Jumat, 05 September 2014

[World Article] Kisah Penculikan Warga Inggris yang Diancam Dipenggal ISIS

Kisah Penculikan Warga Inggris yang Diancam Dipenggal ISISDavid Cawthorne Haines, warga Inggris yang diancam akan dipenggal algojo ISIS. | (YouTube)

Kisah penculikan militan ISIS terhadap pekerja amal asal Inggris, David Haines, 46, yang telah diancam akan dipenggal, terungkap. Seorang saksi mata yang jadi penerjemah Haines di Suriah menceritakannya.

Kisah menyedihkan itu terjadi Maret 2013 lalu. Kala itu, para militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dengan dua mobil tiba-tiba menghentikan laju mobil yang ditumpangi Haines dan temannya asal Italia, di Suriah utara. Haines dan rekannya dicegat setelah menempuh perjalanan beberapa mil dari pebatasan Turki.

Saksi itu tutup mulut selama 19 bulan, karena ditodong senjata saat dia melihat aksi penculikan terhadap Haines. Saksi itu akhirnya membuka rahasianya kepada Independent, semalam (4/9/2014), dengan syarat identitasnya tidak diungkap demi keselamatannya.

Menurut saksi yang merupakan penerjemah Suriah, ada empat orang militan ISIS yang mencegat mobil Haines. ”Dua mobil yang sangat cepat muncul di belakang. Satu menyalip dan yang lainnya tetap di belakang (mobil Haines). Mereka berteriak pada kita untuk keluar dari mobil dalam bahasa Arab. Mereka mengenakan topeng hitam dan sangat profesional," katanya.

”Mereka tahu bahwa kami berdua orang Suriah dan mereka tahu siapa lagi yang di dalam mobil. Salah satu dari mereka menodongkan pistol ke kepala saya dan mengancam saya untuk tidak memberitahu siapa pun terkait apa yang saya lihat. Mereka menempatkan (Haines dan Motka—warga Italia) di bagasi mobil mereka dan mereka menembak ban mobil kami,” lanjut dia.

“Penculikan itu terjadi dalam hitungan detik. Orang-orang itu bersenjata, termasuk satu orang asing yang tampaknya berasal dari Afrika,” ujarnya. "Tidak ada yang berpikir itu akan terjadi begitu dekat dengan perbatasan. Semua dari kita hanya melihat ke depan untuk kembali ke Turki.”

Setelah 19 bulan, sosok Haines tiba-tiba muncul dalam video setelah jurnalis Amerika Serikat, Steven Sotloff dipenggal. Dalam video itu, Haines mengenakan kaus oranye bersama seorang algojo ISIS yang mengenakan topeng. Algojo yang memenggal Sotloff dan James Foley juga mengancam akan memenggal Haines dalam beberapa hari ke depan.

Nasib Haines dapat perhatian besar dari Pedana Menteri Inggris, David Cameron. ”Negara-negara yang telah memberikan uang tebusan yang harus dibayar, termasuk pada kelompok teroris ini. Mereka memiliki puluhan juta dolar dari penculikan, dan mempersiapkan rencana teror,” kata Cameron.(mas)
Jangan Bayar Uang Tebusan ke ISIS!PM Inggris: Jangan Bayar Uang Tebusan ke ISIS!PM Inggris, David Cameron, minta semua pihak jangan membayar uang tebusan pada ISIS. | (Reuters)

Perdana Menteri (PM) Inggris, David Cameron, meperingatkan semua pihak, termasuk negara-negara yang warganya diculik ISIS agar jangan membayar uang tebusan.

“(Jika dibayar) itu sama saja mengalahkan diri sendiri,” katanya, seperti dilansir Guardian, di sela-sela pertemuan puncak NATO di Wales.

”Yang penting adalah bukan tanda tangan Anda pada pernyataan (tidak membayar uang tebusan), tapi tidak membiarkan uang dibayarkan kepada penculik teroris. Karena uang yang masuk ke tangan mereka, akan menjadi senjata untuk terus melakukan penculikan,” ujar Cameron.

Cameron tidak secara terbuka menyebut nama-nama negara yang membayar uang tebusan untuk menyelamatkan warga negara mereka dari tangan ISIS.

Namun, menurut laporan Guardian, Cameron marah karena tiga negara Uni Eropa, termasuk Prancis, Spanyol dan Italia telah melanggar dan membayar uang tebusan kepada penculik dari kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) itu.

