Jumat, 26 Desember 2014

Loyalitas TNI Tegak Lurus ke Presiden

Soal Loyalitas Tegak Lurus TNI ke Presiden Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menekankan kepada jajarannya bahwa loyalitas TNI harus tegak lurus ke Presiden dan tidak boleh ada loyalitas ganda. Hal itu dikatakan Menhan dalam kunjungannya ke Mako Brigif 21/Komodo, Kupang, Nusa Tenggara Timur dan Kodam IX Udayana, Bali.

‎"Nantinya akan ke seluruh Kodam-kodam dalam rangka memberikan pengarahan kepada seluruh prajurit agar di benaknya satu tugas pokoknya, satu yang akan dilaksanakan," kata Menhan di Kodam IX Udayana, Bali, Jumat (26/12/2014).

Menhan Ryamizard menjelaskan, dengan adanya loyalitas tegak lurus, maka tidak ada perintah lain selain dari Presiden sebagai Panglima tertinggi.

"Loyalitas tegak lurus, kalau perintah dari atas ke bawah itu ya satu itu, tidak ada perintah selain dari itu," ujarnya.

"Di sini hanya satu (sambil nunjuk kepala sisi kanan). Makanya berulang-ulang saya sampaikan, nanti di Kalimantan, Papua, Sulawesi, itu yang saya sampaikan, satu," sambungnya.

Saat disinggung apakah ada loyalitas parsial sehingga Menhan mengulang-ulang penekanan loyalitas tegak lurus, Ryamizard menjawab.

"Oh iya, yang namanya rantai komando seperti itu, jadi jangan sampai Presiden ngomong apa, nanti ikut-ikut yang lain, nggak bisa dengerin," tuturnya.
Di Bali, Menhan Kembali Ingatkan Loyalitas TNI Harus Tegak Lurus ke Presiden Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu hari ini melanjutkan kunjungannya ke Bali. Menhan memberikan pengarahan kepada perwira TNI se-Bali. Dalam pengarahannya, Menhan menekankan bahwa Presiden merupakan panglima tertinggi, tidak boleh ada loyalitas ganda.

"Sebagai prajurit TNI, kita harus memiliki loyalitas tegak lurus kepada pemerintah yang menerima mandat dari rakyat, presiden joko Widodo sebagai panglima tertinggi," kata Menhan Ryamizard.

Menhan menyampaikan ini di hadapan 516 Perwira TNI se-Bali. Acara pengarahan itu digelar di Aula Sthanayudha Kodam IX Udayana, Bali, Jumat (‎26/12/2014).

"Saya sampaikan, saya tekankan pada kalian, loyalitas ini tak boleh ditawar-tidah, tidak ada boleh loyalitas ganda. Saya ulang, loyalitas tegak lurus, tidak ada loyalitas ganda.‎ Tapi ‎silaturrahmi kepada para presiden terdahulu, sejatinya adalah kewajiban, harus tetap dijaga. Presiden terdahulu adalah pemimpin kita, agar tetap menghormati presiden-presiden terdahulu‎," sambungnya.

Dalam kesempatan itu, Menhan juga meminta kepada seluruh jajarannya untuk meningkatkan kemampuan. Menurut Menhan, musuh nyata saat ini bukan lah perang besar-besaran. Melainkan, yaitu yang terkait dengan terorisme, bencana alam, wabah penyakit, perampokan dan pencurian sumber daya alam, pelanggaran perbatasan, perang cyber dan intelijen dan penyalahgunaan narkotika‎.

‎"Bagaimana kita memberi contoh hidup tanpa narkoba, jangan tulisan aja. Juga jangan sampai keluarga kita kena narkoba," ucapnya.

"Memang nggak ada hubungannya, ini kaitannya dengan ketahanan negara, bagaimana mempertahankan negara kalau kena narkoba," tuturnya.(idh/fjr)

  ⚓️ detik  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.