Sabtu, 10 Mei 2014

KRI Banjarmasin promosikan diri di Filipina

Promosi kapal perang Indonesia di Manila dilakukan dengan melakukan pelayaran bersama https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKDhd8ZlsW6vO_USp-EPHFBpWPXYEB_H7zuLIPn73dmzlTxT86NONPe8jOB_6xGwOVJRp-CFuTL8n5ulJBDXhtOP-3hNRFsZQLKr90rjGpXXdMlTfdbwVpS5RAxzFTEvhoTQqxW-gyMAw/s400/prod14D65848249324E5C27A59D47F878C6C0.jpgManila Kapal Perang Republik Indonesia Banjarmasin mempromosikan keunggulannya di hadapan para pejabat Angkatan Laut Filipina, Sabtu waktu setempat.

Promosi kapal buatan PT PAL itu dilakukan serangkaian muhibah Kartika Jala Krida Taruna AAL Tingkat II Angkatan LXI ke Manila, setelah menyinggahi kota Qingdao (Tiongkok), Busan (Korea Selatan) dan Jepang, demikian laporan dari KRI Banjarmasin yang diterima Antara.

Promosi kapal perang Indonesia bernomor lambung 592 di Manila dilakukan dengan melakukan pelayaran bersama (joy sailing) awak dan kru KRI Banjarmasin bersama sejumlah personel Angkatan Laut Filipina yang dipimpin Komandan Pusat Pendidikan dan Latihan Angkatan Laut Filipina Laksamana Muda Jose Renan C Suarez AFP.

Pelayaran bersama menggunakan KRI Banjarmasin itu juga diikuti Direktur Utama PT PAL Firmansyah Arifin, Asisten Perencanaan Kepala Staf Angkatan Laut (Asrena Kasal) Laksda TNI Ade Supandi dan Koordinator Staf Ahli Kasal (Koorsahli Kasal) Laksda TNI Sudirman.

Selama pelayaran bersama berlangsung, dipertunjukkan latihan-latihan take off dan landing helikopter Bolcow dari geladak heli KRI Banjarmasin-592, peran docking dan undocking, dengan dikeluarkan LCU (Landing Craft Utility) dari badan kapal berjenis Landing Platform Dock (LPD) itu.

Sebelumnya Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Marsetio di Qingdao, Tiongkok mengatakan Filipina telah memesan dua kapal sejenis dari PT PAL.

"Pelayaran bersama KRI Banjarmasin dengan personel Angkatan Laut Filipina sekaligus mempromosikan kapal LPD yang akan dibeli oleh Filipina dan telah ditandatangani kontraknya," katanya.

Komandan KRI Banjarmasin-592 Letkol Laut (P) Jales Jamca Jayamahe mengemukakan pelayaran bersama tersebut untuk mempromosikan kapal perang jenis LPD PT PAL sekaligus lebih menjalin hubungan baik Angkatan Laut kedua negara.

Menanggapi aksi selama pelayaran bersama itu, Komandan Pusat Pendidikan dan Latihan Angkatan Laut Filipina Laksamana Muda Jose Renan C Suarez AFP mengatakan, "teknologinya cukup bagus, dan personelnya juga cekatan."

Sementara itu Direktur Utama PT PAL Firmansyah Arifin menjawab Antara mengatakan Filipina telah memesan dua kapal perang jenis LPD dengan nilai kontrak 90 juta dolar AS.

"Kapal pertama ditargetkan selesai pada pertengahan 2016 dan kapal kedua selesai delapan bulan kemudian. Baru Filipina yang memesan kapal perang jenis ini dengan nilai kontrak yang besar," katanya.

  ★ Antara  

Indonesia Stresses Importance of Code of Conduct in South China Sea

China claims sovereignty over nearly all of the resource-rich sea Indonesian Foreign Minister Marty Natalegawa wants to come up with a solution to territorial disputes of the South China Sea. (AFP Photo/Adek Berry)

Myanmar
Indonesian Foreign Minister Marty Natalegawa said on Friday that it was important for members of the Association of Southeast Asian Nations and China “to quickly conclude” the talks on a code of conduct on the South China Sea.

“The recent incident in the South China Sea reminded us of the importance of concluding the code of conduct on that body of water,” said Marty on Friday, ahead of this weekend’s Asean Summit in Myanmar’s capital, Naypyidaw.

China claims sovereignty over nearly all of the resource-rich sea, home to vital shipping lanes, but Asean members including the Philippines, Vietnam, Malaysia and Brunei have overlapping claims.

The South China Sea, which potentially has abundant reserves of crude oil and natural gas, is widely considered as a flashpoint for a potential military conflict with China, which recently has been exerting its influence in the region.

Tensions are high after a collision between Chinese and Vietnamese vessels in the disputed area last week.

Vietnam has accused China of conducting drilling operations outside its territory, while the Chinese government believes otherwise and accuses Vietnam of intentionally provoking the incident, according to a report from Reuters.

“The risk of an incident is very real. I hope the current meetings in Myanmar will reinforce further recognition of that fact,” said the minister.

Marty added that what’s happening on the ground was “not helping” and “could derail the talks”.

The minister added that the talks between Asean and the Chinese had yielded positive results.

Indonesia has been pushing for the code of conduct, which will act to restrain the issue turning into a full-blown military conflict.

Building trust, avoiding conflicts and maintaining a conducive situation in the South China Sea was the goal of the code, according to Marty.

Rahmat Pramono, Indonesia’s ambassador to Asean, said the government hopes the summit in Myanmar will produce a joint statement that will highlight the importance of the issue to the 10-member Asean.

“We are working toward a common goal and understanding, but how will it sound and how it will be worded is another issue,” said Rahmat, adding that not all members had agreed to an understanding

The issue of the South China Sea almost divided Asean after leaders failed for the first time to produce a joint communique in the wake of the 2012 summit in Cambodia.

Marty then embarked on shuttle diplomacy to save Asean from its first failure, even if it was only a simple, well-written diplomatic statement.

While China believes that the issue of the disputed sea should be solved in a bilateral manner, Asean is pushing for a multilateral approach.

Indonesia, as the largest member in the group of Southeast Asian nations and a non-claimant state in the quarrel, is seen as an ideal, neutral broker.Agh

  ★ The Jakarta Post  

[World News] Perancis jual kapal perang ke Rusia, AS kesal

Kapal perang Mistral merupakan jenis kapal serbu canggih Perancis jual kapal perang ke Rusia, AS kesalKapal perang Perancis tipe Mistral yang dijual ke Rusia. Foto: Wikipedia.

