Sabtu, 14 Juni 2014

[World Article] Intel Israel Bunuh Elie Hobeika

Pihak intelijen Syria menolak tuduhan pemerintah Lebanon Korban Bom Mobil (IST)Korban Bom Mobil (Ist)

Israel khawatir jika tokoh militan Kristen Lebanon, Elie Hobeika, membuka kasus pembunuhan massal Sabra dan Shatila karena melibatkan Ariel Sharon. Untuk menghindari terkuaknya rahasia itu, Israel menghabisi Hobeika.

Pada 24 Januari 2002, jam 09.30 waktu setempat, Hobeika dan tiga pengawalnya meninggalkan apartemen yang berada di jalan Kamel Assad di Hazmieh, Tenggara Beirut menuju kantornya di Sin al-Fill.

Mereka berangkat menggunakan mobil Range Rover biru. Pada saat rombongan ini mendekati mobil Mercedes yang diparkir di tepi jalan, tiba-tiba terdengar ledakan keras dari dalam mobil tersebut.

Laporan pihak kepolisian mengatakan ledakan ini melemparkan Hobeika beberapa meter dari mobilnya dan membunuh enam orang lainnya. Selain itu, ledakan ini menghitamkan bangunan apartemen yang didekatnya, menghancurkan beberapa mobil dan kaca jendela bangunan di sekitarnya. Berdasarkan penyeledikan di dalam mobil Mercedes tersebut terdapat 22 pound TNT.

Beberapa jam setelah pembunuhan, Menteri Perumahan Lebanon Elias Murr mengadakan konferensi Pers dan pihak berwenang mengatakan Israel di balik aksi pembunuhan Hobeika.

The Middle East Intelligence Bulletin mendesak aparat berwenang melakukan penyelidikan terhadap pemilik mobil Mercedes dan membuat sketsa dua orang yang membeli kendaraan tersebut beberapa tahun lalu.

Bagaimanapun, ledakan yang membunuh para pejabat sering terjadi Lebanon. Kemudian penyelidikan selalu mengarah pada pejabat Syria, karena negara ini selalu mendukung kelompok oposisi Lebanon. Tapi pihak Syria menyangkal atas tuduhan tersebut dan sampai sekarang tidak terbukti.

Ketika pembunuh berada di luar di Timur Tengah penyelidik secara umum memfokuskan pada orang yang terdekat karena bisa jadi akan mendapatkan warisan dari korban. Lalu penyelidikan pada korban. Karena hal ini mengakibatkan seseorang bertindak kriminal.

Fakta terpenting adalah tempat pembunuhan Hobeika di Hazmieh, wilayah yang menjadi kendali pasukan keamanan Lebanon karena berdekatan dengan istana presiden dan menteri pertahanan.

Hal ini menjadi alasan kuat pihak intelijen Syria menolak tuduhan pemerintah Lebanon. Menurut intelijen Syria pelaksanaan operasi pembunuhan Hobeika mempunyai posisi yang sangat sulit dan penuh resiko. Karena wilayah yang menjadi target pembunuhan penuh dengan aparat keamanan Lebanon.

Pihak Intelijen Syria juga mengutarakan tempat terjadinya ledakan tersebut merupakan tempat ramai dilewati banyak orang dan adanya penjagaan di setiap sudut kota. Artinya pembunuhan ini dilakukan secara matang dan adanya kerjasama “orang dalam” di pemerintahan Lebanon.
Banyak Kelompok yang dituding dibelakang aksi pemboman tersebut Sisa bekas bom mobil (IST)Sisa bekas bom mobil (Ist)

Terkait pembunuhan Hobeika, pihak Lebanon juga mencurigai intelijen Israel yang meledakkan mobil Hobeika.

Sejak Israel melakukan pembunuhan di Lebanon pada Januari 1979 terhadap Abu Ali Hasan Salameh, komandan pasukan 17 Yaser Arafat. Pihak penyelidik Lebanon melihat adanya rentetan pembunuhan yang mengarah pada pembunuhan Hobeika.

Kecurigaan penyelidik Lebanon juga mengarah pada orang Lebanon yang dekat dengan Hobeika, terutama di wilayah Hazmieh.

Peristiwa ini diketahui media dan menimbulkan pertentangan antara media Arab dan Barat. Media Arab menuding pihak Israel yang membunuh Hobeika karena dalam pengadilan kejahatan perang di Belgia, Hobeika memberikan pengakuan bahwa Israel terlibat langsung pembunuhan massal pengungsi Palestina di Sabra dan Shatila.

Sedangkan pihak Barat menuding ada kelompok lain yang menghabisi Hobeika. Media Barat menyebutkan sangat tidak logis bila Israel membunuh Hobeika, karena Hobeika dan Israel menjalin persahabatan. Justru kematian Hobeika sebagai ancaman bagi Israel.

Ada spekulasi lain yang menyebutkan kelompok Lebanon Selatan sebagai pelaku pembunuhan Hobeika. Karena kelompok di wilayah ini menjadi ancaman serius Israel. Kelompok ini sering mengkritik secara pedas kebijakan Hobeika yang condong ke Israel.

