Sabtu, 19 Juli 2014

Pada Masa Sultan Agung Hanyakrakusuma, Mataram Kedepankan Sea Power

Ilustrasi gambar armada laut VOC. (Kingdom of Cochin)

S
ejarah kerajaan di Nusantara telah meninggalkan jejak kejayaan maritim yang ditandai dengan kedigdayaan angkatan lautnya. Salah satu kerajaan di Nusantara itu ialah Mataram Islam. Meskipun letaknya berada di pesisir selatan Pulau Jawa, tetapi angkatan laut Mataram mampu merambah beberapa pulau di Nusantara lainnya.

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Marsetio dalam buku Sea Power Indonesia menerangkan, di masa pemerintahan Sultan Agung Hanyakrakusuma, Mataram memiliki visi maritim yang mengedepankan Sea Power untuk kejayaannya.

Setelah mampu menaklukkan Surabaya, Wirasaba, Pasuruan, Lasem, dan Pasuruan, Sultan Agung berniat untuk menyatukan Pulau Jawa secara keseluruhan.

Langkah yang harus ditempuh ialah dengan mengusir VOC di Batavia.

Pada 1628, Sultan Agung mengerahkan 20 ribu pasukan dan 60 kapal untuk menyerang Batavia, serta berhasil melakukan konsolidasi dengan Banten, Cirebon, dan Tegal yang digunakan sebagai lumbung beras untuk persediaan pangan.

Alhasil, Batavia berhasil dikepung dari darat dan laut. Namun, serangan tersebut belum berhasil menaklukkan kota yang dulu bernama Jayakarta itu. Serangan kedua dilancarkan dengan mengerahkan 80 ribu pasukan, di bawah pimpinan Dipati Purbaya. Kali ini, Sultan Agung juga mampu melakukan konsolidasi dengan Makassar yang berada di seberang Pulau Jawa.

Namun, karena VOC berhasil melakukan sabotase dengan membakar lumbung padi di Tegal dan Cirebon, serangan kali ini juga gagal. Tetapi setidaknya, Mataram mampu menguasai seluruh Pulau Jawa, kecuali Batavia, juga daerah-daerah di luar Pulau Jawa, seperti Palembang, Kalimantan, dan Sulawesi.

Marsetio menjelaskan, ketika dikaitkan dengan teori Sea Power, hal yang menonjol dari Sultan Agung adalah praktik penggunaan laut sebagai medium untuk Dominion. Melalui Sea Power yang dimiliki Mataram, Sultan Agung mampu meluaskan wilayahnya sampai jauh dari pusat kerajaan.

Dari perluasan wilayah kekuasaan itu, Sea Power digunakan pula dalam bentuk operasi gabungan sebagaimana dapat dilihat dari strategi saat menyerang Batavia, yaitu kombinasi antara serangan darat dan serangan laut sekaligus.

Sejarah itu menunjukan bahwa operasi gabungan yang dikenal saat ini, sesungguhnya telah mempunyai embrio beberapa abad silam dalam berbagai peradaban.

  ★ Jurnal Maritim  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.