Washington
Para pejabat Amerika Serikat (AS) menyuarakan kekesalannya atas tindakan Perancis yang menjual kapal perangnya kepada Rusia. Sebab, AS dan Uni Eropa sedang menjatuhkan sanksi terhadap Rusia karena melakukan intervensi atas krisis di Ukraina timur.

”Kami telah secara teratur dan konsisten menyatakan keprihatinan kami tentang penjualan (kapal perang) ini bahkan sebelum kami menjatuhkan tindakan (sanksi) baru kepada Rusia,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat untuk Eropa, Victoria Nuland, kepada anggota parlemen AS.

Kekesalan itu dia sampaikan menjelang kunjungan Menteri Luar Negeri Perancis, Laurent Fabius ke Washington pekan depan. Seperti dikutip laman The Local, semalam (9/5/2014), setidaknya satu dari dua kapal perang Mistral akan dikirim ke Rusia pada akhir tahun ini. Nilai penjualan dalam sebuah kontrak itu mencapai USD 1,2 miliar.

Kapal perang Mistral merupakan jenis kapal serbu canggih. Pada tahun 2011 Perancis sepakat untuk menjualnya kepada Rusia. Perancis juga komitmen tidak akan melanggar kontrak itu Tindakan Perancis itu menuai protes dari AS dan sekutu-sekutu NATO.

Kapal perang Mistral Perancis yang dijual ke Rusia ada dua jenis. Yang pertama, bernama Vladivostok, yang dijadwalkan akan sampai ke Rusia pada Oktober 2014. Sedangkan yang kedua, bernama Sebastopol yang akan dikirimkan pada tahun 2015. Kapal-kapal perang itu akan ditempatkan bersama Armada Laut Hitam Rusia di Crimea, wilayah yang semula bagian dari Ukraina namun dianeksasi Moskow pada Maret 2014 lalu.

Parlemen AS mendesak Perancis untuk menghentikan penjualan kapal perang kepada Rusia. Tindakan Perancis itu memicu tanda Tanya bagi negara-negara sekutu NATO yang sudah jelas mendukung Ukraina dalam konflik dengan Rusia.

Namun para pejabat Perancis bereaksi dengan takjub, menyangkal bahwa para pejabat AS kesal dengan penjualan kapal perang itu. ”Amerika Serikat, Eropa, tidak pernah secara pribadi menyuarakan keprihatinan apapun tentang hal ini,” kata seorang pejabat pemerintah Perancis kepada AFP yang meminta untuk tidak diidentifikasi.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Perancis, Jean - Yves Le Drian, mengaku ada desakan untuk menangguhkan penjualan dua kapal perang kepada Rusia. Namun, dia belum memutuskan langkah apapun terkait desakan itu.

  ★ sindo  

Pangarmatim Tinjau Fasilitas Markas Pasukan Katak

Kopaska Surabaya Disela-sela kesibukannya dalam kegiatan latihan maupun protokoler, Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H. M. Hum menyempatkan diri untuk meninjau Markas salah satu pasukan elit TNI AL, yaitu Mako Satkopaska Koarmatim yang berlokasi di komplek Mako Koarmatim, Ujung, Surabaya, Rabu (07/05).

Dalam kunjungan yang dibilang mendadak ini, Pangarmatim disambut oleh prajurit baret merah ini dengan gegap gempita yang dipimpin oleh Komandan Satkopaska Kolonel Laut (E) Yudhi Bramantyo NS. Sementara itu, Pangarmatim yang mengenakan baju pasukan khusus Kopaska lengkap dengan baret merahnya didampingi Kepala Staf Koarmatim Laksma TNI Siwi Sukma Adji, Komandan Guskamlaarmatim Laksma TNI Herru Kusmanto, S.E. beserta para pejabat Koarmatim merasa bangga atas sambutan tersebut.

Pada kesempatan tersebut, Pangarmatim memberikan arahan kepada prajurit Kopaska, diantaranya agar para prajurit Kopaska Koarmatim selalu menjaga soliditas dan membangun jiwa serta karakter sebagai pasukan khusus/Frogman. Pangarmatim juga mengharapkan sebagai pasukan khusus, hendaknya selalu transfer ilmu dan teknologi dalam setiap latihan bersama dengan pasukan khusus dari negara lain.

“Dalami dan pelajari terus kemampuan profesi kalian, seperti renang, menyelam, lari, menembak dan lain-lain sebagai makanan kalian sehari-hari. Saya bangga kepada kalian sebagai pasukan khusus yang selalu berhasil dalam menyelesaikan setiap misi”, tegas Pangarmatim.

Pada kunjungannya ini, Pangarmatim juga meninjau fasilitas yang dimiliki oleh Satkopaska Koarmatim, diantaranya kolam renang, peralatan olah raga, lapangan tembak dan sarana ibadah. Pangarmatim menunjukkan perhatiannya terhadap segala sesuatu yang masih kurang mengenai sarana dan prasarana Kopaska, termasuk memberikan bantuan uang tunai terhadap pembangunan mushola yang tengah dibangun di Mako Kopaska tersebut.

  ★ Koarmatim  

Kaltim Akan Hibahkan Kapal Patroli Ke TNI AL

Selat Makassar dilintasi Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II merupakan jalur pelayaran internasional https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuwYBkwFAz5L7WOSi1Fid4xa8DZdVcJYYlyElSQJMruuW8V8wGeUdGfayFlbMxcKxXGRVZl5NUo1HHJA441_aLcmBNSbBQFf8Zzqvkn_UNcTrfCjvNmMwkW-VbudI0aeQWA_U1eFo7yoU/s1600/Picture2.2.jpgBalikpapan Usia Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Balikpapan yang telah memasuki ke-55 tahun pada 1 Mei 2014 lalu, mereka punya program besar. Salah satunya, memiliki Dermaga Angkatan Laut (AL) di Kota Minyak. Fasilitas itu untuk memperkuat pertahanan maritim di perairan kota ini.

Komandan Lanal (Danlanal) Balikpapan, Kolonel Laut (P) Ariantyo Condrowibowo mengatakan, pembangunan Dermaga AL bisa dibilang merupakan “hadiah” dari Pemkot Balikpapan. Mengingat seluruh pembangunannya murni hibah dari pemkot. Diperkirakan proyek ini mulai dibangun pada 2015 dengan menelan anggaran sebesar Rp 85 miliar.