Hobeika pernah mendapat ancaman pembunuhan dari pejabat senior gerakan Fatah Yaser Arafat di Lebanon, Bassam Abu Syarif. Hal ini ia lakukan karena keterlibatan Hobeika dalam pembunuhan massal pengungsi Palestina.

Oleh karena itu, kelompok ini juga dikait-kaitkan dengan pembunuhan Hobeika. Bahkan para pejabat Fatah sering didatangi kepolisian maupun intelijen Lebanon. Tidak jarang mereka mengintrograsi dan memaksa mengaku sebagai otak dari pembunuhan Hobeika.

Kendati demikian, terjadinya pembunuhan Hobeika secara tidak langsung menaikkan bargaining politik warga Palestina di Lebanon. Walaupun begitu, warga Palestina mempunyai resiko yang sangat tinggi seperti pengusiran dari Lebanon.

Setelah terjadi pembunuhan, pejabat Fatah di Lebanon ketakutan karena akan dijadikan “kambing hitam”. Untuk mencegah sesuatu yang tidak dikehendaki, ada perintah dari pejabat Fatah untuk mencegah merayakan kematian Hobeika. Selain itu, ada larangan bagi pengungsi di Sabra dan Shatila menerima wawancara dari wartawan manapun.

Secara emosional, beberapa penduduk Palestina merasa terbantu dengan kematian Hobeika. Hal ini berdasarkan pengakuan anggota militer Fatah di Lebanon, tetapi jika melihat dari perpektif politik, kematian Hobeika justru tidak bagus.

Ada tudingan kelompok lain bahwa yang melakukan pembunuhan Hobeika dari sayap kiri pasukan Lebanon. Pada 1991 menurut pihak berwenang Lebanon, pasukan Lebanon yang setia pada Samor Geagea membawa bom yang menghancurkan mobil Hobeika dan membunuh satu orang pengawalnya.

Pada Juni 1998, pihak berwenang Lebanon membuka rencana mantan intelijen militer Lebanon membunuh Hobeika. Hal yang sama juga pernah dilakukan Mayjend Ghazi Kanaan, kepala intelijen militer Syria di Lebanon, dan Menteri Dalam Negeri Lebanon Michel Murr. Mereka berdua berupaya membunuh Hobeika.

Laporan ini juga dikuatkan oleh pasukan Lebanon yang berada di Australia. Kemudian mereka menginformasikan 13 pasukan Lebanon yang bertindak surversif, akibatnya pemerintah Lebanon memasukkan mereka ke penjara.

Upaya pembunuhan Hobeika menunjukkan, pasukan radikal Lebanon dikendalikan Syria maupun pejabat intelijen Lebanon yang telah berlangsung lebih dari 10 tahun. Dari berbagai analisa maupun investigasi pembunuhan Hobeika mengarah pada keterlibatan Syria.

Pasca pembunuhan Hobeika media Barat memberitakan adanya agen CIA di Cyprus menerima fax yang berasal dari “Kelompok kemerdekaan dan Kebebasan Lebanon” yang bertanggungjawab dalam peledakan mobil Hobeika.

Dari pemberitaan ini pemerintah Lebanon menuduh mantan pasukan Lebanon dari faksi radikal yang bekerjasama dengan Syria membunuh Hobeika.
Demonstrasi yang menginginkan Hobeika diadili Elie Hobeika (IST)Elie Hobeika (Ist)

Pada 1983 adanya penundaan penyelidikan pembunuhan massal di Shabra dan Shatila. Bahkan kasus ini mengalami kebuntutan karena ada kekuatan hebat yang berupaya menutup kasus ini.

Pihak Israel selalu menutupi kasus ini dengan berbagai alasan. Bahkan ketika kasus ini akan diangkat tiba-tiba muncul persoalan di dalam pemerintahan Lebanon.

Tidak mau kalah dengan Israel, kelompok oposisi Lebanon maupun warga Syria mendesak pengadilan Lebanon segera melakukan penyelidikan terhadap Hobeika. Bahkan secara terus terang menyatakan Israel dan Ariel Sharon ikut bertanggungjawab dalam kasus ini

Melihat situasi terjebit, Hobeika mendekati CIA untuk mengamankan posisinya dan ingin meninggalkan Lebanon. Pihak CIA berupaya menyelamatkan sekutunya ini dari jeratan hukum.

Taktik ini pun tercium pihak Syria maupun oposisi Lebanon. Mereka terus menyuarakan untuk mengadili Hobeika dan melarang untuk pergi ke luar negeri.

Situasi perpolitikan Lebanon semakin panas. Setiap hari ada demonstrasi yang menginginkan Hobeika diadili. Pendukung Hobeika tidak mau kalah juga, pengikut setia Hobeika memberikan opininya di media yang menyatakan anti Hobeika sebagai penghianat negara.

Opini ini berkembang menjadi kebijakan pihak penegak hukum di Lebanon. Pihak aparat keamanan memenjarakan kelompok penentang Hobeika, walaupun penentangnya dari kalangan elit politik, tetap saja masuk penjara.

  Intelijen  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.