Kamis, 21 Agustus 2014

[World Article] Pemenggalan Wartawan Sampai Teror Dunia

ISIS Penggal Leher Jurnalis Amerika ISIS Penggal Leher Jurnalis AmerikaMilitan ISIS bersama jurnalis AS yang mereka sandera, sebelum dieksekusi. | (LiveLeak)

Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) merilis sebuah video horor pada Selasa. Dalam video itu, militan ISIS memenggal jurnalis Amerika Serikat (AS), James Foley.

Jurnalis AS itu dilaporkan hilang dua tahun lalu di Suriah. Dalam video tersebut, militan ISIS mengancam akan memenggal lebih banyak lagi warga AS, jika militer AS terus meluncurkan serangan udara terhadap mereka.

Dalam video yang belum bisa diverifikasi secara independen itu, seorang pria bertopeng memenggal leher Foley dengan pisau. Video itu muncul, beberapa saat setelah Presiden AS, Barack Obama, mengumumkan, bahwa dia akan terus meluncurkan serangan udara di Irak untuk membantu pasukan Irak dan Kurdi memerangi ISIS.

Militan ISIS juga mengancam akan mengeksekusi warga AS lainnya, yang gambarnya ditunjukkan dalam kamera. Warga AS yang terancam jadi target eksekusi ISIS selanjutnya, diduga kuat seorang wartawan AS yang bernama Steven Joel Sotloff. Dia dilaporkan hilang pada pertengahan 2013.

Foley, betugas meliput di Timur Tengah sejak lima tahun lalu. Dia kemudian hilang diculik orang tidak dikenal pada 22 November 2012.

Sebuah akun Twitter yang mewakili keluarga Foley, masih belum yakin jika jurnalis AS yang dipenggal ISIS adalah kerabat mereka. ”Kita tahu bahwa banyak dari Anda sedang mencari konfirmasi atau jawaban. Harap bersabar sampai kita semua memiliki informasi lebih lanjut, dan mendoakan Foley,” bunyi tweet dari pihak keluarga Foley, seperti dikutip Reuters, Rabu (20/8/2014).

Video horor itu berjudul “Pesan kepada Amerika”. ”Saya meminta teman-teman, keluarga dan orang-orang terkasih untuk bangkit melawan penjahat yang sebenarnya, pemerintah AS,” kata pria berpakaian oranye itu sebelum dieksekusi yang diklaim ISIS bernama Foley.
Anaknya Dipenggal ISIS, Ibu Jurnalis AS Bangga Diane Foley, ibu dari James Foley, jurnalis Amerika Serikat (AS) yang dilaporkan dipenggal oleh ISIS mengaku bangga. Menurutnya, anaknya seseorang yang luar biasa karena mengorbankan diri untuk mengekspose penderitaan rakyat Suriah pada warga dunia.

Militan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) telah merilis video mengerikan. Yakni berisi adegan penggorokan leher seseorang yang diklaim sebagai jurnalis AS, James Foley. Foley bertugas di Suriah untuk media GlobalPost.

”Kami berterima kasih kepada Jim (James Foley) untuk semua sukacita yang ia berikan pada kami. Dia adalah seorang anak, saudara, wartawan dan pria yang luar biasa,” kata Diane, seperti dikutip Reuters, Rabu (20/8/2014).

Pemerintah AS belum secara terbuka memverifikasi keabsahan video, berjudul “Pesan untuk Amerika” yang dirilis ISIS secara oline pada Selasa waktu AS.

Dalam video itu, militan ISIS juga menayangkan jurnalis AS lainnya, Steven Sotloff. ISIS mengancam, nasib Sotlof akan serupa dengan Foley, jika AS terus meluncurkan serangan udara kepada ISIS di Irak.

Ungkapan Diane itu disampaikan dalam sebuah tulisan di akun Facebook-nya. Anaknya diculik di Suriah utara pada 22 November 2012. Sebelum ini, Diane telah menerima kabar jika anaknya itu telah meninggal.

”Kami bangga pada anak kami, Jim. Dia memberikan hidupnya untuk mengekspos penderitaan rakyat Suriah pada dunia,” tulis dia.