Menurutnya, penganggaran bisa menggunakan skema anggaran tahun jamak (multiyears contract). Bisa pula gabungan antara APBD Balikpapan dan APBD Kaltim.

“Ini (pembangunan Dermaga AL) adalah upaya kami menuju angkatan laut kelas dunia,” kata Ariantyo setelah Upacara HUT ke-55 Lanal Balikpapan, di Markas Komando (Mako) Lanal, Jalan Yos Sudarso, Jumat (9/5).

Pembangunan dermaga ini pun terbilang mendesak, mengingat tidak ada pertahanan maritim di sekitar Selat Makassar. Padahal Selat Makassar dilintasi Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II, yang merupakan jalur pelayaran internasional. Sehingga perlu mendapat perhatian serius, karena berpotensi ancaman perompakan, illegal oil, illegal fishing, dan illegal logging.

Sementara itu, Wakil Gubernur Kaltim Mukmin Faisyal yang hadir pada upacara itu mengaku, siap mendukung penuh anggaran untuk membangun dermaga ini.

Bahkan pihaknya akan menghibahkan satu unit kapal patroli khusus untuk TNI AL, yang dianggarkan APBD Kaltim 2015. “Saya tidak ingat berapa nilainya, tapi karena keperluannya sudah mendesak, maka dianggarkan tahun depan,” katanya.

Dengan adanya dermaga dan tambahan kapal patroli tersebut, kata Ketua DPD Partai Golkar Kaltim ini berharap, TNI AL ini bisa menjadi benteng pertahanan RI khususnya di wilayah Indonesia bagian timur dan tengah.

  ★ Kaltimpost  

[World News] Minor fire on naval warship INS Ganga, 3 injured

Mumbai Three persons including a navy personnel received burn injuries after a fire broke out onboard INS Ganga, which was going through routine maintenance and refit at the Naval Dockyard here on Friday.

According to naval sources, the incident occurred around 11:50 am when welding work was going on onboard the naval ship.

"During the welding work, the (welding) gun took time to ignite and when it did, thick flames erupted from the gun, injuring three people including two civilians," the sources said.

"It was a minor accident in which three people sustained burns. They have been taken to the naval dispensary for first said," the sources added.

Soon after the incident, the three sailors were brought aboard the ship and rushed to the INHS Asvini hospital at Colaba for treatment.

Meanwhile, the Navy has begun a probe to find out what caused the explosion at the boiler of the warship.

This is the seventh incident in less than four and a half month in 2014 and 16th incident since 2000.

INS Ganga was deployed for patrolling the Gulf of Eden in 2012 to protect the marine jurisdiction from the Somali pirates.

This incident comes few weeks after the tragic death of at least seven sailors in a mishap involving the Russian-origin Kilo Class submarine INS Sindhuratna, 40 nautical miles off the coast of Mumbai.

In March this year, INS Kolkata was hit by an accident at the Mazgaon Dock in Mumbai claiming the life of a Commander and hospitalisation of two dockyard employees.

  ♞ zeenews 

Secuil Kisah Awak Hiu Kencana {3}

 Secuil Kisah-kisah Awak “Hiu Kencana” yang tidak terpublikasikan Jilid 3  

IM000749.JPG
Seperti kata pepatah “tidak kenal maka tidak sayang”, setelah jilid 1 dan jilid 2 saya menceritakan beberapa kisah-kisah yang pernah terjadi dan dialami oleh awak “Hiu Kencana” kita, kok ya kurang pas rasanya kalau saya tidak membeberkan kemampuan KS Whiskey Class arsenal andalan TNI AL saat itu.

Nah dikarenakan juga ada beberapa permintaan dari Warjagers yang meminta ulasan kemampuan dari KS Whiskey Class ini, maka dijilid 3 ini saya khususkan mengulas sedikit tentang kemampuan KS ini yang di kita sudah sangat melegenda. Oke ?

 Kapal Selam Whiskey class 

Kapal selam tipe Whiskey class yang dibuat di Soviet pada sekitar tahun 1950-an, konon kabarnya adalah suatu KS yang didesain berdasarkan desain KS Jerman “tipe XXI” dari masa Perang Dunia ke Dua. Kapal ini memiliki bobot di atas air sebesar 1.100 ton sedangkan displacement (Wasserverdrangung/ volume pemindahan air) nya pada saat menyelam menjadi sebesar 1.300 ton. Panjang 75 meter, lebar 7,5 meter, tinggi dari lunas sampai ke garis air 4,3 meter.

Sistem pendorongannya alias propulsinya menggunakan tiga macam mesin pendorong, jenis pertama dua buah Diesel tipe 37D masing-masing dengan daya sebesar 4000 PK untuk pendorongan di atas air serta pengisian baterai yang mampu mendorongnya untuk mencapai kecepatan sekitar 14 knot di atas air.

Selain itu ada dua buah motor listrik pokok tipe PG 101 yang juga dapat berfungsi sebagai generator pengisian baterai yang masing-masing berkekuatan 5000 PK yang akan memberikan kecepatan setinggi 15 knot saat menyelam.

Di samping itu juga masih ada motor listrik ekonomis tipe PG 103 yang dipergunakan untuk “leisefahrt” alias menyelam di bawah air dengan kecepatan amat rendah, 2 knot, yang noiseless, hampir tidak menimbulkan suara, di mana strategi ini dilakukan saat kita dikejar-kejar kapal atas air lawan. Dengan menggunakan motor ekonomis ini kapal bisa bertahan hampir 200 jam di bawah air. Sistem pendorongannya menggunakan sistem Mechanical transfer of power alias tenaga yang dihasilkan mesin diteruskan kebaling-baling dengan poros fisik melalui beberapa kopling angin.

Pada saat berlayar di atas air, dan pada saat berlayar dengan Rezim DBA/RDP KS dapat melakukan beberapa macam rezim pendorongan. Antara lain KS dapat berlayar dengan dua diesel terhubung ke poros dan dua-duanya memutar generator untuk pengisisan baterai. Rezim ini disebut rezim diesel. Atau pilihan lainnya KS dapat berlayar dengan satu diesel terhubung ke poros baling-baling sambil memutar generator sedangkan pada sisi poros yang lain arus listrik yang diperoleh dari diesel/generator tersebut dipergunakan untuk memutar motor guna menggerakkan baling baling. Rezim ini disebut rezim pendorongan campuran, atau rezim diesel generator. Rezim ini dilakukan bila baterai sudah penuh atau disebut juga rezim buffer, karena dalam hal ini kita membiarkan baterai floating dan beban arus listrik disangga langsung oleh diesel.

