Selasa, 13 Januari 2015

Helikopter serbaguna pembawa jenazah AirAsia QZ8501

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYwD_ClhYt_O3EQfhOcaGknSORmkTsYHJDkAyMcFxnS3qPTmDhNqYMbKQPqilp8Mi8eqsJwoCJuLJXWymjqgIJpLH6zVXvo7FOS75zrgry2VVnm6sMoYW8OSa0i3pU1nf_ZwYQGPfFJoE/s1600/helikopter-serbaguna-pembawa-jenazah-airasia-qz8501.jpgKeberadaan helikopter sangat dibutuhkan selama berlangsungnya proses pencarian dan evakuasi jenazah penumpang AirAsia QZ8501 yang jatuh di Selat Karimata. Tanpa heli, maka perjalanan untuk membawa korban dari laut ke daratan akan memakan waktu, dan membuat proses pembusukan jasad semakin cepat.

Tak heran, dalam proses evakuasi yang ditetapkan beberapa saat setelah penemuan korban dan serpihan pesawat yang hilang tersebut, kerap terlihat sejumlah helikopter terbang mondar mandir dari Pangkalan Udara di Pangkalanbun menuju kapal-kapal perang yang beroperasi di tengah laut, dan sebaliknya.

Meski memiliki peran yang amat penting, namun pengoperasian heli bergantung terhadap kondisi cuaca agar mampu mengudara. Tak heran jika proses pengambilan jenazah dari beberapa kapal kerap kali mengalami hambatan, jika dipaksakan akan membahayakan kru yang berada di dalamnya.

Saat proses pencarian berlangsung, peran heli sangat besar dalam mendekati objek yang diduga serpihan pesawat. Bahkan, dapat menurunkan salah satu awaknya guna mendekati serpihan yang mengapung di atas laut.

Berikut sejumlah heli yang ikut berperan dalam operasi pencarian dan penyelamatan pesawat AirAsia QZ8501, dan kecanggihannya yang berhasil dirangkum sebagai berikut :
1. Sea Hawk SH-60 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbhgThKnNxti4NnWnV6r7Utq_O1ALPU_phwEpXnARi41MjnCGw4aAxEfCrLLp6uRzd7PhL1dh8XZbZkPRC-DN_KmdnomdRD1uMnyGmrRr5_j7oae1DwwNZsx-sGJuE240lhtBL2p3gwQ4/s280/sea-hawk-sh-60-rev3.jpgSea Hawk SH-60 masih satu jenis dengan Black Hawk UH-60, bedanya heli jenis ini dioperasikan Angkatan Laut AS (US Navy), sedangkan Black Hawk dipakai Angkatan Darat AS.

Sea Hawk merupakan heli dengan utilitas utama-menengah dan bermesin ganda, kerap digunakan sebagai pendeteksi kapal selam, SAR, pencegahan penyelundupan narkoba, kargo, dan operasi khusus lainnya.

Sea Hawk dibangun sebagai bagian dari armada laut sehingga bisa ditempatkan di kapal penjelajah, perusak, dan frigat, dengan kemampuan mengirim detektor sonic dan torpedo dalam upaya mempertahankan diri dari serangan kapal selam. Keberadaannya mampu memperluas jangkauan dari keterbatasan radar kapal.

Sea Hawk dilengkapi dengan teknologi sonar, sehingga dapat berburu kapal selam hanya dengan mencelupkan sonar. Helikopter ini juga dilengkapi 6 tabung peluncur torpedo. Tak heran jika heli ini memiliki nama lain, yakni 'Oceanhawk'.

Tak hanya kemampuan bertahan, heli ini juga memiliki daya gempur yang ciamik. Untuk senjata ofensif, heli ini dilengkapi Mk 46, Mk 50, atau Mk 54 dan beberapa pilihan senapan mesin seperti M60D, M240D, dan GAU-16 (kaliber 50).

Pada 2015, satu-satunya model Sea Hawk di Angkatan Laut AS hanya akan ada dari seri MH-60S dan MH-60R. Beberapa versi lainnya bahkan sudah dilengkapi dengan hoist penyelamatan dengan kabel 250 kaki (75 m) yang memiliki kemampuan angkat sampai dengan 270 kg.
2. Super Puma https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi71gZVZh9FXIU-oCwqXzo6nLJAeX1Wrhx95M08VnOJNNvmfUqAzC2SpJo9xbJ_68gcn7qvxCONtjF_OVhNXcYv6Bwz0JvC9DGI4vuhMegVkEX3Ic_PetQoORg-ogu2QJRGvkfPuNZcHmo/s280/super-puma-rev3.jpgHelicopter Super Puma NAS 332 L1E adalah jenis helikopter sipil bermesin ganda, yang dilengkapi dengan sistem avionik baru dan kaca kokpit. Karakteristik operasional dan kabin yang besar menjelaskan keberhasilannya, terutama sebagai heli untuk angkutan penumpang.

