Kamis, 04 September 2014

[World Article] Militan bunuh wartawan Amerika Serikat

Sekjen PBB kutuk pembunuhan Steven Sotloff oleh ISISJurnalis Amerika Serikat Steven Sotloff dalam foto handout yang diterima Reuters pada 20 Agustus 2014. Negara Islam merilis sebuah video yang menunjukkan pemenggalan Sotloff, kata badan pemantau, Selasa kemarin, menaikkan taruhan mereka dalam konfrontasi dengan Washington atas serangan udara AS terhadap pejuangnya di Irak. (ANTARA FOTO/REUTERS/The Daily Caller/Handout via Reuters/ox/14.)

Militan dari kelompok yang menamakan diri IS (Islamic State) telah membunuh wartawan Amerika Serikat lainnya setelah baru-baru ini menghabisi James Foley.

Kelompok tersebut menyiarkan video pada Selasa yang menunjukkan seorang militan bertopeng dengan logat Inggris membunuh sandera dengan senjata tajam.

Dalam tayangan terbaru itu, Steven Sotloff, wartawan yang berusia 31 tahun, dengan tenang berbicara di depan kamera bahwa dia korban dari keputusan Presiden Barack Obama untuk melancarkan serangan-serangan udara terhadap para pejuang.

Pada akhir rekaman lima menit, yang ditemukan dalam jaringan oleh kelompok pemantau terorisme SITE dan dilihat oleh AFP, militan itu mengancam tahanan lainnya, yang diidentifikasi di layar kaca TV seorang warga Inggris.

"Obama, Saya datang lagi, dan saya kembali karena sombongnya kebijakan luar negeri Anda terhadap Islamic State," kata orang berpakaian hitam, mengacungkan sebilah pisau tempur dan berbicara dengan logat London.

Militan itu mengutuk serangan-serangan udara AS yang baru-baru ini dilakukan atas kawasan sekitar bendungan Mosul di Irak, bertanggal setelah pembunuhan Foley, yang berusia 40 tahun.

"Jadi sama dengan peluru-peluru kendali Anda terus menyerang leher-leher orang kami, pisau kami akan terus menyerang leher-leher orang Anda," katanya, sebelum membunuh tahanannya.

Rambut dan janggut Sotloff lebih panjang daripada dalam tayangan sebelumnya. Dia diancam mati sebagai balasan atas serangan-serangan terhadap pasukan IS.

"Kesempatan kali ini kami gunakan untuk memperingatkan negara-negara yang bergabung dengan aliansi iblis Amerika dan memerangi Islamic State untuk mundur dan biarkan kami."
Sekjen PBB kutuk pembunuhan Steven Sotloff oleh ISISSekjen PBB Ban Ki-moon, Rabu, mengatakan dunia mengutuk pemenggalan kepala wartawan Amerika Serikat Steven Sotloff oleh gerilyawan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

"Kita semua marah atas laporan-laporan dari Irak tentang pembunuhan yang kejam para warga sipil oleh ISIS termasuk satu pemenggalan brutal kepala seorang wartawan AS lainnya, kemarin," katanya di Selandia Baru, setelah satu rekaman video yang menayangkan kematian Sotloff dirilis secara online.

Video tersebut dirilis setelah video mengerikan yang disiarkan ISIS yang menampilkan pemancungan wartawan AS James Foley.

"Saya mengutuk keras kejahatan seperti itu dan saya menolak keras bahwa seluruh masyarakat dapat diancam oleh kejahatan yang kejam karena kepercayaan yang mereka anut," kata Ban.

Sekjen PBB itu menyebut situasi di Irak, di mana ISIS yang kini berganti nama IS (Negara Islam) merebut wilayah di utara dan barat negara itu, sebagai "mengerikan" dan menyerukan para pemimpin agama agar "memelihara toleransi, saling menghormati dan tidak melakukan aksi kekerasan".

Dalam satu tayangan terakhir, Sotloff, 31 tahun, dengan tenang menghadap kamera dan mengatakan ia adalah korban keputusan Presiden Amerika Serikat Barack Obama untuk mendesak serangan-serangan udara di Irak tergadap gerilyawan ISIS.

Seorang gerilyawan yang mengenakan topeng dengan logat Inggris, mungkin orang yang sama dalam pembunuhan Foley pada video pertama, kemudian membunuh dia dengan sebilah pisau.

Sotloff, seorang wartawan perang kawakan yang sangat memahami sejarah dan budaya Timur Tengah, ditangkap setahun lalu ketika melintasi perbatasan dari Turki menuju Suriah.

Pada Selasa, Sekjen PBB menyebut IS melakukan teror di Suriah dan Irak, di mana para petempurnya melakukan pembunuhan massal, pemenggalan kepala, pelemparan batu sampai mati sebagai tindakan yang "sama sekali tidak dapat diterima".