(Catatan : rezim semacam ini hanya akan terdapat pada KS konvensional yang masih menggunakan sistem “mechanical transfer of power”, dalam artian baling-baling digerakkan oleh diesel prime mover secara langsung melalui kopeling penghubung. Pada KS Diesel elektrik yang lebih modern sistem ini disempurnakan dengan “electrical transfer of power”, di mana diesel tidak terhubung langsung ke baling-baling tetapi harus memutar generator untuk menghasilkan arus listrik, arus listrik yang dihasilkan disimpan kedalam baterai, lalu baru dipergunakan untuk memutar motor listrik yang akan memutar baling-baling).

Pada saat menyelam KS akan menggunakan motor listrik PG 101 nya untuk melaksanakan pendorongan, dengan sumber tenaganya berupa lead cell baterai CY 47 sebanyak 440 sel yang ditata dalam dua ruang baterai, yaitu ruang baterai grup I dan grup II. Masing-masing grup baterai memiliki tegangan sekitar 180 volt (saat batere kosong) sampai 240 volt DC (saat baterai penuh) dan tenaga sebesar sekitar 12.000 AH. Kedua grup batere ini dapat dihubungkan secara seri melalui kontak-kontak dalam stasiun penjalan motor pokok, sehingga tegangan yang akan masuk ke motor listrik pokok akan naik menjadi 480 volt DC.

Untuk dapat berlayar dan melasanakan tugas tempurnya dengan baik, kapal ini diperlengkapi dengan berbagai peralatan navigasi dan elektronika yang saat itu sudah cukup canggih. Guna mengintai lawannya sambil menyelam KS menggunakan dua buah periskop, satu periskop navigasi yang berfungsi sesuai namanya dan satu lagi periskop serang yang terutama dipergunakan saat melaksanakan serangan torpedo terhadap kapal lawan. Untuk mengetahui posisinya dengan tepat kapal ini menggunakan Giro kompas KURS 3 yang setara dengan Anschutz (Standard) 3 buatan Jerman. (Sebagai catatan, Giro Kompas yang terpasang di KS tipe U-209 kita saat pertama kali tiba adalah Giro kompas Anschutz Standard 4 sebagai giro utama, dan Standard 6 sebagai giro dublir).

Sebagai layaknya kapal perang maka KS Whiskey class ini juga merasa perlu untuk menyandang beberapa senjata penghancur. Senjata sampingannya berupa meriam otomatis laras ganda kaliber 20 mm yang dipasang dikubah depan anjungan. (Hanya pada klas Nagarangsang 404 ). Senjata utamanya berupa torpedo dengan kaliber sebesar 21,5 inch (53 cm) dengan berat sekitar dua ton dan mampu meluncur dengan kecepatan sekitar 40 knot/jam atau sekitar 60 km/jam, dengan muatan peledaknya yang beratnya sekitar 400 kg high explosive. Torpedo yang disandangnya ada beberapa jenis, pada empat peluncur torpedo yang berada di haluan jenis torpedonya adalah torpedo steam gas ET 80. Di geladak Ruang Satu atau dikenal juga dengan Ruang Torpedo Depan terdapat lagi delapan torpedo cadangan. Pada dua peluncur yang terletak di buritan, torpedonya biasanya berupa SA-ET 40, suatu versi torpedo kendali yang berkepala pelacak (homing head) akustik. Penggunaan torpedo ini khususnya dilakukan pada saat kita melaksanakan manuver penghindaran setelah selesai menembak sasaran dan kebetulan lagi apes ketahuan musuh terus dikejar-kejar oleh kapal atas air maupun bawah air musuh.

(Torpedo SA-ET 40 ini merupakan perkembangan lanjut dari jenis torpedo Jerman tipe “LUT”, Lage Unabhangiger Torpedo, yaitu torpedo yang dapat ditembakkan tanpa memperdulikan arah baringan lawan, karena torpedo ini akan melacak sendiri kapal lawan yang harus ditenggelamkannya dengan hanya “mendengarkan” suara baling-balingnya saja)

Sebagaimana juga pada KS Jerman tipe XXI yang dijadikan patronnya, KS Whiskey class ini sebenarnya juga memiliki senjata pengelabuan yang setara dengan “Pillenwerfer”, suatu tabung logam yang permukaannya dibuat sedemikian rupa sehingga memiliki “sonar signature” yang hampir sama dengan KS ini sendiri yang dilontarkan melalui peluncur diruang enam.

Pillenwerfer ini akan berfungsi memantulkan pancaran sonar lawan sedemikian rupa sehingga kapal atas air yang mengejarnya akan terkecoh dan memusatkan perhatiannya pada tabung logam ini, sedangkan KS nya sendiri secara diam-diam menyelinap dengan menyelam cepat kekedalaman yang lebih dalam lagi di mana akan ada layer negatif (maupun positif) yang akan lebih melindungi kita dengan mengganggu propagasi sonar mereka yang akan membantu kita meloloskan diri dari deteksi. Ini akan lebih mempersulit lawan untuk mendeteksi KS kita.

(Pillenwerfer bekerja sesuai dengan prinsip kerja Irvin Replica yang dimiliki Angkatan Laut Inggris, hanya kalau pada Replica, yang dipantulkan oleh pelampung yang memiliki radar signature tinggi adalah pancaran radar lawan, pada pillenwerfer yang dipantulkan adalah pancaran sonar)

Kredit foto : contoh Pillenwerfer (irvin Replica) dan sejenis Bold (RBOC (Rapid Bloom Off Board Chaff pada kapal perang)
Kredit foto : contoh Pillenwerfer (irvin Replica) dan sejenis Bold (RBOC (Rapid Bloom Off Board Chaff pada kapal perang)

Di samping senjata aktifnya yang dipergunakan untuk menyerang KS tipe Whiskey class ini juga memiliki senjata pasif yaitu senjata pengelabuan/decoy berupa semacam patron penimbul busa yang biasanya ditembakkan dari ruang enam (ruang motor listrik pokok) melalui “peluncur ruang enam”. Bold adalah juga sejenis senjata pengelabuan tapi berlainan jenis dengan Pillenwerfer, Bold ini bersifat pasif yaitu merupakan cartridge Kalium Hidroksida yang dalam perkenaannya dengan air laut akan membentuk suatu kelompok besar busa yang terdiri dari gelembung gas hidrogen, yang kecuali dapat menyelimuti KS kita, gelembungnya juga dapat menyerap pancaran sonar lawan, sehingga pancaran sonar lawan akan seolah olah tidak kena sasaran dan tidak memantul balik ke pesawat penerimanya.

