Jumat, 19 Desember 2014

DJOKDJAKARTA, 19 DESEMBER 1948

Para penerjun payung dari KST (Korps Speciaale Troepen atau sejenis Kopassus-nya Belanda) mendarat di tengah pemukiman penduduk dekat Lapangan Maguwo, Yogyakarta dan langsung menguasai Yogyakarta dari tangan pasukan TNI pada 19 Desember 1948.

Mereka yang diterbangkan sejak pukul 02.00 dari Lanud Andir Bandung, kemudian secara cepat menguasai ibu kota RI tersebut serta menawan para pemimpinnya termasuk Sukarno-Hatta. TNI sendiri tak pernah menyangka Belanda akan menyerang pada hari itu, Ketika melihat beberapa pesawat B-25 Mitchell, P-51 Mustang dan pesawat penyergap P-40 Kittyhawk melayang di udara Jogja, alih-alih menembakan meriam penangkis serangan udara, sebagian dari mereka malah melambai-lambaikan tangan karena mengira pesawat-pesawat tersebut milik AURI (memang pada hari itu ada pengumuman latihan gabungan dari semua matra di tubuh TNI).

Begitu rentetan senjata membahana barulah mereka sadar Belanda menyerang dan mereka tak memiliki kesiapan untuk membalasnya, kecuali sekitar 30 prajurit pangkalan Maguwo dan sekelompok pasukan tentara dari KRIS (Kebaktian Rakjat Indonesia Sulawesi) yang secara berani sempat melakukan penghadangan dan penggangguan terhadap pasukan Kolonel Van Langen sebelum masuk ke Istana via Jalan Solo.

Tapi Van Langen sebagai sinyo kelahiran Yogya yang lulusan Akademi Breda, cukup tahu bagaimana caranya menjepit pasukan bandel ini. Dia memecah pasukannya, salah satunya yang menerobos barikade TNI via Kantor Pos. Pasukan inilah yang pada akhirnya berhasil menduduki Istana/Gedung Agung dengan lebih cepat dan menawan Soekarno-Hatta cs.

Akibat serangan tiba-tiba itu, TNI kehilangan sekitar 40 prajuritnya, sedangkan korban dari pihak militer Belanda nol. Saat penerobosan dan penyerangan ke Istana itu, Van Langen sendiri yang memimpin pasukan tersebut langsung dari jeep wilys-nya. Sementara Jenderal Spoor mengikuti jalannya pertempuran via radio di pesawat komando.

Konon, sebelum melakukan penyerangan yang dikenal sebagai Operasi Burung Gagak tersebut, Spoor yang kala itu mengenakan jaket kulit, kacamata hitam dan topi pet menyapa Kolonel Van Langen dengan salam dua jari yang mengisyaratkan simbol "victorie", tanda kemenangan.(hendijo)-[Diposkan by Samuel Tirta]

  ★ Garuda Militer  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.