Senin, 05 Januari 2015

Pinggirkan Perseteruan, AS-Rusia Bersatu Cari AirAsia

http://images.cnnindonesia.com/visual/2015/01/03/8a293e77-e53c-4b47-b85a-db6b94a277f0_169.jpg?w=650Tim SAR Rusia memanggul tas saat tiba menggunakan pesawat Beriev Be-200 di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Sabtu, 3 Januari 2015. Pesawat amfibi Rusia membawa peralatan khusus untuk membantu proses evakuasi para penumpang dan awak pesawat Air Asia QZ8501. Pesawat ini juga memiliki peralatan khusus Falcon yang berfungsi mencari dan menemukan bagian pesawat di dalam laut. (CNN Indonesia/Safir Makki)

Rusia dan Amerika Serikat yang kerap berseteru di kancah global, justru bersatu dalam pencarian AirAsia di perairan Karimata, Indonesia. Dalam operasi kemanusiaan ini, kedua negara bahu membahu mencari korban jatuhnya AirAsia QZ8510.

Seperti diketahui, Rusia dan Amerika Serikat belakangan bersitegang terkait konflik yang berkobar di Ukraina. Amerika Serikat menjatuhkan sanksi bertubi-tubi terhadap Rusia yang dituduh membantu kelompok separatis di Ukraina dan telah mencaplok Krimea.

Kedua negara mulai panas berseteru setelah Rusia mencaplok Krimea dari Ukraina pada Maret 2014. Sebulan kemudian Presiden Vladimir Putin menyatakan mendukung separatis pro-Rusia di Ukraina.

Juli 2014, kelompok separatis diduga menembak jatuh pesawat Malaysia Airlines MH17, menewaskan 298 orang di dalamnya.

Pemerintahan Barack Obama menjatuhkan sanksi terhadap politisi, bank, perusahaan pertahanan dan energi dari Rusia. Rusia membalas dengan pelarangan impor produk makanan dari AS dan menutup puluhan restoran McDonald's di negara itu.

Para pengamat mengatakan bahwa hubungan AS dan Rusia kali ini adalah yang terburuk sejak Perang Dingin yang berakhir di awal dasawarsa 1990an. Bahkan pengamat mengatakan perseteruan ini akan berlangsung lama dan melelahkan.

Namun dalam pencarian AirAsia, wajah lain dua negara itu mengemuka. Rusia dan AS bekerja bersama di laut Indonesia.

Rusia menurunkan pesawat amfibi Beriev BE-200 dan pesawat transport Il-76 serta sekitar 17 awak penyelam untuk membantu pencarian. Di sisi lain, Amerika Serikat menurunkan Helikopter Sea Hawk dan dua kapal perang yaitu USS Fort Worth dan USS Sampson.

Kedua armada berada di bawah satu komando. Komando pencarian AirAsia dari Indonesia, salah satunya sama-sama beroperasi dalam posisi terbang rendah, di bawah 6.000 feet. Tim Rusia dan Amerika Serikat kompak dalam operasi kali ini. Mereka mengenyampingkan seluruh perseteruan yang terjadi demi urusan kemanusiaan.

Sekali lagi, demi kemanusiaan.

  CNN  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.