(sekedar catatan : baik Bold maupun Pillenwerfer dipergunakan oleh KS Jerman pada saat Perang Dunia ke II. Bold dipergunakan untuk pertama kalinya pada bulan Juni tahun 1941 oleh Korvettenkapitan (Mayor) Korth, Komandan U-93).

Saat ini pun sebenarnya Angkatan Laut Jerman masih menggunakan peralatan ini tetapi tidak mau mengajarkannya kepada kita walau kita udah membeli KS dari mereka. Yang mereka ajarkan kepada kita hanya cara menggunakan peluncur yang biasa dipergunakan untuk menembakkan peralatan decoy tersebut yang kita kenal dengan sebutan peluncur kesembilan tetapi kita hanya pakai untuk menembakkan signal suar, sebagai peralatan komunikasi bantu saat latihan (atau tanda bahaya / kedaruratan di bawah air, meminta bantun kapal atas air partner dalam latihan dengan peluru signal warna merah). Untung saja awak KS kita punya jiwa militan dan kita bisa mempelajarinya sendiri.

Untuk menjamin kemampuan KS Whisley class dalam berkomunikasi terdapat beberapa macam antena, yaitu satu antena WAN yang dapat tetap dipergunakan juga walau kapal sedang menyelam pada kedalaman periskop, sedangkan lainnya antena Stick yang hanya dapat dipergunakan untuk transmisi pada saat kapal berada di atas air saja dan Antena Lier yang membentang dari belakang anjungan keburitan kapal dan juga hanya dapat dipergunakan saat kapal berada di atas air. Di samping itu masih terdapat juga antenna Radio Direction Finder yang dikenal dengan nama “Quad Loop”.

Antena Wan maupun antena stick kedua-duanya merupakan antena yang dibutuhkan untuk memancarkan dan menerima signal gelombang radio komunikasi, sebagaimana pada radio pemancar (Tx) dan penerima (RX) pada umumnya. Hanya bedanya antena stick merupakan antena yang dipasang pada geladak anjungan sehingga akan terendam air saat kapal menyelam sehingga tidak dapat dipergunakan untuk mengirimkan ataupun menerima pancaran gelombang radio. Antena Wan dipasang pada suatu tabung alat angkat yang pada saat KS menyelam dapat dinaikkan sampai keatas permukaan air sehingga tetap berada di udara sekitar setengah meter dan tetap kering, karena itu akan tetap dapat dipergunakan untuk mengirim maupun menerima signal gelombang radio, juga pada saat kapal menyelam pada kedalaman periskop.

Radio pemancar dan penerima yang dipergunakannya adalah KW 1 yang bertenaga 1 Kw dan UKW. Dengan KW 1 maka komunikasi antara Surabaya sebagai basis KS ex Rusia di Indonesia dengan Wladiwostok sebagai home base dari mana kapal kita berasal walaupun jaraknya ribuan mil kedengarannya seperti kita berkomunikasi lewat telpon rumah biasa amat jelas dan jernih hehehe…

Sedangkan Antena lier lain lagi, antena ini merupakan seutas kabel yang direntangkan dari bagian belakang anjungan ke arah ekor kapal dan juga dipergunakan untuk memancarkan dan menerima signal gelombang radio yang menggunakan frekuensi umum. Antena Lier sebagaimana juga dengan Antena Stick tidak dapat dipergunakan pada saat kapal menyelam karena akan berada di bawah permukaan air.

Kredit foto : Antena RDF (Radio Direction Finder) atau pelacak posisi dengan menggunakan signal radio pada  KS yang dikenal dengan nama sandi “Quad Loop”.
Kredit foto : Antena RDF (Radio Direction Finder) atau pelacak posisi dengan menggunakan signal radio pada KS yang dikenal dengan nama sandi “Quad Loop”.

Untuk mampu mendeteksi lawan secara aktif dengan menggunakan pancaran gelombang elektro magnet di KS Whiskey Class terdapat peralatan radar tipe FLAG, sedangkan dalam rangka peringatan dini akan adanya bahaya pancaran radar lawan terdapat Radar Pasif ANKER (dikenal di lingkungan NATO dengan codename “Snoop Plate”), atau bahkan Radar Jamming System tipe NAKAD (yang dikenal dengan codename “Stop Light”). Terdapat pula antenna Radio Direction Finder yang dikenal dengan nama “Quad Loop”.

Untuk bernavigasi di bawah air dimana pancaran gelombang electromagnet tidak berdaya, masih terdapat peralatan akustik berupa Sonar Aktif tipe FENIX dan Sonar Pasif tipe TAMIR L3. Prinsip kerja sonar tepat sama dengan prinsip kerja radar, bedanya hanya terletak pada medium yang dipancarkan. Kalau radar memancarkan gelombang elektro magnetik maka sonar memancarkan gelombang akustik. Cara penentuan letak sasaran dan jarak sasaran pun tepat sama seperti pada radar.

 Sejarah Singkat Whiskey Class 

Pada saat kita berusaha memebebaskan Irian Barat dari cengkeraman Belanda, hampir semua usaha sudah kita lakukan mulai dari kegiatan diplomatis sampai usaha fisik yaitu mempersiapkan perang untuk memerdekakan wilayah kita yang masih dalam penjajahan Belanda itu. Hal ini terpaksa dilakukan karena alih-alih Belanda tetap ngotot mempertahankan Irian Barat dengan menambah kekuatannya antara lain yang paling menonjol adalah dengan mengirimkan kekuatan Angkatan Lautnya yang terdiri dari beberapa detroyer, seperti Tjerk de Hydes dan puncaknya kapal induk Karel Dorman. (target yang paling diincar Pembom Strategis TU. 16 nya TNI AU sama KS Whiskey Class nya TNI AL).

