Rabu, 24 Desember 2014

☆ Ratu Kalinyamat

Wanita Pejuang Maritim IndonesiaRatu Kalinyamat

Ratu Kalinyamat yang memiliki nama asli Retna Kencana menjadi tokoh penting dalam sejarah Indonesia sejak pertengahan abad ke-16, terutama di Pantai Utara Jawa Tengah dan Jawa Barat. Kepemimpinannya, dikenal di lingkungan keluarga Kerajaan Demak. Ia memegang peranan sentral dalam penyelesaian konflik perebutan kekuasaan di lingkungan keluarga Kesultanan Demak.

Ratu Kalinyamat menjadi tumpuan bagi keluarga besar Kerajaan Demak. Setelah terbunuhnya suaminya, Pangeran Hadiri, ia dilantik menggantikan suaminya menjadi penguasa Jepara dengan gelar Candra Sengkala Trus Karya Tataning Bumi yang diperhitungkan sama dengan tanggal 12 Rabiul Awal atau bertepatan dengan 10 April 1549. Dari posisinya sebagai penguasa Jepara itu lah, Ratu Kalinyamat semakin populer.

Pemerintahan Ratu Kalinyamat lebih mengutamakan strategi pengembangan Jepara untuk memperkuat sektor perdagangan dan angkatan laut. Kedua bidang ini dapat berkembang dengan baik kalau dilaksanakan melalui kerja sama dengan beberapa kerajaan maritim lainnya seperti Johor, Aceh, Maluku, Banten, dan Cirebon. Ini berarti bahwa Ratu Kalinyamat harus menjalin hubungan diplomatik dan kerjasama dengan kerajaan lain agar kedudukan Jepara sebagai pusat kekuasaan politik dan pusat perdagangan bisa kokoh.

Penguasaan aktivitas ekonomi dan perdagangan, menempatkan Ratu Kalinyamat memiliki angkatan laut yang cukup kuat untuk mendukung aktivitas pelayaran dan perdagangan seberang laut. Di bawah Ratu Kalinyamat, Jepara mencapai puncak kejayaannya. Strategi pengembangan Ratu Kalinyamat diarahkan pada penguatan sektor perdagangan dan angkatan laut telah berhasil menempatkan Jepara sebagai pusat perdagangan laut, pusat industri galangan kapal, dan pelabuhan internasional. Jepara kemudian berkembang menjadi bandar perdagangan dan bandar transito yang dikunjungi para pedagang dari berbagai bangsa dan suku bangsa.

Kekayaan Ratu Kalinyamat merupakan faktor pendukung utama bagi kekuatan politiknya. Berkat potensi itu, ia melakukan serangan terhadap Malaka yang saat itu diduduki Portugis pada tahun 1551 dan 1574. Serangan itu sebagai bentuk dukungannya terhadap Kerajaan Johor dan Aceh, yang memintanya membantu mengusir Portugis dari Malaka. Permintaan kedua kerajaan itu memberikan gambaran bahwa secara politis Ratu Kalinyamat dikenal sebagai penguasa yang sangat kuat dan namanya cukup termasyhur.

Ahlan Zulfakhri (Sekjen APMI) dan Adityo Nugroho


  JMOL  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.