Jumat, 26 September 2014

[World Article] Laporan Rahasia Ungkap Alutista Jerman Sudah Usang

Angkatan bersenjata Jerman mengeluhkan buruknya kondisi alutista lantaran mengalami kelangkaan suku cadang. Ratusan jet tempur, helikopter dan kendaraan lapis baja terpaksa dikandangkan karena tidak layak beroperasi Die Fregatte Sachsen und Sea Lynx Laporan setebal sepuluh halaman itu sejatinya ditempeli label rahasia. Toh, cap tersebut tidak menghalangi kebocorannya ke media. Di dalamnya berisikan keluhan angkatan bersenjata Jerman, Bundeswehr, mengenai persenjataan yang mulai usang, tanpa adanya suku cadang pengganti.

Laporan tersebut mencuat tiga hari setelah Angkatan Laut mengakui bahwa dari 22 helikopter tempur jenis Sea Lynx yang dimilikinya, cuma satu yang layak terbang. Sementara laporan lain menyebut cuma 70 dari 110 kendaraan lapis baja pengangkut pasukan yang layak beroperasi.

Muramnya kondisi alat tempur Jerman juga terungkap ketika harian Bild melaporkan, angkatan udara alias Luftwaffe hanya bisa mengoperasikan 42 dari 109 jet tempur Eurofighter, serta 38 dari 89 jet tempur Tornado.

 Jerman Menolak Terlibat dalam Operasi Militer 

Laporan tersebut muncul setelah Kanselir Jerman Angela Merkel memastikan pihaknya tidak akan mengikuti operasi gabungan serangan udara terhadap ISIS atau terlibat dalam operasi militer di Ukraina.

Informasi rahasia itu bertukar tangan ketika pejabat militer Jerman dipanggil oleh parlemen, bundestag. Jurubicara militer menolak memastikan kebenaran laporan tersebut dengan dalih pertemuan dengan parlemen adalah pertemuan rahasia.

Menurut laporan media, penyebab terbesar buruknya kondisi sistem alutista Jerman adalah kelangkaan suku cadang. Salah satu helikopter Sea Lynx yang diproduksi tahun 1981 misalnya harus dikandangkan karena mengalami keretakan di badan pesawat.

 Insiden Memalukan Bundeswehr 

Militer Jerman sebelumnya juga dipermalukan lantaran terlambat mengirimkan persenjataan yang dibutuhkan pasukan Kurdi, Peshmerga dalam perang melawan IS. Alasannya pesawat transport Tansall milik Bundeswehr yang sedianya mengangkut pasokan tersebut mengalami kerusakan.

Hasilnya Jerman harus meminta militer Belanda untuk menyediakan pesawat transportasinya. Baru setelah diperbaiki, pesawat tersebut menerbangkan paket pengiriman kedua ke Irak, Selasa (23/9).

Selain itu enam perwira dan tenaga medis yang diterbangkan ke Irak 19 September silam untuk melatih serdadu lokal, terjebak di Bulgaria lantaran tidak mengurus izin masuk.

  dw.de  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.