Usaha usaha fisik yang kita lakukan antara lain adalah memperkuat kesenjataan Angkatan Perang kita, baik Angkatan Udara, Angkatan Darat dan tidak ketinggalan pula Angkatan Laut. Gambaran yang jelas dari perkuatan Angkatan Laut kita saat itu adalah hadirnya kapal perang, mulai dari River Gunboat (yang diberi nama Ular, seperti Ular Senduk, Ular Sanca dan lainnya), Motor Torpedo Boat Jerman (yang diberi nama nama binatang buas, kayak Macan Kumbang, Macan Tutul dan lainnya), Raketni Kater / kapal cepat strategis berpeluru kendali P-51 klas Osa (yang diberi nama keris sakti milik para tokoh pewayangan, seperti Pulanggeni, Sarpawi sesa, Kelaplintah, Hardadedali dan lainnya.) dan Motor Torpedo Boat Rusia (yang diberi nama Angin, seperti Angin Gending, Angin Mamiri, Angin Bahorok dan lainnya) serta Fregat klas Riga dan Destroyer klas Skoryy ( yang diberi nama dengan nama para Pahlawan kita, seperti Sultan Iskandar Muda, Nuku,Kaki Ali, Siliwangi, Diponegoro dan lainnya).

image005

Disamping kekuatan atas air yang tersebut, Angkatan Laut kita juga diperkuat dengan kekuatan yang “enggak kelihatan” alias kekuatan bawah air yaitu berupa kekuatan kapal selam. KS Angkatan Laut kita saat itu adalah dari tipe “Whiskey Class”, baik kapal dari jenis yang memiliki senjata meriam laras ganda kaliber 20 mm, yang dipasang di kubah meriam didepan anjungan (kapal bersenjata semacam ini dikenal dengan istilah kelas Nagarangsang / 404) atau pengadaan KS tahap I dan II, dan juga jenis kapal yang tidak memiliki senjata dianjungan (yang dikenal dengan istilah kelas Bramastra / 412).

 Pengadaan KS tahap III  

image006
Kredit foto : KS Whiskey “Nagarangsang Class”
Kredit Foto : KS Whiskey “Bramastra Class”
Kredit Foto : KS Whiskey “Bramastra Class”

Nama nama yang dipersiapkan bagi KS ini, sesuai dengan kemampuannya sebagai senjata yang bersifat strategis adalah nama senjata ampuh yang dimiliki oleh para tokoh pewayangan, seperti KRI Cakra (401), KRI Nanggala (402), datang dalam pengadaan tahap I datang Bulan September tahun 1959.

Tahap II pada Bulan Desember 1961 datang lagi 4 KS Whiskey Class yaitu : KRI Nagabanda (403), KRI Nagarangsang (404), KRI Trisula (405), KRI Candrasa (406).

Tahap III pada Bulan Desember 1962 datang lagi 6 KS Whiskey Class yaitu : KRI Alugoro (407), KRI Cundamani (408), KRI Wijayadanu (409), KRI Pasopati (410), KRI Hendrajala (411) dan KRI Bramastra (412).

Hingga total ada dua belas Kapal Selam (KS) yang diterima oleh Angkatan Laut kita pada masa masa itu yang membuat Angkatan Laut kita menjadi Armada Kekuatan Bawah Air yang terbesar di Belahan Bumi Selatan.

Saat ini sayangnya hampir tidak ada satupun dari KS Whiskey Class di atas yang masih secara fisik berada di lingkungan Angkatan Laut karena usianya yang sudah sepuh.

 Bersambung… 

“Wira Ananta Rudhiro”
“Jalesveva Jayamahe”
“NKRI harga mati!”

by: Pocong Syereem

  JKGR  

Peningkatan Prestasi Terbang PUNA Wulung - BPPT

Mampu terbang dengan durasi 6 jam dengan jangkauan sekitar 120 km PUNA WulungProgram pengujian prestasi drone PUNA Wulung hasil kerjasama Balitbang Kemhan dan BPPT telah dilaksanakan oleh Tim PUNA PTIPK-TIRBR pada tanggal 22-02 Mei 2014 di bandara Nusa Wiru, Cijulang, Pangandaran, Jawa Barat.

Pengujian terbang ini ditujukan untuk mengetahui peningkatan prestasi drone PUNA Wulung PA 08, PA 09 dan PA 10 yang merupakan prototipe hasil penyempurnaan desain PUNA karya BPPT terbaru. Ketiga prototipe PUNA Wulung tersebut dipersiapkan untuk program misi pemantauan (surveillance & recognition) TNI dalam operasi patroli perbatasan.

PUNA Wulung mampu terbang dengan durasi 6 jam dengan jangkauan sekitar 120 km dari titik peluncuran. Kriteria spesifikasi teknis ini merupakan angka yang disepakati sebagai performa PUNA Wulung untuk masuk lini produksi.

 Pengujian PUNA Wulung 

Untuk meningkatkan kemampuan durasi terbang drone PUNA Wulung dari 4 jam ke 6 jam, pada prototipe Wulung PA 08, PA 09 dan PA 10 dilakukan peningkatan kapasitas tangki bahan bakar dari sebelumnya 35 liter menjadi 55 liter. Konsekwensi dari penambahan bobot tambahan bahan bakar ini membuat konstruksi pesawat PUNA Wulung harus lebih ringan dari versi sebelumnya, agar berat maksimum saat lepas landas tidak berubah yaitu 120kg. Disamping itu, kekuatan struktur juga ditingkatkan dari 3,5G ke 7,6G untuk mengantisipasi penggunaan pada misi modifikasi cuaca yang membutuhkan kekuatan struktur yang ekstra karena operasi penerbangan pada kondisi ekstrem.

Tantangan membuat konstruksi pesawat yang lebih ringan dengan kekuatan struktur lebih kuat membuat tim harus bekerja keras melakukan rekayasa proses manufaktur agar dicapai pengurangan berat yang akan digantikan oleh penambahan bahan bakar.

Pada uji terbang kali ini PTIPK mulai menggunakan kendaraan Ground Control Station (GCS) milik BPPT yang terbaru dilengkapi sistem antena teleskopik. Hal ini memungkinkan sistem kendali PUNA serta data-link dari PUNA ke GCS dapat secara real-time dan praktis dan diharapkan pergerakan dan dari home base dengan baik. Dari kegiatan uji terbang ini hasil prestasi terbang drone PUNA Wulung terpantau dan hasil pengiriman dokumentasi data terbang PUNA tercatat pada GCS.