Dewan Hak Asasi Manusia PBB pekan ini dengan suara bulat setuju mengirim satu misi ke Irak untuk menyelidiki aksi kekejaman di "kekhalifahan" Islam yang diumumkannya sendiri di tengah-tengah laporan pembersihan etnik di daerah-daerah masyarakat minoritas Kristen dan Kurdi Yazidi.

Amerika Serikat melakukan serangan-serangan udara di Irak dalam usaha menghambat gerak ISIS dan melindungi etnik minoritas, kendati sejauh ini mengesampingkan bekerja sama dengan pemerintah Damaskus untuk aksi yang sama di Suriah.

Jerman setuju mengirim senjata-senjata ke warga Kurdi Irak sementara Australia akan membantu mengangkut senjata-senjata ke para petempur Kurdi dan melakukan pengiriman lewat udara bantuan kemanusiaan ke masyarakat-masyarakat yang terkepung.

Usaha-usaha seperti pengiriman senjata kepada warga Kurdi tidak secara langsung didukung oleh PBB, tetapi Ban kemudian menyetujuinya pada Selasa dengan mengatakan kegiatan-kegiatan ISIS mencemaskan masyarakat internasional.
Pembunuhan jurnalis bukan wajah Islam sebenarnya Menlu AS: pembunuhan jurnalis bukan wajah Islam sebenarnyaJurnalis Amerika Serikat Steven Sotloff berlutut di sebelah pemberontak Negara Islam yang wajahnya ditutup topeng dan membawa sebilah pisau di sebuah lokasi yang tidak diketahui dalam potongan video yang dirilis oleh Negara Islam, Selasa (2/9). Negara Islam merilis sebuah video yang menunjukkan pemenggalan Sotloff, kata badan pemantau Selasa kemarin, menaikkan taruhan mereka dalam konfrontasi dengan Washington atas serangan udara AS terhadap pejuangnya di Irak. (REUTERS/Islamic State via Reuters TV)

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry pada Rabu mengecam pemenggalan kepala jurnalis Steven Soltoff sebagai aksi "kebiadaban abad kegelapan" dan mengatakan bahwa gerilyawan yang membunuh wartawan itu bukan merupakan wajah Islam yang sebenarnya.

"Wajah Islam yang sebenarnya tidak nampak dari apa yang kita saksikan kemarin, ketika dunia kembali harus menyaksikan brutalitas teroris kelompok Daulah Islam," kata Kerry saat menghadiri upacara pengangkatan utusan khusus Amerika Serikat untuk masyarakat Muslim, lapor AFP.

Diplomat tertinggi Amerika Serikat itu menyebut Sotloff sebagai "jurnalis yang berani" dan mengatakan bahwa dia terbunuh oleh "pengecut di balik cadar" anggota Daulah Islam--atau juga dikenal dengan nama ISIL.

Setelah berupaya keras untuk mengembalikan Sotloff ke rumahnya, Kerry menyebut pembunuhan beruntun terhadap jurnalis asal Amerika Serikat setelah James Foley itu sebagai "pukulan berat."

Kerry berjanji Amerika Serikat akan terus memburu para pembunuh Sotloff.

"Mereka yang membunuh James Foley dan Steven Sotloff di Suriah harus tahu bahwa Amerika Serikat akan mengadili mereka," kata dia.

"Wajah Islam bukan merupakan jagal yang membunuh Steven Sotloff. Itu adalah wajah ISIL. Wajah Islam bukan nihilis yang hanya tahu bagaimana menghancurkan tanpa tahu bagaimana membangun. Juga bukan pengecut-pengecut di balik cadar--yang tindakan bar-barnya telah menghina agama damai itu," kata dia.

"Wajah Islam sebenarnya adalah adalah perdamaian berdasarkan martabat seluruh manusia. Wajah itu nampak dalam masyarakat Muslim yang berupaya mengentaskan kemiskinan, menyediakan layanan kesehatan dan mereka yang berada di garis depan untuk menawarkan bantuan di manapun terdapat krisis kemanusiaan," kata Kerry.

Kerry juga menyempatkan diri untuk memberi penghormatan kepada Sotloff, mengatakan bahwa "reportasenya empatis berkebalikan dengan pembunuhnya. Dia juga membandingkan Sotloff dengan legenda koresponden perang abad 20 Martha Gellhorn.

"Dia selalu menceritakan bagaimana orang-orang tak berdosa terjebak dalam perang dan mendokumentasikan bagaimana mereka mempertahankan martabatnya dari hari ke hari," kata Kerry.

"Seperti Martha Gellhorn, dia memberitakan kemanusiaan di tengah-tengah kebiadaban. Dia menceritakan hal-hal besar dan membuatnya seperti terjadi di tengah-tengah kehidupan anda sendiri," kata dia.


  ★ Antara  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.