Jumat, 05 September 2014

Dua Kapal Perang Indonesia Bersandar di Jeddah

Singgah di beberapa Pelabuhan sebelum kembali ke Tanah Air Dubes RI Kerajaan Arab Saudi, Abdurrahman Mohammad (AM) Fachir, menyambut kedatangan dua Kapal Perang Republik Indonesia (KRI), KRI John Lie 358 dan KRI Usman Harun 359 di Pelabuhan Islam Jeddah (Jeddah Islamic Port), Senin (1/9). (Republika/Zaky Alhamzah)Dubes RI Kerajaan Arab Saudi, Abdurrahman Mohammad (AM) Fachir, menyambut kedatangan dua Kapal Perang Republik Indonesia (KRI), KRI John Lie 358 dan KRI Usman Harun 359 di Pelabuhan Islam Jeddah (Jeddah Islamic Port), Senin (1/9). (Republika/Zaky Alhamzah)

Dua Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) bersandar di Pelabuhan Islam Jeddah pada Pukul 11.00 waktu arab saudi (WAS), Senin (1/9). Yaitu, KRI John Lie dan KRI Usman Harun.

Kedua armada tempur laut Indonesia itu singgah di Jeddah setelah sebelumnya berlayar secara beriringan dari Inggris, tempat kedua kapal tersebut dibuat dan dibeli.

Keduanya mengarungi lautan lepas Mediterania menuju Tanah Air dan singgah di pelabuhan sejumlah negara, termasuk Jeddah. Selain bersandar, 87 kru KRI yang beragama Islam mendapat kesempatan melaksanakan ibadah Umrah di sela-sela waktu keberadaan mereka di Jeddah.

Di samping kedua KRI tersebut, KRI Bung Tomo 357 dengan Komandan Kolonel Laut (P) Yayan Sofiyan ST juga telah berlabuh di Pelabuhan Jeddah pada Agustus 2014. KRI Bung Tomo, KRI John Lee dan KRI Usman Harun bertolak dari Pelabuhan Portland (Inggris) pada 16 Agustus 2014 dan singgah di beberapa pelabuhan sejak 1 September 2014.

Antara lain Malaga (Spanyol), Civitavecchia (Italia) pada 28 Agustus 2104, Port Said (Mesir), Jeddah Islamic Port (Arab Saudi).

Rencananya, Kamis (4/9), KRI John Lie dan KRI Usman Harun melanjutkan pelayarannya menuju Pelabuhan Salalah (Oman) namun tanpa bersandar. Kemudian ke Cochin (India).

Selanjutnya, direncanakan memasuki perairan Indonesia pada 7 September 2014 di Perairan Sabang. Di sini, akan disambut oleh KRI dan pesawat udara TNI AL yang sedang bertugas melaksanakan operasi di perairan Indonesia pada sektor perairan Selat Malaka dan sekitarnya.

Kemudian berlayar ke Jakarta dan berakhir di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Komandan KRI John Lie, Kolonel Laut (P) Antonius Widyoutomo mengatakan keberadaan ketiga KRI tersebut untuk meningkatkan profesionlisme para prajurit yang mengawaki KRI Perusak Kawal Rudal Multi Role Light Fregate (MRLF).

"Kapal perang baru ini dilengkapi dengan sistem persenjataan modern dilengkapi dengan sistem persenjataan untuk peperangan modern," katanya, di atas Geladak KRI John Lie, di Pelabuhan Islam Jeddah (Jeddah Islamic Port), Jeddah, Arab Saudi, Rabu (3/9) malam.

Kedua Kapal perang yang diproduksi BAE Systems Inggris tersebut memiliki spesifikasi teknis yang handal. Dengan panjang 95 meter dan lebar 12,7 meter serta dilengkapi mesin pendorong empat motor pokok Combined Diesel and Diesel (CODAD) yang mampu melaju di atas air dengan kecepatan maksimum hingga 30 knots.

Dua KRI itu dilengkapi persenjataan berupa Anti Submarine Warfare (ASW), Anti Surface Warfare (ASuW), Anti Air Warfare (AAW), Elektronic Warfare (EW) dan Bantuan Tembakan Kapal (BTK). Dilengkapi pula dengan fasilitas day and night helicopter control dan landing pada malam dan siang hari.

Teknologi canggih lain di KRI ini adalah keberadaan tabung peluncur peluru kendali permukaan ke udara. Serta tabung peluncur peluru kendali MBDA (Aerospatiale) MM-40 Block II Exocet.

Dilengkapi pula dengan kemampuan radar navigasi dan sonar yang terintegrasi dalam sistem persenjataan teknologi modern. Teknologi ini bisa untuk peperangan udara atau permukaan laut untuk menghancurkan sasaran.

Sistem persenjataan perang modern lain yang ada di KRI John Lie dan KRI Usman Harun berupa peluru kendali antikapal permukaan exocet MM 40 Blok II. Kemudian peluru kendali antiserangan udara Sea Wolf, meriam utama 76 mm, meriam 30 mm serta torpedo anti kapal selam.

  Republika  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.