Besarnya luas area tampung, tingkat keamanan, dan kenyamanan lainnya membuat Super Puma NAS 332 L1E sangat cocok untuk operasi sipil di wilayah lepas pantai dan sejenisnya.

Berat kosong heli ini adalah 4,627 kg, dengan kargo maksimum yang mampu mengangkut sampai berat 4,500 kg, dan kecepatan maksimum 278 km/h.

Heli ini dikembangkan dari model yang sukses sebelumnya, yaitu tipe SA 330. Super Puma pertama terbang pertama kali pada tanggal 13 September 1978. Heli ini dilengkapi dengan mesin twin 1330KW Turbomeca Makila 1A turbin, baling-baling komposit, landing gear yang ditingkatkan dan sirip ekor yang juga sudah dimodifikasi.
3. Super Lynx https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLn5s2q_r4Jzmu4mPqx_wZcLjZeTFElkOMJ9h2_TQTLoHo5rNyii7uWjMSVeYvUjFt-MG4P2q7osstXm2SyuXX2hAFajhTSYBaq9FkOGLcFUo8IemDBshoLGvSBcARvV-h5AU9MA5D40U/s280/super-lynx-rev3.jpgSuper Lynx adalah sebuah helikopter militer multi-fungsi buatan Inggris, yang dirancang dan dibangun oleh Westland Helicopters. Awalnya, pembuatan heli ini dimaksudkan sebagai kerajinan utilitas untuk penggunaan sipil dan keperluan militer khas angkatan laut.

Dalam perkembangannya, kepentingan militer menyebabkan kebutuhan teknologi membuatnya layak untuk dua jenis kebutuhan, di medan perang maupun varian angkatan laut.

Lynx mulai dioperasikan pada 1977, kemudian diadopsi angkatan bersenjata dari selusin negara, terutama untuk melayani kebutuhan di medan perang, anti-armor, pencarian dan penyelamatan dan anti-kapal selam dan kapal perang.

Badan pesawat yang terbuat dari komposit dan bahan paduan, serta peralatan mendarat serupa sepeda roda tiga ini, dirancang sebagai helikopter untuk beroperasi dari kapal-kapal kecil di laut. Sebuah hidrolik dioperasikan dengan tombak dek-lock guna mengamankan helikopter yang akan mendarat di geladak.

Roda utama heli ini dapat ditarik keluar, memungkinkan pesawat untuk berubah arah sementara dek tetap terikat. Hal ini menghilangkan kebutuhan untuk kapal laut mengubah arahnya demi heli tersebut.

Heli ini juga dilengkapi dengan mesin Rolls Royce Gem 42-1 turboshaft. Volume ruang kabin heli ini sekitar 5,2 m kubik, dan dapat menampung hingga sembilan tentara. Kapasitas tampung kargo mencapai sampai 1.360 kg, dan dapat memindahkan kargo eksternal dari kapal ke pantai maupun kapal ke kapal.
4. Eurocopter AS365 N3+ Dauphin https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8rxdBaGLxstvzpUtaUxoDDxaZEMkILPxoDLUaHB7Pcw_yz8hDVAd67Ug0DgalIhx21kQha1dDO9eoJBzUwbDtw1dJpG4GfR2rAYqiEfrYt29kifB-hf8QqILbfqg8eObA2Co3J0GwjNo/s280/eurocopter-as365-dauphin-rev3.jpgEurocopter AS365 N3+ Dauphin merupakan heli dengan bermesin dua yang diproduksi oleh Airbus Helicopter. Heli jenis ini lebih banyak digunakan untuk penerbangan sipil, utamanya dalam operasi pencarian dan penyelamatan (SAR). Nama Dauphin sendiri diambil dari kata lumba-lumba, atau Dolphin.

Helikopter Dauphin memiliki empat varian, yakni Eurocopter HH-65 Dolphin, Eurocopter AS565 Panther, Eurocopter EC 155 dan Harbin Z-9. Dengan desain yang dimilikinya, heli ini dapat dipakai sebagai transportasi perusahaan, penegakan hukum udara, pelayanan medis darurat, dan tentunya misi SAR.

Sedangkan versi militer dari Dauphin adalah Eurocopter Panther, yang kini dipakai oleh pasukan penjaga pantai Amerika Serikat (United States Coast Guard). Dalam operasi SAR pesawat AirAsia QZ8501, helikopter ini digunakan oleh Badan SAR Nasional (Basarnas) lembaga yang mengoordinasikan seluruh operasi di Selat Karimata.

Heli Dauphin yang dimiliki Basarnas bertipe AS365 N3+. Heli ini mampu beroperasi dalam dua iklim, baik panas maupun dingin.

Heli ini dilengkapi mesin Arriel 2C turboshafts yang dikendalikan secara digital dengan sistem DECU (Digital Engine Control Unit).

AS365 N3+ ini memiliki bobot 4.300 kg. Jika sudah mengudara, heli ini mampu berlari hingga 306 km per jam.

  Merdeka  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.