Jumat, 17 Oktober 2014

KRI Teluk Cirebon 543 patroli laut Kalbar

KRI Teluk Cirebon 543 patroli laut KalbarKRI Teluk Cirebon KRI Teluk Cirebon-543 berlayar di perairan Sungai Kapuas, di Pontianak, Kalbar, Selasa (14/10). KRI Teluk Cirebon-543 yang dilengkapi dengan meriam laras ganda kaliber 25 mm dan 37 mm serta dapat mengangkut enam tank amfibi bersama pasukan pendarat lengkap tersebut, akan melaksanakan patroli untuk menjaga keamanan laut di sepanjang perairan barat Indonesia. (ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang)

KRI Teluk Cirebon 543 melakukan patroli pengamanan di perairan laut Kalimantan Barat dan Indonesia umumnya, kata Komandan KRI Teluk Cirebon 543 Mayor Laut (P) Arif Prasetyo I.

"Selain melakukan operasi pengamanan perairan Kalbar dan Indonesia umumnya, kami juga siap melakukan operasi bantuan kemanusiaan, seperti operasi bantuan bencana alam tsunami," kata Arif Prasetyo I saat dihubungi Antara, Kamis.

Ia menjelaskan patroli di laut guna menekan seminimal mungkin aktivitas ilegal di laut.

"Minimal dengan kehadiran kami, bisa menekan aktivitas ilegal seperti pencurian ikan di perairan Indonesia nelayan asing," ungkapnya.

KRI Teluk Cirebon 543 dilengkapi meriam laras ganda kaliber 25 mm dan 37 mm, memiliki panjang 90,78 meter, dan lebar 11,12 meter, yakni jenis Landing Ship Tank (LST) "Class Frosch" yang dibuat di Veb Penee Werf, Wolgast, Jerman Timur tahun 1978.

Selain itu, berfungsi untuk mendukung operasi amfibi, mengangkut pasukan pendarat yang akan didaratkan ke pantai, dan juga mampu mengangkut enam tank amfibi dengan ukuran 6-7 meter serta peralatan tempur lainnya.

"KRI Teluk Cirebon bukan termasuk armada tempur maupun pemukul, namun sebagai armada pendarat dan pengangkut logistik," ungkap Arif.

KRI Teluk Cirebon 543 di bawah satuan kapal Amfibi Koarmabar, dan berinduk di Pangkalan Utama Pondok Dayung, Jakarta.

Data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) wilayah perairan Kalbar memiliki tingkat kerawanan yang tinggi, seperti pencurian ikan oleh nelayan-nelayan asing.

Ada tiga wilayah perairan Indonesia yang menjadi primadona pencurian ikan bagi nelayan asing karena kaya akan ikan dan sumber daya kelautan lainnya, yaitu perairan Natuna, perairan Arafura, dan perairan Utara Sulut.

Perairan Kalbar termasuk dalam Zona III bersama Natuna, Karimata dan Laut China Selatan dengan potensi ikan tangkap sebanyak satu juta ton per tahun. Jenis ikan bervariasi seperti tongkol, tenggiri dan cumi-cumi.

Luas areal perairan Kalbar sampai Laut Cina Selatan seluas 26.000 km, meliputi 2.004.000 hektare perairan umum, 26.700 hektare perairan budi daya tambak, dan 15.500 hektare laut.(A057/N002)



  ★ Antara  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.