Sebagai hasil dari uji terbang tanggal 1 Mei 2014, PUNA Wulung PA 09 tercatat telah mencapai terbang sejauh 150 km di ketinggian terbang 1.82 m ke arah baringan selatan 125 deg dengan menggunakan sistem komunikasi kombinasi line offset dan sistem satelit iridium.

Kedepan masih perlu dilakukan beberapa kali uji terbang untuk meningkatkan keandalan (reliability) dari drone PUNA Wulung yang mencakup uji jangkauan jauh, ketinggian maksimum terbang, serta untuk melengkapi uji kemampuan terbang PUNA PA 08, PA 09 dan PA 10.

(Sumber: Tim PUNA-PTIPK 2014)



  bppt  

Jumat, 09 Mei 2014

Den Arhanud Rudal 002 Kodam VI Tanjungpura Gelar Latihan Pengamanan Obyek Vital Nasional

Latihan dan simulasi pengamanan Obyek Vital Nasional http://ikahan.com/wp-content/uploads/2014/04/01-Submarine-Ex-Komodo-2014.jpgJum’at (2/5) bertempat di Area Tanjung Harapan Pupuk Kaltim, digelar latihan dan simulasi pengamanan Obyek Vital Nasional oleh Den Arhanud 002 TNI AD Bontang.

Latihan dan simulasi ini bertujuan untuk mengamankan Obyek Vital Nasional yang sudah menjadi tanggung jawab Den Arhanud 002 TNI AD yang keberadaanya memang diperuntukkan untuk mengamankan kawasan industri tersebut.

Dalam latihan yang digelar setengah hari itu, jajaran Den Arhanud 002 TNI AD menurunkan satu regu untuk memperagakan ALUTSISTA (ALAT UTAMA SISTEM SENJATA) Rudal Grom dalam platform peluncur Poprad, yakni rudal jenis SHORAD (short range air defence), alias rudal pertahanan udara jarak pendek/SAM (surface to air missile).

Sebagai rudal SAM ringan, Grom pertama kali diproduksi pada tahun 1995, dirancang oleh Military Institute of Armament Technology dan diprodkusi oleh Mesko, Skarżysko-Kamienna, manufaktur senjata asal Polandia.

Dengan berakhirnya masa tugas Rapier pada Juni 2007, secara bertahap Grom mulai memperkuat arsenal arhanud TNI AD. Unit Arhanud TNI AD pertama yang dilengkapi Grom adalah Detasemen Rudal 003 Kodam Jaya, dan kini detasemen rudal Arhanud lain dilingkungan TNI AD sudah berbekal Grom, yakni Detasemen Rudal 001 Kodam Iskandar Muda yang mengamankan area kilang Arun, Detasemen Rudal 002 Kodam VI Tanjungpura yang mengamankan obyek vital di Bontang dan Detasemen Rudal 004 Kodam Bukit Barisan yang mengamankan obyek vital di Dumai. Dalam gelar operasinya, Grom milik Arhanud TNI AD dipasang dalam platform peluncur Poprad dan meriam 23-mm/ZUR komposit.

Untuk Poprad yang dipakai oleh TNI AD, menggunakan platform jip Defender dari Land Rover. Dalam satu jip tersedia 4 peluncur Grom yang dapat diputar 360 derajat.

Dengan adopsi peluncur Grom pada kendaraan berkemampuan off road, diharapkan gelar operasi rudal ini dapat lebih mobile dan fleksibel. Umumnya dalam satu jip peluncur membawa 8 rudal, 4 yang siap tembak, dan sisanya 4 rudal sebagai cadangan, selain rudal Grom dalam latihan ini juga menggunakan Meriam 23-mm/ZUR komposit sebanyak 6 (enam) buah yang merupakan kebutuhan minimal dalam satu Regu.

Dalam latihan hari ini selain untuk memperagakan peralatan pertahan juga dimaksudkan untuk menentukan tempat yang tepat dan strategis untuk menangkis dan menghalau apabila ada pihak-pihak yang ingin mengacaukan keamanan di wilayah Pupuk Kaltim.

  Pupukkaltim  

Kemenhan Batal Beli Alutsista Ukraina

Mungkin pembelian dialihkan ke negara lain http://img138.imageshack.us/img138/8913/btr4withparusrcws1.jpgSurabaya  Kementerian Pertahanan terus mengupayakan pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista) guna memenuhi capaian  kekuatan minimum pokok (minimum essential forces). Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, daftar belanja alutsista TNI AL merupakan paling banyak datang pada 2014.

Hanya saja, kata dia, salah satu daftar belanja yang batal datang adalah kendaraan lapis baja Bronetransporter 4 atau BTR-4. Rencananya, Kemenhan membeli 50 unit kendaraan buatan Biro Desain Kharkiv Morozov Machine Building (KMDB) Ukraina tersebut.

Negara Eropa timur tersebut dipilih lantaran sudah dikenal sebagai produsen kendaraan lapis baja dengan kualitas bagus. "Alutsista ini masuk ke dalam rencana strategis pertama, tapi ragu-ragu jadi beli karena Ukraina sedang perang," ujar Purnomo di sela Cyber Defence Competition 2014 di Akademi Angkatan Laut, Surabaya, Jumat (9/5).

Menurut dia, rencananya BTR-4 diperuntukkan untuk Korps Marinir. Meski begitu, ia memastikan, pembatalan pembelian itu tidak terlalu mengganggu pencapaian kekuatan minimum pokok TNI AL. Pasalnya, Kemenhan bersama Mabes AL sedang berdiskusi untuk mengalihkan anggaran yang tersedia kepada produsen kendaraan lapis baja lainnya.

Kendati begitu, ia bersyukur lantaran Korps Marinir sudah menerima sebanyak 54 tank amfibi BMP-3F dari Rusia. "Mungkin pembelian dialihkan ke negara lain, sedang dicarikan," kata Purnomo.

Secara khusus, Purnomo menyambut baik pencapaian kekuatan pokok minimun TNI yang sudah mencakuo 40 persen. Capaian itu melebihi target yang ditetapkan sebesar 30 persen pada rencana strategis pertama periode 2009-2014.