“Saya tidak ragu bahwa ada negara-negara yang mungkin telah membayar uang tebusan kepada kelompok teroris. Puluhan juta dolar yang mereka dapat dengan menculik sandera-sandera dari warga kami, termasuk di sini, di Inggris. Dan mereka membeli senjata untuk melampiaskan malapetaka,” kata PM Inggris itu.

Cameron, seperti dikutip Reuters, Jumat (5/9/2014) sepakat dengan Obama untuk menyiapkan serangan kepada basis-basis ISIS di Irak. Tujuannya, untuk menyelamatkan sandera asal Inggris yang diancam dipenggal, David Haines.
Inggris Siapkan Serangan UdaraISIS Kembali Penggal Jurnalis, Inggris Siapkan Serangan UdaraJurnalis AS, Steven Sotloff sebelum dipenggal algojo ISIS. Sotloff jadi jurnalis kedua AS yang dipenggal algojo ISIS setelah James Foley. | (SITE)

Pemerintah Inggris seperti kebakaran jenggot ketika mendengar ancaman dari seorang anggota ISIS yang akan memenggal seorang warga Inggris. Ancaman itu muncul di akhir video pemenggalan jurnalis Amerika Serikat (AS), Steven Sotloff.

Melansir Russia Today, Rabu (3/9/2014), Sotloff adalah jurnalis kedua yang dipenggal oleh ISIS, setelah sebelumnya mereka memenggal jurnalis AS, James Folley bulan lalu. Algojo ISIS mengacam akan memenggal seorang warga Inggris bernama David Cawthorne Haines.

Menteri Luar Negeri Inggris, Philip Hammond menyatakan, Inggris sedang mempertimbangkan untuk melakukan serangan udara terhadap kantong-kantong ISIS di Irak atau Suriah. Serangan itu dilakukan bila memang dapat mencegah pemenggalan warga mereka.

"Jika kita menilai bahwa serangan udara dapat bermanfaat, maka kita pasti akan menyerang ISIS. Tapi, untuk saat kami belum mengambil keputusan untuk melakukan serangan udara tersebut,” ucap Hammond.

"Tapi saya dapat meyakinkan Anda bahwa kami akan melihat setiap opsi yang memungkinkan untuk melindungi orang ini," Hammond menambahkan, mengacu pada warga Inggris yang diancam akan dipenggal ISIS.

Hammond mengatakan, militan ISIS yang muncul dalam video Sotloff tampaknya individu yang sama dengan yang muncul dalam video pemenggalan James Foley. Dugaan ini muncul karena aksen yang digunakan oleh orang dalam video Sotloff mirip dengan orang dalam video Foley.(esn)
Tidak Hanya AS dan Inggris, ISIS Juga Ancam RusiaTidak Hanya AS dan Inggris, ISIS Juga Ancam RusiaAnggota ISIS berkeliling kota sembari membawa senjata (Reuters)

ISIS kembali menebar ancaman. Setelah mengancam akan menyerang Amerika Serikat (AS) dan Inggris, kini ISIS juga mengamcam Rusia. Ancaman ini muncul setelah ISIS berhasil menembak jatuh pesawat Rusia yang memasuki wilayah Suriah.

"Pesan ini ditujukan kepada Anda, oh Vladimir Putin. Ini adalah pesawat Anda yang Anda dikirim ke Bashar, dan dengan bantuan Tuhan kami akan mengirim mereka kembali ke Anda," ucap seorang militan ISIS dengan berbahasa Arab, namun beraksen Rusia, seperti dilansir Rusia Today, Kamis (4/9/2014).

Militan ISIS tersebut juga menegaskan, mereka akan segera memerdekakan Chechnya dari tangan Rusia. Chechnya merupakan salah satu negara yang tergabung dalam federasi Rusia dan mayoritas penduduknya beragama Islam.

"Ingat, ini dengan izin Tuhan, kami akan membebaskan Chechnya. ISIS ada dan akan selalu ada untuk membebaskan kaum kami. Kekuasaan Anda (Vladimir Putin) sudah mulai goyah, kami akan datang kepada Anda dan kekuasaan Anda akan runtuh," militan tersebut menambahkan.

Sementar itu, Presiden Chechnya Ramzan Kadyrov geram dengan ancaman yang ditunjukan kepada Rusia dan kepada negaranya tersebut. “Mereka (ISIS) adalah orang-orang biadab yang tidak memiliki hubungan dengan Islam. Mereka merupakan musuh Islam di seluruh dunia,” ucap Kadyrov di laman Facebook pribadinya.(esn)

  sindonews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.