Sabtu, 08 November 2014

Skuadron 12 Black Panther siaga awasi pesawat asing di NKRI

Skuadron Udara 12 Black Panther di Lanud Soewondo Medan. ©2014 Merdeka.com

Pesawat asing tampaknya bakal tak lagi mudah melintasi wilayah udara Indonesia tanpa izin. Hal ini karena para penerbang TNI-AU terus siaga untuk mengantisipasi pelanggaran ini.

Kesiagaan itu di antaranya terlihat dari latihan yang digelar Skuadron Udara 12 Black Panther di Lanud Soewondo, Medan. Salah satu tujuan dari latihan ini adalah meningkatkan kesiagaan terhadap pelanggaran terhadap wilayah udara Indonesia.

Latihan ini melibatkan 6 unit pesawat Hawk dari Skuadron 12 Black Panther Pekan Baru. Kegiatan ini berlangsung mulai Senin (3/11) hingga Jumat (7/11) besok.
"Ini merupakan pelatihan profisiensi. Tugas pokok kita yaitu mencegah ancaman dari udara, termasuk meng-intercept pesawat ilegal," kata Kapten Pnb Putut Hanggiro, Komandan Flight Ops A Skuadron Udara 12 Black Phanter di Lanud Soewondo, Medan, Kamis (6/11).

Putut memastikan Skuadron 12 siap dan mampu meng-intercept setiap pesawat asing yang masuk wilayah Indonesia tanpa izin. "Apalagi jika Skuadron 16 yang diperkuat pesawat F-16 terealisasi di Pekanbaru, seluruh wilayah Barat Indonesia dapat diawasi lebih maksimal," sambungnya.

Seperti diberitakan, kurang dari 3 pekan ini, pesawat Sukhoi TNI-AU tiga kali memaksa pesawat asing mendarat karena melintasi wilayah udara Negara Kesatuan Republik Indonesia tanpa izin.

Rabu (22/10), pesawat tempur itu mengintercept pesawat Propeller asal Australia dan memaksanya mendarat di Lanud Sam Ratulangi, Manado. Pesawat itu melanggar wilayah Indonesia saat terbang menuju Filipina
Kemudian Selasa (28/10), giliran pesawat sipil Singapura yang di-intercept saat terbang menuju Serawak. Karena melintasi wilayah Indonesia tanpa izin, pesawat Beechraft itu dipaksa turun di Lanud Supadio, Pontianak.

Teranyar, pesawat jet milik Gulfstream IV dengan nomor HZ-103, milik Arab Saudi, yang dihadang. Pesawat yang berangkat dari Singapura menuju Darwin, Australia, itu dipaksa turun di Bandara El Tari Kupang, Nusa Tenggara Timur, Senin (3/11).

Beberapa bulan sebelumnya, 2 unit pesawat F-16 juga memaksa turun pesawat Swearingen SX 300 yang memasuki wilayah udara Indonesia di sekitar pantai barat Pulau Sumatera, Kamis (10/4) siang. Pesawat dipiloti Heinz Peier pun harus landing di Lanud Soewondo, Medan. [hhw]

  ♞ Merdeka  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.