Minggu, 12 Oktober 2014

Menengok Isi Kapal Perang KRI Makassar

Saat HUT TNI ke-69 lalu di Markas Komando Armada Timur (Koarmatim) Dermaga Ujung Surabaya, Jawa Timur, puluhan wartawan diizinkan untuk bermalam di kapal perang milik TNI Angkatan Laut. Pewarta pun bisa menikmati indahnya pemandangan Selat Madura dari KRI Makassar-509.

Sekitar 80 orang wartawan dari Jakarta, termasuk 2 wartawan asing, diberikan keistimewaan saat meliput HUT TNI. Para wartawan, termasuk detikcom, difasilitasi menginap selama 2 malam di KRI Makassar.

Wartawan berada di KRI Makassar pada tanggal 3-4 Oktober 2014 dan 6-7 Oktober 2014. detikcom pun tak menyia-nyiakan kesempatan itu dengan mengelilingi kapal perang tersebut. Lalu apa saja isi dari KRI yang dikomandani oleh Letkol Setiyo Widodo itu?

KRI Makassar dibeli dari Korea Selatan pada tahun 2007 lalu. Tak hanya sekedar membeli, TNI AL mengirimkan prajuritnya ke Korsel saat KRI Makassar tengah dalam proses perakitan. Kapal yang saat ini sedang bersandar di Dermaga Ujung Surabaya itu memiliki 8 lantai.

KRI Makassar merupakan sebuah kapal Landing Platform Dock (LPD) dengan fungsi utama mengangkut pasukan serta seluruh perlengkapan dan kendaraan saat perang.
"Geladak L (Lombok) paling bawah isinya mesin. (Di atasnya) geladak K (Kendal). Ada tank deck di situ yang bisa memuat 25 tank dan ranpur (kendaraan tempur)," ujar Letkol Setiyo di KRI Makassar, Senin (6/10/2014).

Di geladak K ini terdapat sebuah dock well sebagai tempat menyimpan kapal LCU (Landing Craft Utility). LCU ini merupakan kapal pendaratan serbaguna jika KRI Makassar tidak memungkinkan untuk merapat di sebuah daratan yang sulit terjangkau.

"LCU untuk pendaratan pasukan ke pulau-pulau kecil. Bawa rampur, tank, truk, personel. Di geladak setelahnya, geladak J (Jepara) isinya itu 8 barak pasukan," kata Setiyo.

Tepat di atas geladak J terdapat geladak H (Halong) yang dapat dibilang sebagai lantai dasar KRI. Jika penumpang naik melalui tangga dari luar kapal, maka geladak ini yang pertama kali ditemui.

Di geladak ini ada sebuah pos penjagaan prajurit dan car deck tempat memarkirkan mobil-mobil. Buritan kapal juga berada di geladak ini. Di tiap geladak yang memiliki barak, kamar mandi khas prajurit disediakan. Saat masuk ke dalam kamar mandi, ada sekat-sekat dengan masing-masing pancuran untuk prajurit mandi.

"Ada 2 barak pasukan juga dan buritan. Buritan untuk menempatkan tambatan-tambatan kapal. Ini adalah geladak parsial karena di sini tempat haluan yang merupakan tempat tambang tambatan kapal juga, ada rantai jangkar besar. Alat tambatnya namanya moring," ungkap Setiyo.

Dapur juga berada di bagian dek ini, ranpur dan 14 mobil bisa diparkirkan di sini. Selain itu, di geladak ini juga terdapat LCVP (landing craft vechicle person) yaitu kapal khusus untuk kendaraan personel. Ruang senjata juga berada di geladak H. Sayang saat detikcom meninjaunya senjata sedang tidak berada di ruangan tersebut.

"Senjata dan amunisi di tempat lain. Rahasia. Tidak boleh semua orang masuk. Di geladak ini juga ada komandemen, semacam ruang office, dan klinik kesehatan, hampir seperti RS kecil," Setiyo menuturkan.
Saat detikcom sedang mengelilingi kapal, sejumlah prajurit jaga sedang bertugas mengecek kapal. Ronda malam dilakukan setiap hari tepat pukul 21.00 WIB.

"Ya dicek tali-talinya, bagus nggak tambatannya. Kalau lepas nanti kapal kan bisa lari. Ngecek dapur, ruangan senjata, amunisi juga," jelas seorang prajurit saat ronda malam, Senin (6/10/2014).

Naik ke atas geladak H adalah geladak G (Garut) yang terdapat 15 barak untuk pasukan. Tempat makan dan lounge room untuk prajurit. Di geladak ini area santai terpusat. Terdapat ruang semi outdoor yang dijadikan sebagai ruang olahraga sekaligus tempat untuk berkaraoke bagi pasukan.

Helipad juga berada di dek ini dan karena di area helipad merupakan ruang terbuka maka penumpang diperbolehkan untuk merokok di situ selama tetap menjaga kebersihan kapal.