Tolok ukurnya lantaran beberapa alutsista yang dibeli lebih banyak dari harga normal disebabkan kemampuan diplomasi delegasi Kemenhan. "Kita bakal punya skuadron helikopter Apache dan Blackhawk, skuadron Sukhoi dan F-16, dan kapal cepat rudal maupun kapal korvet," ujar Purnomo.

  Republika  

[World News] Malaysia Ink Radar and Sensor Deal

This is the second major deal between the two countries this year http://cmsimg.defensenews.com/apps/pbcsi.dll/bilde?Avis=M5&Dato=20140508&Kategori=DEFREG04&Lopenr=305080028&Ref=ARScientists from South Africa and Malaysia will collaborate on the research and development (R&D) of advanced radar and sensor technologies, and electronic and network-centric warfare systems, over 10 years starting in 2016.

The agreement was struck during the Defence Services Asia show in Kuala Lumpur last month. The South African Council for Scientific and Industrial Research (CSIR) and the National Defence University of Malaysia (NDUM) signed a memorandum of agreement that paves the way for the establishment in Malaysia of a joint Centre of Excellence for Advanced Defence Technologies, specializing in radar and sensor technologies.

The signing of the agreement represents a deepening of bilateral defense business and diplomatic relations between South Africa and Malaysia.

This is the second major deal between the two countries this year; it follows a memorandum of understanding (MoU) signed by Denel Aerostructures and Strand Aerospace Malaysia to pave the way for collaboration in defense aerospace systems.

Speaking after the signing ceremony in Malaysia, NDUM's vice chancellor, Gen. Tan Sri Dato Seri Panglima Haji Zulkifli bin Haji Zainal Abidin, said collaborating with the South African institution will help Malaysia develop the capacity to produce defense gear and meet its own demand for modern electronic warfare systems.

"This collaboration will support national capability development in Malaysia in the areas of radar and sensors, electronic warfare and network-centric warfare through the platform of NDUM," Tan said.

"NDUM is honored to work with the CSIR, which is internationally recognized as a research-and-development organization with expertise in the fields of defense and security," he said. "We are confident that this strategic partnership will lead to other spinoffs in the defense and security services sector."

Laurens Cloete, CSIR's executive director, said the institutions will collaborate on establishing new capabilities in the design and development of advanced defense subsystems and systems while undertaking challenging projects expected to deliver results for stakeholders in both countries.

"The CSIR has a long track record in radar and optronic sensor and electronic warfare," Cloete said. "We want it to be the seed around which a critical mass of R&D capability and high-level skills will be built. International collaboration such as this demonstrates South African capability, and benefits the local R&D community by ensuring we remain competitive on the international stage."

He said the center will initiate and perform flagship technology demonstrator programs. It also aims to attract, develop and retain R&D professionals in the field of advanced applications-oriented defense engineering.

Research into radar and sensor technology will focus on imaging and related technologies, such as target identification; advanced search and track; beam steering and active-phased array research; synthetic aperture radars; persistent wide-area surveillance on land, sea and air targets; and software modeling and simulation.

According to South African media reports, the key priority areas in advanced electronic warfare systems are electronic self-protection; static or dynamic target signature measurement; electronic support measures; and instrumentation for electronic warfare ranges for measurement and evaluation.

The signing of the Denel-Strand MoU marked the beginning of offset arrangements for the deal, under which Denel Land Systems is contracted to supply turrets for Malaysia's armored infantry fighting vehicles.

The Malaysia tie-up is the second international deal for CSIR after the November signing of a licensing agreement for the rollout of its laser-cladding technology with US-based FW Gartner Thermal Spraying.

CSIR Senior Commercialization Manager Brian Mphahlele said the US deal offers a unique opportunity for the introduction of a South African technology with significant industrial potential in the Americas and Australia. ?

Email: onkala@defensenews.com.

  Defensenews  

Indonesia Butuh Satelit Militer

Indonesia termasuk negara yang sering diserang para peretas http://www.investor.co.id/media/images/medium2/20120807134918272.jpgSurabaya Menteri Pertahanan Purnomo Yugiantoro mengungkapkan, keinginan institusinya untuk memiliki satelit sendiri. Hal itu sangat mendesak untuk direalisasikan sebagai upaya untuk mencegah pencurian data yang selama ini sering terjadi.

Dia mengatakan, pengamanan data Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Mabes TNI, Mabes TNI AD, TNI AL, dan TNI AU sebenarnya sudah dilakukan dengan baik. Hanya saja, kata dia, selama ini penyimpanan data masih menggunakan jaringan teknologi satelit milik negara tetangga.

Alhasil, muncul pemberitaan bahwa terjadi kebocoran informasi di beberapa institusi kementerian. "Kita harus punya satelit sendiri agar informasi data kita tidak dicuri," kata Purnomo di sela Cyber Defence Competition 2014 di Akademi Angkatan Laut, Surabaya, Jumat (9/5).

Menurut dia, Indonesia termasuk negara yang sering diserang para peretas. Kondisi itu memicu peningkatan kerawanan dalam penyimpanan data. Karena itu, ia mengusulkan agar pemerintah mengupayakan membeli satelit yang digunakan untuk kepentingan pertahanan.

Rapat untuk mewujudkan itu sudah dilakukan dengan di bawah penanganan Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan. Hanya saja, ia tidak tahu kapan pemerintah akan memprioritaskan pembelian satelit. "Harganya sekitar Rp 10 triliun per satelit. Harga mahal ini yang masih menjadi kendala bagi kita," ujar Purnomo.

Untuk menekan tingginya harga, ia telah mengusulkan agar penggunaan satelit dilakukan secara antardepartemen. Sehingga, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkomifo), Badan Intelijen Negara (BIN), Polri, Mabes TNI, dan Kemenhan bisa memanfaatkan satelit itu secara bersama-sama.

Purnomo menyebut, tidak ada jaminan tak akan terjadi pencurian data jika Indonesia tetap tidak punya satelit sendiri. Karena masa jabatannya tinggal lima bulan lagi, ia berharap pemerintah selanjutnya dapat mengeksekusi kebijakan pembelian satelit. Pasalnya, sebagus apapun cara sebuah institusi menyimpan dan mengamankan data penting, namun kalau masih menggunakan jaringan tetangga dipastikan rawan disadap.

"Kalau sudah begitu, jangan melihat harganya. Tetapi, manfaatnya untuk kepentingan nasional kalau kita punya satelit sendiri," kata mantan menteri energi dan sumber daya mineral itu.

  Republika