu memasak.

"Dia lebih banyak menghabiskan waktu bermain badminton atau membantu masak. Dia sangat suka main badminton dan selalu bermain dengan penculiknya. Bahkan, dia mengajari para tentara Taliban soal permainan ini," kata sumber.

Bergdahl hilang sejak 2009, saat bertugas di Paktika, sebelah timur Afganistan. Dia baru dibebaskan pekan lalu, setelah negosiasi yang menyepakati Bergdahl ditukar dengan lima tahanan Taliban di Guantanamo.

Saat ini, Bergdahl ada di Jerman untuk menjalani perawatan kejiwaan. Perawatan ini penting untuk proses reintegrasi dan transisi pria 28 tahun ini.(asp)


  Poskota | Vivanews 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.