Selasa, 16 Desember 2014

[World] Asik Balas Pantun

DPR AS Setujui Sanksi ke Perusahaan Senjata Rusiahttp://cdn.sindonews.net/dyn/620/content/2014/12/13/42/936721/dpr-as-setujui-sanksi-ke-perusahaan-senjata-rusia-6eE.jpgDPR AS setujui sanksi baru terhadap perusahaan senjata Rusia. | (Istimewa)

Para anggota parlemen atau DPR Amerika Serikat menyetujui sanksi baru terhadap perusahaan senjata Rusia. Mereka juga sepakat untuk membantu Ukraina dengan bantuan militer.

Resolusi sanksi baru itu akan dikirimkan kepada Presiden AS, Barak Obama untuk ditandatangani. Sanksi baru terhadap Rusia kali ini menyasar eksportir senjata milik negara Rusia, Rosoboronexport dan perusahaan pertahanan lain.

Alasan Rusia akan dijatuhi sanksi anyar ini, karena DPR AS menganggap rezim pemerintah Vladimir Putin berkontribusi terhadap ketidakstabilan di Ukraina, Georgia dan Suriah.

Resolusi itu juga menyerukan penyediaan bantuan militer senilai US$ 350 juta kepada Ukraina untuk tahun 2015-2017. Namun, Obama sendiri sebenarnya telah menentang penjatuhan sanksi lebih lanjut kepada Rusia.

Partai Republik yang menguasai DPR AS telah mengkritik reaksi Obama terhadap Rusia dalam krisis Ukraina. ”Respon AS ragu-ragu terhadap Rusia yang terus melakukan invasi pada Ukraina dan telah mengancam bahaya lebih lanjut dari konflik di Ukraina,” kata Senator Bob Corker dari Partai Republik, seperti dikutip Reuters, Sabtu (13/12/2014).

“Dukungan bulat untuk sanksi menunjukkan komitmen dukungan yang kuat terhadap kedaulatan Ukraina dan memastikan Putin membayar atas serangannya terhadap kebebasan dan keamanan di Eropa,” ujar Corker.

Terpisah, di Kiev, Kementerian Pertahanan Ukraina menyerukan peningkatan anggaran belanja milirer di luar negeri sebanyak dua kali lipat dari anggaran militer sebelumnya. Tujuannya, untuk membekali tentara Ukraina dengan senjata untuk melawan separatis di Ukraina timur yang pro-Rusia.(mas)
Diancam Sanksi Baru oleh AS, Rusia MeradangPemerintah Rusia meradang setelah parlemen Amerika Serikat (AS) setuju menjatuhkan sanksi baru terhadap perusahaan senjata Rusia. Pihak Moskow juga kesal karena AS hendak memberikan bantuan militer ke Ukraina.

Kementerian Luar Negeri Rusia telah mengecam kebijakan AS itu. ”Washington berusaha untuk menghancurkan kerjasama antara kedua negara,” bunyi kecaman Kementerian Luar Negeri Rusia merespons ancaman sanksi baru dari AS itu.

Parlemen AS sebelumnya telah menyetujui rancangan resolusi bertajuk “Sebuah Tindakan untuk Mendukung Kebebasan di Ukraina pada Tahun 2014".

Rancangan resolusi yang akan diajukan ke Presiden Barack Obama untuk ditandatangani itu salah satunya berisis dukungan bantuan militer terhadap Ukraina dan menjatuhkan sanksi lebih lanjut terhadap perusahaan senjata milik negara Rusia.

Kementerian Luar Negeri Rusia menuding Washington menolak untuk meninggalkan fobia usang tentang Rusia, dan ingin memutar waktu kembali ke era “Perang Dingin”.

Menurut kementerian itu, kebijakan AS sudah terang-terangan melakukan konfrontatif dengan mengancam menjatuhkan sanksi baru berdasarkan tuduhan tidak mendasar.

”Kami tidak akan tunduk kepada pemerasan. Kami tidak akan menyerahkan kepentingan nasional kita. Dan kita tidak akan mentolerir campur tangan dalam urusan internal kami,” lanjut pernyataan itu, seperti dikutip Russia Today, semalam.(mas)
Rusia Siap Balas Sanksi Baru AShttp://cdn.sindonews.net/dyn/620/content/2014/12/13/41/936898/rusia-siap-balas-sanksi-baru-as-Iq0.jpgIlustrasi (franzolia)

Rencana Amerika Serikat (AS) untuk kembali menjatuhkan sanksi baru terhadap Rusia mendapat respon keras dari negara tersebut. Rusia dengan tegas menyatakan, jika sanksi baru diaplikasikan, maka Rusia akan membalas.

“Rusia akan mengambil langkah-langkah balasan jika AS menjatuhkan sanksi baru terhadap kami, terkait konflik di Ukraina,” ungkap Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov dalam sebuah pernyataan.

Melansir Reuters, Sabtu (13/12/2014), respon ini muncul setelah parlemen atau DPR AS menyetujui sanksi baru terhadap perusahaan senjata Rusia. Mereka juga sepakat untuk membantu Ukraina dengan bantuan militer.

“Kali ini kami tidak akan diam saja bila AS mulai bergerak dengan sanki-sanksi mereka kembali. Kali ini kami akan memberikan sebuah jawaban kepada mereka (AS) atas apa yang mungkin akan mereka lakukan,” Ryabkov menambahkan.

Resolusi sanksi baru itu sendiri dikabarkan telah dikim ke Gedung Putih untuk disahkan oleh Presiden AS Barack Obama. Sanksi baru terhadap Rusia kali ini menyasar eksportir senjata milik negara Rusia, Rosoboronexport dan perusahaan pertahanan lain.(esn)

  Sindonews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.