"Di kapal ini ada 600 pasukan yang siap tempur," tegas Setiyo ketika berbincang dengan detikcom di lokasi.

Kembali mengenai KRI Makassar, di atas geladak G adalah geladak Flores (F) yang diperuntukkan bagi para perwira dan pejabat kapal. Ada 20 kamar yang disediakan untuk perwira. Isi kamar pun bermacam-macam. Ada 1 kamar yang bisa diisi oleh 6 orang dengan 3 kasur tingkat.

Ada yang hanya berisi 1 kasur tingkat untuk 2 orang yang dilengkapi kamar mandi dalam. Juga ada kamar berisi 1 orang yang diperuntukkan bagi perwira tinggi. Di tiap-tiap kamar bagi perwira disediakan kursi santai dan meja kerja sekaligus lemari yang di dalamnya disediakan jaket pelampung.

Dari geladak ini, tepatnya di ruang smooking room, penumpang bisa melihat indahnya kerlap-kerlip lampu Jembatan Suramadu dari tempat KRI Makassar bersandar kini.

Di geladak ini pun terdapat lounge khusus untuk perwira dan tamu VIP. Lounge di sini lebih luas dan nyaman dibandingkan louge untuk prajurit. Selain berderet beberapa meja bundar yang dikelilingi oleh kursi-kursi untuk perwira makan, ada sofa khusus bagi tamu VIP.

TV besar layar datar dengan sound system canggih juga disediakan di lounge ini. Di bagian deck ini pula 2 kamar VIP berada. Kamar ini dipergunakan untuk Presiden atau pejabat jika menginap di KRI Makassar.

"Presiden SBY dan Ibu Ani tidur di kamar VIP ini waktu Latgab TNI dan Sail Raja Ampat lalu," cerita Setiyo mengenai kamar berukuran 5x10 meter itu.

Berbeda dengan kapal pesiar, kamar VIP di kapal perang ini terlihat lebih sederhana. Memang ada 2 ruangan di dalamnya, yakni ruang tamu dan ruang tidur. Ruang tamu berisi sofa-sofa dan meja bewarna cokelat, meja kerja, dan kulkas.

Kamar mandi yang berada di bagian ruang tamu juga tak bisa dibilang istimewa. Meski kecil dan tanpa bath-up, kamar mandi terlihat cukup nyaman. masuk ke dalam ruang tidur, kasur single disediakan di kamar VIP ini.

Sisanya adalah hanya lemari, bangku, kaca, dan meja rias kecil. Di dekat kamar VIP ini terdapat sebuah pintu khusus untuk tempat masuk atau keluar bagi Presiden dengan karpet merah di lantai tangganya.

"(Kamar VIP) ini tidak hanya untuk Presiden. Bisa untuk pejabat lain, Panglima atau kepala staf TNI. Tapi dikhususkan untuk Presiden," tukas Setiyo.
Berlanjut ke di atas Flores ada Deck E (Ende) yang merupakan tempat pengawas kapal. Selain terdapat anjungan tempat operasional kapal, di geladak ini lah life craft ditempatkan.

Life craft merupakan tempat penyimpanan 20 sekoci penolong yang berada di bagian sayap kanan dan kiri kapal. Selain itu ruang amunisi dan pusat informasi tempur juga berada di geladak ini. Selain sekoci, terdapat suplai makanan bagi prajurit di dalam life craft jika sesuatu hal buruk terjadi.

Geladak paling atas adalah Deck D (Demak) yang merupakan geladak isyarat, di mana merupakan tempat orang-orang berkomunikasi dengan isyarat di lautan. Selain ada lampu-lampu, tanda isyarat, dan bendera-bendera, persenjataan pun berada di geladak ini.

"Senjata Orlicon 20mm (senjata konvensional), Mistral, (meriam) kaliber 57 (di sisi) haluan," ungkap Setiyo menjelaskan tentang senjata yang ada di KRI Makassar.

KRI Makassar juga dilengkapi ruang CIC untuk sistem kendali senjata (fire control system) serta sebagai alat komunikasi dengan kapal-kapal jenis kombatan lain untuk melindungi pendaratan pasukan dan ranpur serta pengendalian pendaratan helikopter.

Tak heran helipad tersedia di kapal perang tersebut. KRI Makassar ini juga difungsikan untuk operasi kemanusiaan serta penanggulangan bencana alam, dan Kapal Rumah Sakit.

"Waktu bencana gempa padang, bencana di Sorong, ke Philipina waktu bencana badai," tutup Setiyo.

Tak semua orang bisa masuk ke kapal perang AL ini. Melihat kekuatan alutsista TNI membuat masyarakat mempercayakan keamanan bangsa dan negara di tangan handal para prajurit. Dirgahayu TNI, jaya lah selalu.

  ★ detik  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.