”Kami mohon para penculik untuk membiarkan hidup para sandera yang tersisa. Seperti halnya Jim, mereka tak berdosa. Mereka tidak memiliki kontrol atas kebijakan pemerintah Amerika di Irak, Suriah atau di mana saja di dunia,” imbuh Diane.
Jurnalis AS Ini Juga Bakal Dipenggal ISIS Jurnalis AS Ini Juga Bakal Dipenggal ISISMilitan ISIS bersama jurnalis AS yang akan dipenggal, Steven Sotloff. | (LiveLeak)

Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) telah memenggal leher jurnalis Amerika Serikat (AS), James Wright Foley.

Kelompok yang telah berganti nama menjadi Negara Islam (IS) itu juga akan memenggal leher jurnalis AS lain yang mereka sandera, yakni Steven Joel Sotloff.

Eksekusi ISIS terhadap Foley telah dipublikasikan dalam sebuah video berjudul “Pesan untuk Amerika”. Sebelum lehernya dipenggal dengan pisau, Foley tampak berlutut di samping seorang militan ISIS yang mengenakan topeng hitam.

Seteleh mengeksekusi jurnalis GlobalPost itu, militan ISIS menunjukkan wajah Sotloff. ”Kehidupan warga negara Amerika ini (Sotloff), tergantung pada keputusan Anda berikutnya, Obama,” kata militan ISIS dalam video tersebut.

Eksekusi terhadap Foley dilakukan militan ISIS di padang pasir, tanpa diketahui lokasinya. Video tu sempat muncul di YouTube Selasa malam, sebelum akhirnya dihapus karena melanggar kebijakan, yakni menayangkan adegan kekerasan ekstrem.

Sotloff, merupakan seorang jurnalis lepas yang bertugas di Mesir, Suriah, dan Libya. Dia bekerja untuk TIME, Christian Science Monitor, dan sejumlah media lain. Dia dilaporkan hilang pada 4 Agustus 2013 saat meliput di Aleppo, Suriah.

Jon Williams, seorang editor untuk ABC News, melalui Twitter menyarankan agar keluarga Sotloff menghindari untuk mengikuti pemberitaan terkait nasib Sotloff.
Gelombang Teror Baru Intai Indonesia Gelombang Teror Baru Intai IndonesiaPara miitan ISIS ketika melakukan pembantaian massal di Irak. | (Al Arabiya)

Indonesia dan Australia sedang diintai gelombang teror baru dengan munculnya kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Alasannya, ada hampir 60 warga Indonesia dan 150 warga Australia telah bergabung dengan ISIS yang beroperasi di Irak.

Ancaman gelombang teror baru terhadap Indonesia dan Australia itu disampaikan Menteri Kehakiman Federal Australia, Michael Keenan, saat berkunjung ke Semarang, Jawa Tengah.

Namun, ancaman itu bisa ditanggulangi, sebab Australia dan Indonesia akan melanjutkan kerjasama militer setelah ditangguhkan setahun akibat kasus skandal penyadapan.

“Ancaman tumbuh baik dari segi ukuran maupun kompleksitas,” kata Keenan, yang kehadirannya di Indonesia menandai 10 tahun berdirinya fasilitas pelatihan polisi yang didirikan oleh Australia dan Indonesia.

”Saya merasa sangat nyaman bahwa pemerintah Indonesia menyadari hal itu dan memberikan tanggapan yang sesuai dengan keadaan Indonesia,” ujar Keenan.

Menurutnya, para warga Muslim di Australia juga sudah diajak untuk bersama-sama memerangi terorisme yang mungkin akan menyasar Australia dari kombatan ISIS yang pulang ke negara tersebut.

”Jelas, skala ancaman dalam hal ini jumlah warga Australia yang pergi ke luar negeri ada. Berarti bahwa kita perlu memiliki kerangka legislatif yang paling kuat yang kita bisa,” ujarnya, seperti dikutip Heraldsun.com.au, Rabu (20/8/2014).

Fasilitas pelatihan polisi didirikan Australia dan Indonesia setelah terjadi pemboman di Bali tahun 2002.(mas)
Inggris Kutuk Eksekusi Mati Jurnalis AS oleh ISIS Perdana Menteri Inggris, David Cameron, mengutuk aksi militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang melakukan eksekusi mati seorang jurnalis asal Amerika Serikat (AS). Cameron menyebutnya sebagai tindakan bejat dan mengejutkan.

