Senin, 26 Januari 2015

Menhan Ryamizard Ryacudu Usulkan Tambahan Dana Rp 5,1 Triliun

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizYdLZYQAIQcRB_vE2EijQrk8ovGC6UP0O6l3GBfnxe5QCqdKGxGlAiz7WsjV5o24UnHxpRx04NuDRKGqammk4X4eD9wnC1hBhBTdO5tH5ljwW1YqMWliP8BAQsxApgq_q4-aIBcKagnYC/s1600/imagejpg2_zpse277e92c.jpgModul bagian tengah kapal PKR 10514 pertama (ambalat)

Kementerian Pertahanan mengajukan tambahan Rp 5,1 triliun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2015 dari anggaran sebelumnya Rp 96,6 triliun.

Hal itu diungkap Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dalam agenda rapat dengar pendapat dengan Komisi I DPR.

"Itu penambahan anggaran untuk 2015 yang dipaparkan Pak Menteri. Adapun dalam rencana strategis, Kemhan menganggarkan Rp 417 triliun dibagi dalam 5 tahun," ujar Tantowi Yahya, Wakil Ketua Komisi I DPR RI.

Penambahan itu, jelas Tantowi, untuk menopang pencapaian alat utama sistem pertahanan (alutsista) sesuai dengan standar minimum essential force (MEF) atau standar minimum negara mampu melakukan tindakan pertahanan.

"Itu hanya untuk mencapai 60% minimum essential force," kata Tantowi, di Kompleks Gedung Parlemen, Senin (26/1/2015).

Sebelumnya, Letnan Jenderal TNI Ediwan Prabowo, Sekretaris Jenderal Kemhan pernah menjelaskan, dalam pemenuhan belanja alutsista itu mengacu pada MEF, alutsista Indonesia baru mencapai 38% dari yang ditargetkan MEF. Adapun MEF 40% dari ideal.

"Meski demikian, anggaran itu akan disesuaikan dengan program pemerintah dengan mengacu skala prioritas."

Untuk Alokasi belanja pegawai, tetap akan ada di TNI AD karena jumlah personel yang besar.

"Adapun untuk alat utama sistem pertahanan (alutsista), Kemhan akan mengintegrasikan mulai dari pengadaan alutsista TNI AD, TNI AL, dan TNI AU," katanya.

Dalam pengadaan alutsista itu, jelasnya, TNI AU dan TNI AL akan mendapatkan porsi anggaran yang lebih besar menyusul mahalnya peralatan yang ada dalam shopping list Kemhan.

Misalnya, TNI AL menganggarkan pembelian dua unit kapal selam dari Korea Selatan yang saat ini satu unit sudah mencapai 60%, satu lagi masih akan mulai dibangun.

"Selanjutnya, TNI AL akan difokuskan untuk pengembangan produk dalam negeri," ujarnya.

Adapun untuk TNI AU, masih akan dianggarkan peremajaan skuadron F-5 Tiger.

“Namun, belum diputuskan mau mengganti dengan pesawat jenis apa. Yang jelas, kemampuannya lebih bagus dari F-5 Tiger,” kata Ediwan.

  Kabar24  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.