Selasa, 20 Januari 2015

Merancang Lebih Lanjut Strategi Pertahanan Maritim Indonesia

http://jurnalmaritim.com/wp-content/uploads/2014/11/Letkol-Laut-P-Salim-300x188.pngKasubdit Pusjianmar Seskoal Letkol Laut (P) Letkol Laut (P) Salim menulis buku berjudul ‘Kodrat Maritim Nusantara’. (Foto: JM Foto/Adityo Nugroho)

Dalam upaya mencapai poros maritim dunia, sudah selayaknya Indonesia memiliki Strategi Pertahanan Maritim Indonesia (SPMI) yang mumpuni. Staff Pusat Kajian Maritim (Pusjianmar) Seskoal, Letkol Laut (P) Salim mengutarakan hal tersebut saat ditemui JMOL beberapa waktu lalu.

“Pada tataran Kebijakan Nasional belum terlihat jabaran strategi pertahanan mairitim Indonesia meskipun pada undang-undang dan kebijakan umum pertahanan negara telah dinyatakan bahwa upaya pertahanan harus memperhatikan kondisi geografis,” ungkap Salim.

Padahal dalam mencapai negara maritim yang besar, strategi tersebut sangat diperlukan guna dijadikan panduan praktis lembaga-lembaga yang berkaitan erat dalam pencapaian tersebut.

“Kita akan menghadapi legal constrain apabila menganalisis pendekatan top-down pada institusi institusi yang ada, seperti TNI AL, Polri, Bakorkamla yang sekarang telah menjadi Bakamla ataupun Coast Guard yang akan dibentuk, apabila dihadapkan pada tindak kriminal seperti transnational crime karena aturannya memang belum ada,” ujarnya.

Meskipun sejak 2005, TNI AL telah memiliki Strategi Pertahanan Laut Nusantara (SPLN), namun menurutnya hal itu belum cukup dalam menopang poros maritim dunia.

“Konsep ini (SPLN-red) tidak didukung dengan komitmen pada tingkat yang lebih tinggi sehingga tidak dapat dijadikan rujukan dalam melaksanakan pertahanan negara maritim,” tuturnya.

Mantan Komandan KRI Untung Suropati ini mengingatkan pentingnya strategi pertahanan nasional yang merujuk pada kerangka maritim yang memenuhi aspek political will.

“Kebijakan pertahanan nasional kita belum bisa dikatakan berpusat pada kerangka maritim,” pungkasnya.

Lebih lanjut, penulis Buku Zikir Daud dan Kodrat Maritim Nusantara ini menegaskan perlunya strategi pertahanan maritim yang merupakan turunan dari strategi pertahanan nasional.

“Secara konseptual dapat dinyatakan bahwa membangun strategi maritim dilakukan dengan memenuhi aspek political will sebagai modal dasar untuk mewujudkan pertahanan maritim yang tangguh sebagai ends-nya,” paparnya.

Di akhir penjelasannya, pria asal Surabaya ini mengkaitkan Sea Power dan Sea Control sebagai turunan dari ends. ”Sea Power yang kuat akan befungsi sebagai means, dan melaksanakan sea control dan power projection ashore sebagai ways-nya dalam grand strategy tersebut,” tutupnya.

   JMOL  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.