Melansir Channel News Asia, Rabu (20/8/2014), James Foley, jurnalis AS yang dilaporkan hilang dua tahun lalu di Suriah, muncul dalam sebuah video yang dirilis oleh ISIS. Dalam video itu seorang anggota ISIS mengeksekusi Foley dengan memenggal lehernya.

Satu hal yang membuat Cameron gusar dan segera mengakhiri masa liburannya adalah orang yang melakukan eksekusi itu berbicara dengan aksen Inggris yang kental. Hal ini menunjukan, bahwa anggota ISIS tersebut kemungkinan besar warga negara Inggris.

Menteri Luar Negeri Inggris, Philip Hammond, menyatakan pihaknya sedang melakukan investigasi lebih lanjut mengenai video eksekusi mati Foley. “Kami sangat prihatin tentang fakta yang melakukan eksekusi adalah orang Inggris, dan kami sedang melakukan penyelidikan untuk memverifikasi video tersebut,” ucap Hammond.

Namun, Hammond menyatakan akan sangat sulit untuk mengetahui identitas orang yang melakukan eksekusi tersebut. “Kami akan berusaha untuk bisa mengindetifikasi pelaku, walaupun itu akan sangat sulit,” ungkap Hammond.

Video eksekusi itu berjudul “Pesan kepada Amerika”. ”Saya meminta teman-teman, keluarga dan orang-orang terkasih untuk bangkit melawan penjahat yang sebenarnya, pemerintah AS,” kata pria berpakaian oranye dalam video, sebelum dieksekusi yang diklaim ISIS bernama Foley.
ISIS, Ancaman Serius Bagi Dunia Internasional ISIS, Ancaman Serius Bagi Dunia InternasionalAnggota ISIS berkeliling kota Mosul sembari membawa senjata (Reuters) 

Semakin berkembangannya militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) membuat kelompok ini dicap sebagai ancaman paling serius bagi dunia internasional saat ini. Intelijen Amerika Serikat (AS) bahkan pernah menyatakan ISIS mungkin akan membuat sebuah aksi yang lebih mengerikan dari tragedi 9/11.

Presiden Prancis, Francois Hollande, seperti dilansir Al Arabiya, Rabu (20/8/2014), menyatakan sedang merencanakan sebuah konferensi untuk membahas mengenai perkembangan ISIS. “Situasi saat ini merupakan yang terburuk sejak 2001,” ucap Hollande, mengacu pada tragedi 9/11.

“Kita tidak bisa lagi hanya melakukan perdebatan apakah kita akan terlibat atau tidak dalam menaggulangi ISIS. Saat ini, kita harus berkumpul dan membuat sebuah strategi global guna memerangi kelompok ini,” kata Hollande.

Namun, Hollande belum mau memberikan tanggal dan lokasi kapan pertemuan itu akan dilakukan. Dia hanya menyatakan pertemuan itu akan dilakukan sesegera mungkin.

Hollande juga menjelaskan mengapa ISIS menjadi ancaman paling serius bagi dunia internasional saat ini, menurutnya ISIS adalah kelompok paling tersruktur dan besar saat ini. “Kelompok ini sangat terstruktur dengan pembiayaan yang besar, mereka juag memiliki anggota yang sangat besar yang tersebar di seluruh dunia,” Hollande menjelaskan.

Menurutnya, munculnya ISIS adalah kelengahan dari dunia internasional yang sedikit memberikan kelonggaran bagi kelompok militan untuk berkembang. “Jika beberapa tahun lalu kita telah bergerak, mungkin ISIS tidak akan pernah terbentuk,” ucapnya.

Sebelumnya, intelijen AS menyatakan hal serupa. Menurut mereka, ISIS adalah ancaman terbesar bagi AS dan juga dunia. ISIS memiliki pembiayaan yang besar dari hasil penjualan minyak ilegal, dan juga memiliki persenjataan lengkap, jauh lebih lengkap dari Boko Haram atau bahkan al-Qaeda.(esn)

  sindonews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.