Jumat, 29 Agustus 2014

[World Article] J-20 di desain ulang pake data F-35 curian

Didesain Ulang Untuk Meningkatkan Kemampuan Tempurnya http://www.defencetimes.com/wp-content/uploads/2014/03/j20_modified_maiden_flight.jpgUjicoba J20 China [defensetimes]

China telah mengembangkan generasi kelima pesawat siluman disebut Chengdu J-20. Pesawat ini diharapkan dapat bersaing dengan F-35 Joint Strike Fighter, yang dibangun oleh Lockheed Martin Corporation (LMT) serta Rusia T-50 Pakfa.

Seorang pengusaha China ditangkap karena terbukti mencuri data desain F35 dan F-22 fighter jet. Data yang dicuri itu dimaksudkan untuk membantu dalam mendesain ulang dan meningkatkan kemampuan tempur pesawat J-20, dan membuat pesawat siluman F-35 menjadi obsolete bahkan sebelum mereka operasional. Saat ini diketahui F-35 jet merupakan bagian dari program yang paling mahal dari Departemen Pertahanan AS.

Prototipe pertama dari J-20 fighter dirilis pada tahun 2011, pengembangan pesawat termasuk sangat cepat. Pada tanggal 26 Juli, prototipe keempat dilaporkan telah terbang selama dua jam sebelum melakukan pendaratan yang sukses. Semua prototipe J-20 direvisi dengan perubahan besar dalam desain pesawat dan meningkatkan kemampuan silumannya, seperti lebar sayap pesawat diubah, maupun desain intake udara. Semua perbaikan desain ini diyakini dari hasil pencurian data desain F-35 dan F-22.

Seorang pejabat pemerintah di Asia melaporkan bahwa sekitar 20 pesawat J-20 diharapkan akan beroperasi sebelum akhir dekade ini. Dengan jarak tempuh sekitar 1.000 mil laut, Angkatan Udara China memungkinkan untuk mengakses lapangan udara terdekat dengan negara yang memiliki ketegangan ekonomi atau teritorial termasuk Jepang, Vietnam, dan Filipina.

Richard Fisher, seorang pengamat spesialis sistem senjata China, mengkhawatirkan bila China berhasil mendapatkan akses desain sistem sensor canggih F-35, Lockheed Martin akan memodifikasi F-35 kembali untuk menjaga keunggulan pesawat tersebut dalam pertempuran utuh.

Untuk memastikan bahwa J-20 tetap tidak terdeteksi, dilaporkan telah memiliki Active Elektronik Scanned Array (AESA) radar yang terpasang pada hidung pesawat, menggunakan frekuensi yang memastikan pesawat tersebut menjadi siluman.

Penempatan radar AESA sama seperti pesawat Lockheed Martin F-35. Oleh karena itu, para analis menyimpulkan bahwa produsen jet Cina seperti Chengdu telah menggunakan desain pesawat yang sudah ada untuk mempercepat proses pengembangan jet tempur mereka sendiri, dan mengurangi kemungkinan kegagalan dari desain yang cacat.

Setelah menangguhkan kerjasama dengan Amerika, Jepang mempertimbangkan untuk memasuki pasar manufaktur jet tempur, dengan pengembangan pesawat jet F-2 dua tahun yang lalu. Pesawat ini diharapkan pensiun pada 2028. Kementerian Pertahanan Jepang berencana untuk meminta dana sekitar $ 387.000.000 tahun depan untuk menguji mesin dan desain badan pesawat jet siluman.
[Bidnessetc]

  Garuda Militer  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.