Rabu, 25 Juni 2014

[World News] Helikopter Tempur Ukraina Dirudal

9 Tentara Tewas Pasukan Ukraina saat mengangkut kargo dengan helikopter militer. Foto: RIA Novosti / Mikhail Voskresenski

S
edikitnya sembilan tentara tewas setelah pasukan separatis pro-Rusia di wilayah Donetsk, Ukraina timur menembak jatuh sebuah helikopter militer Ukraina, kemarin sore.

Pemerintah Ukraina yang berbasis di Kiev, pada Rabu (25/6/2014) mengancam mencabut gencatan senjata setelah insiden mematikan itu.

“Helikopter tempur Mi-8 telah jatuh di Gunung Karachun, dekat Slavyansk. (Helikopter) itu ditembak rudal dari sistem pertahanan udara portabel (milik pemberontak),” tulis juru bicara operasi militer Ukraina, Vladislav Seleznyov, di halaman Facebook-nya.

“Ada sembilan orang di dalam helikopter. Menurut informasi awal, semua orang di dalamnya tewas dalam kecelakaan itu,” lanjut dia. Helikopter tempur itu sedang kembali ke sebuah pos pemeriksaan Ukraina setelah menjalankan misi pengiriman kargo.

Menurutnya, pasukan pertahanan diri atau separatis menembakkan rudal sebelum melarikan diri ke desa terdekat dari Bylbasovka.

Kantor berita Itar-Tass melaporkan, sebelum insiden itu pasukan Ukraina mengumbar tembakan di Desa Semyonovka, pinggiran Slavyansk pada Selasa siang dan malam hari. Aksi militer di tengah gencatan senjata itu telah menewaskan dua orang dari kubu separatis pro-Rusia.

”Tidak ada makhluk hidup tersisa di desa. Semuanya hancur, termasuk pabrik dan perlintasan kereta api. Pasukan pertahanan diri stres. Rumah-rumah ditinggalkan. Tidak ada yang memanen tanaman dari kebun mereka,” kata salah seorang dari kelompok separatis.

 Ukraina Ancam Cabut Gencatan Senjata 

Pemerintah Ukraina kesal setelah helikopter tempur Mi-8 mereka ditembak jatuh pasukan separatis pro-Rusia di wilayah Slavyansk, Ukraina timur di tengah gencatan senjata yang sudah disepakati.

Pemerintah Ukraina pun mengancam mencabut kesepakatan gencatan senjata setelah penembakan dengan rudal itu menewaskan sembilan tentara mereka.

“Helikopter tempur Mi-8 telah jatuh di Gunung Karachun, dekat Slavyansk. (Helikopter) itu ditembak rudal dari sistem pertahanan udara portabel (milik pemberontak),” tulis juru bicara operasi militer Ukraina, Vladislav Seleznyov, di halaman Facebook-nya, seperti dikutip Russia Today.

Presiden Ukraina, Petro Poroshenko, dan kubu separatis pro-Rusia di Ukraina timur sudah sepakat melakukan gencatan  senjata selama seminggu. Namun faktanya pertempuran masih terjadi.

Penembakan helikopter tempur Ukraina pada Rabu sore itu dipicu penembakan pasukan Ukraina di Desa Semyonovka, pinggiran Slavyansk pada Selasa siang dan malam hari yang menewaskan dua orang dari kubu separatis pro-Rusia.

Kantor Kepresidenan Ukraina, pada Rabu (25/6/2014) menyatakan, bahwa Presiden Poroshenko siap untuk meluncurkan kampanye operasi militer dengan kekuatan baru di Ukraina timur setelah helikopter tempur mereka ditembak jatuh.

”Kepala negara tidak mengecualikan jika rezim (Ukraina) mencabut gencatan senjata lebih cepat dari jadwalnya, dengan melihat pelanggaran terus-menerus oleh pemberontak yang dikendalikan dari luar negeri,” bunyi pernyataan kantor Poroshenko.

Poroshenko berharap bisa berbicara dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin untuk membahas insiden terbaru itu. Dia juga berharap Kanselir Jerman, Angela Merkel dan Presiden Prancis, Francois Hollande bisa ikut bergabung dalam pembicaraan itu.(mas)

  ★ sindonews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.